Position your website is very important

If you compares the existence of your website to online marketing so you can get position of your company as you imagine your company was located at the very back of another company. Of course this will not get more benefits for you. All you have to do is create a website that displays your company's product or service you get a top position on search engines.

This is because the current reality that almost all people use search engines to find access to a website or some form of information product that is they need. Therefore, if your company could occupy the top position then you can get more visitors. Then you need the help of search engine optimisation company to increase your SEO.

Another possible way is to use marketing techniques that mutually beneficial relationship between you and a few blog owners who are want to placed your product ad. This is the way of pay per click marketing in blog owners will benefit when these ads click by visitors. So also with you as the owner of the company then you will get visitors and allow them interested in a product that you provide. You should be able to provide the best service to every visitor who came. Let’s do the better way for marketing.
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 07.04
thumbnail

Virus HiV AIDS : Bencana Menjadi Berkah



Virus HIV AIDS Menjadi ObatBagi siapapun kata "Virus HIV AIDS" adalah bencana/petaka yang akan berujung pada kesedihan, kehilangan, dan kematian. Kini mari kita buang pikiran-pikiran negatif akan berputar dengan cepatnya di kepala kita.

Pada bulan November 2009, dalam Science Magazine dilaporkan bahwa Terapi Gen menggunakan virus HIV sebagai pengantar gen sukses menyembuhkan penyakit kerusakan otak berbahaya bernama X-linked ALD (X-linked adrenoleukodystrophy). Yup Kini Virus HIV AIDS telah bertobat kembali kejalan yang benar.. hehe

ALD merupakan penyakit keturunan yang diakibatkan kerusakan kromosom X (sehingga penderita penyakit ini sebagian besar adalah laki-laki). Kerusakan ini menyebabkan tidak terbentuknya protein yang terlibat dalam metabolisme asam lemak tertentu sehingga akan terbentuk gumpalan lemak yang merusak lapisan myelin yang melindungi sel saraf. Penderita ALD akan mengalami kehilangan penglihatan, lemah otot, kerusakan otak yang semakin lama semakin parah, kemudian meninggal. Biasanya penderita diterapi dengan translpantasi bone marrow, namun jenis pengobatan ini sangat beresiko, 20-30% pasien akan meninggal atau mengalami komplikasi yang parah. Dan transplantasi ini hanya akan efektif jika donor bone marrow berasal dari saudara kandung. Pengobatan ALD menggunakan terapi gen dengan pengantar gen berupa virus AIDS ini berhasil untuk pertama kalinya!

Patrick Aubourg, seorang peneliti dari French Biomedical Agency, dan University Paris-Descartes bersama peneliti lain di Perancis dan Jerman. Mencoba terapi dengan gen terapi virus AIDS pada dua orang anak berusia 7 tahun yang menderita ALD yang tidak menemukan donor bone marrow yang cocok. Mereka mengambil sel darah dari masing-masing anak dan memasukkan virus HIV yang telah dimodifikasi sehingga tidak berbahaya. Di dalam virus HIV termodifikasi itu dimasukkan gen yang mengekspresikan protein yang memetabolisme lemak. Gen tersebut kemudian akan bersatu dengan DNA dalam darah pasien. Ketika sel darah pasien tersebut diinjeksikan ke dalam tubuh lagi, maka sel-sel tersebut akan menghasilkan protein-protein pemecah asam lemak yang sebelumnya tidak dihasilkan oleh pasien ALD.

Pada awalnya, setelah terapi gen, bagian otak yang menunjukkan kerusakan myelin masih terus memburuk hari ke hari. Hal ini disebabkan sel-sel darah yang dimodifikasi dengan pemasukan virus HIV pembawa gen penyembuh tadi belum bermigrasi ke bagian otak. Namun setelah 14 hingga 16 bulan, otak pasien mulai stabil dan mengalami peningkatan. Salah satu pasien menjalani tes IQ non-verbal, dan pasien yang lain mengalami penurunan indera penglihatan. Namun hasil tes IQ non-verbal dari kedua pasien itu tidak drop secara dramatis sebagaimana pasien ALD yang tidak diterapi.

Berita di atas menunjukkan bahwa ternyata virus HIV yang selama ini kita anggap selalu berbahaya ternyata justru bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan penyakit yang tak kalah mematikan. Para peneliti akan melakukan penelitaian lebih lanjut tentang potensi virus HIV sebagai pengantar gen untuk gen terapi penyakit degeneratif.

Sumber: kaskus id tburglr
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 11.56

Phrase Of Love (Ketika Perjalanan Cinta Di Ungkapan Melalui Judul Lagu)



Membahas yang namanya "Cinta" memang tidak akan ada habisnya. Deg-degan pada pandangan pertama , mengenal jatuh cinta, di hianati , dan putus cinta. Para seniman menumpahkan perasaan dari kisah perjalanan cinta kedalam lagu-lagu mereka.

Seorang kaskuser id Mahasiswapetra mencoba merangkaikan judul lagu2 cinta untuk mengambarkan sebuah perjalanan kisah cinta.. Tertarik??

Phase of Love :

1.When I fall in love :
dari judulnya kita sudah bisa ketahui,ini adalah fase awal kita jatuh cinta,fase di mana kita merasa tidak ada yang tidak indah di dunia ini..tai ayam pun menjadi coklat.

2.The way you look tonight :
saat kita pertama kali menjemput gebetan di rumahnya,setelah berusaha keras dengan mengalahkan calon ayahanda bermain catur 5 ronde

3.Can you feel the love tonight :
saat-saat kita nge date dengan gebetan kita,cinta itu kerasa di mana mana.Love is in the air kan?

4.Tonight I celebrate my love :
Malam yang membuat hati,jantung,kantong (buat persiapan dan segalanya) menjadi dag dig duer.Saat kita menyatakan bahwa kita menyanyangi..dan bertanya..WOULD U BE MY GIRL????

5.I do :
saat si doi,bilang iya ke kita…duh hati rasa nya kayak berbunga bunga..bunga mawar,bunga tulip..yang indah indah dah bunganya…

6.Kiss from a rose :
1 month anniversary,kita bawa 1 tangkai bunga ke rumah pacar,sambil suasana mellow” bilang..i want u to be mine now and forever.

7.More than words :
saat lagi mesra”an si doi Tanya ke kita.sayang seberapa besar sih kamu cinta ke aku?

8.This is I promise you :
saat kita menjajikan bahwa kita akan saling setia satu sama lain dan tidak akan meninggalkannya (terkadang kemunafikan kita lah yang membunuh kita,janji janji yang tak bisa di tepati akan semakin melukai perasaan kita di kemudian hari)


9.Have I told u lately? :
ini sudah mulai waktu waktu kita ada masalah,setiap hari ada aja masalah..dari masalah yang kecil kecil bisa berubah jadi besar..have I told u lately that I love u girl?

10.I don’t want to talk about it :
saat kita berdebat akan masalah kita ,dan kita tidak mau membahasnya karena berakibat pertengkaran yang lebih buruk lagi.

11.Better that we break :
saat kita berpikir bahwa kita harus mengakhiri hubungan kita,tapi hati ini tak rela untuk meninggalkannya

12.Power of love :
kekuatan cinta emang bener bener hebat,bisa membuat kita bertahan dari semua halangan dan cobaan yang menerpa kita.meskipun kita telah di sakiti,kekuatan cinta mengalahkan segalanya.

13.Time to say goodbye :
pada akhirnya,salah satu dari kita harus mengambil keputusan.keputusan yang teramat menyakitkan.



14.Always on my mind :
Meskipun kita udah putus,tapi bayang bayang dirinya masih selalu berada di hati ku.

15.Out of reach :
saat kita kerasa kalo mantan kita itu sudah di luar jangkauan kita,semua hal dan usaha yang kita lakukan seperti percuma.

16.Heaven knows :
kita hanya bisa berharap bahwa orang yang kita cintai dengan sepenuh hati ini bisa kembali ke pelukan kita,tak peduli waktu,jarak maupun kendala apa pun.

17.Best I ever had :
Poin di mana kita merasa kalau dia sudah tidak akan pernah kembali kepada kita.

18.Dont love u no more :
Saat kita harus memacu diri kita sendiri buat trus maju,jangan mau stuck di satu tempat..show must go on!!!


Nah..berdasarkan posisi lagu-lagu di atas berada di posisi manakah kisah cinta anda sekarang??
Oh ya.. Ada yang berniat membuat Prase of live berdasarkan lagu indonesia?? seniman indonesia jago loh buat lagu-lagu cinta.. beritahu saya ya.. agar dapat di post kan di sini., :D

Sumber kaskus id Mahasiswapetra
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 11.54

Teriakan Bapak Proklamator Kita



Ir. Soekarno (lahir 6 Juni 1901; wafat 21 Juni 1970), Presiden pertama Republik Indonesia, menjabat periode 1945 - 1966. Memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 bersama Mohammad Hatta.

Beberapa kutipan dari Bapak Proklamator kita :

"Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit."

"Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia."
Dikutip dari Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia karya Cindy Adams


"Bunga mawar tidak mempropagandakan harum semerbaknya, dengan sendirinya harum semerbaknya itu tersebar di sekelilingnya."

Diucapkan ketika menyematkan bintang sakti kepada dua orang perwira, yaitu Mayor Benny Moerdani dari RPKAD dan Mayor Untung bin Sjamsuri dari Banteng Raiders

“we have only scratched the surface ”

Kutipan Pidato Bung Karno di Semarang, 29 Juli 1956

"Negeri kita kaya, kaya, kaya-raya, Saudara-saudara. Berjiwa besarlah, berimagination. Gali ! Bekerja! Gali! Bekerja! Kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia".

Kutipan Pidato Bung Karno di Semarang, 29 Juli 1956

"Dan agar yang tidak murni terbakar mati!"

Pidato tertulis PJM Presiden Sukarno pada Konferensi Besar GMNI di Kaliurang Jogjakarta, 17 Februari 1959.Terbangkelangit 08:12, 16 Februari 2008 (UTC)

Sejarah

"Massa adalah penentu sejarah, “the makers of history!"

Kutipan Pidato Bung Karno di Semarang, 29 Juli 1956

"Jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah."

Salah satu judul pidato beliau. Disingkat menjadi JASMERAH

"Ini dadaku, mana dadamu? Kalau Malaysia mau konfrontasi ekonomi, Kita hadapi dengan konfrontasi ekonomi. Kalau Malaysia mau konfrontasi politik, Kita hadapi dengan konfrontasi politik. Kalau Malaysia mau konfrontasi militer, Kita hadapi dengan konfrontasi militer"

MARHAENISME

"Dan siapakah yang saya namakan kaum Marhaen itu?
Yang saya namakan Marhaen adalah setiap rakyat Indonesia yang melarat atau lebih tepat: yang telah dimelaratkan oleh setiap kapitalisme, imprealisme dan kolonialisme."

"Kaum Marhaen ini terdiri dari tiga unsur:
Pertama : Unsur kaum proletar Indonesia (buruh) Kedua : Unsur kaum tani melarat Indonesia, dan Ketiga : kaum melarat Indonesia yang lain-lain"

"Dan siapakah yang saya maksud dengan kaum Marhaenis?"
Kaum Marhaenis adalah setiap pejuang dan setiap patriot Bangsa. Yang mengorganisir berjuta-juta kaum Marhaen itu, dan Yang bersama-sama dengan tenaga massa Marhaen itu hendak menumbangkan sistem kapitalisme, imprealisme, kolonialisme, dan
Yang bersama-sama dengan massa Marhaen itu membanting tulang untuk membangun Negara dan masyarakat, yang kuat, bahagia sentosa, adil dan makmur.

Pidato tertulis PJM Presiden Sukarno pada Konferensi Besar GMNI di Kaliurang Jogjakarta, 17 Februari 1959

Kemerdekaan


Sumber : Soekarno Pidato di BPUPKI , 1 juni 1945

"Adakah Lenin ketika dia mendirikan negara Soviet Rusia merdeka telah mempunyai Dnepprprostoff, dan yang maha besar di sungai Dneppr? Apa ia telah mempunyai radio station yang menyundul ke angkasa? Apa ia telah mempunyai kereta-kereta api cukup untuk meliputi seluruh negara Rusia? Apakah tiap-tiap orang Rusia pada waktu Lenin mendirikan Soviet-Rusia merdeka telah dapat membaca dan menulis? Tidak, Tuan-tuan yang terhormat!"

"Manakala sesuatu bangsa telah sanggup mempertahankan negerinya dengan darahnya sendiri, dengan dagingnya sendiri, pada saat itu bangsa itu telah masak untuk kemerdekaan. Kalau bangsa kita, Indonesia, walaupun dengan bambu runcing, Saudara-saudara, semua siap sedia mati mempertahankan tanah air kita Indonesia, pada saat itu bangsa Indonesia adalah siap sedia, masak untuk merdeka"

"Jika tiap-tiap orang Indonesia yang 70 milyun ini lebih dahulu harus merdeka di dalam hatinya, sebelum kita mencapai political independence, saya ulangi lagi, sampai lebur kiamat kita belum dapat Indonesia merdeka! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan rakyat kita! Di dalam Indonesia merdeka itulah kita memerdekakan hatinya bangsa kita! Di dalam Saudi Arabia merdeka, Ibn Saud memerdekakan rakyat Arabia satu per satu. Di dalam Soviet-Rusia merdeka Stalin memerdekakan hati bangsa Soviet-Rusia satu per satu."

Di seberang jembatan, jembatan emas inilah, baru kita leluasa menyusun masyarakat Indonesia merdeka yang gagah, kuat, sehat, kekal dan abadi.

Tidak peduli rakyat dapat baca atau tidak, tidak peduli rakyat hebat ekonominya atau tidak, tidak peduli rakyat bodoh atau pintar, asal menurut hukum internasional mempunyai syarat-syarat suatu negara merdeka, yaitu ada rakyatnya, ada buminya dan ada pemerintahannya, sudahlah ia merdeka.

Apakah kita mau Indonesia merdeka yang kaum kapitalisnya merajalela, ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua orang cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang pangan kepadanya?

Kemerdekaan hanyalah diperdapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad 'Merdeka, merdeka atau mati'!

Negara
Saudara-saudara yang bernama kaum kebangsaan yang di sini, maupun Saudara-saudara yang dinamakan kaum Islam, semuanya telah mufakat, bahwa bukan negara yang demikian itulah kita punya tujuan. kita hendak mendirikan suatu Negara 'semua buat semua'. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan, maupun golongan yang kaya, tetapi 'semua buat semua'.

Kita mendirikan negara Indonesia, yang kita semua harus mendukungnya. Semua buat semua! Bukan Kristen buat Indonesia, bukan golongan Islam buat Indonesia, bukan Hadikoesoemo buat Indonesia, bukan Van Eck buat Indonesia, bukan Nitisemito yang kaya buat Indonesia, tetapi Indonesia buat Indonesia, semua buat semua!

KEBANGSAAN/NASIONALISME
Kebangsaan Indonesia yang bulat! Bukan kebangsaan Jawa, bukan kebangsaan Sumatra, bukan kebangsaan Borneo, Sulawesi, Bali atau lain-lain, tetapi kebangsaan Indonesia, yang bersama-sama menjadi dasar satu nationale staat.

Internationalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak berakar di dalam buminya nasionalisme. Nasionalisme tidak dapat hidup subur, kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme.

KESEJAHTERAAN
Kalau kita mencari demokrasi hendaknya bukan demokrasi barat, tetapi permusyawaratan yang memberi hdup, yakni politik economische democratie yang mampu mendatangkan kesejahteraan sosial! Rakyat Indonesia sudah lama bicara tentang hal ini. Apakah yang dimaksud dengan Ratu Adil? Yang dimaksud dengan faham Ratu Adil ialah social rechtvaardigheid. Rakyat ingin sejahtera. Rakyat yang tadinya merasa dirinya kurang makan kurang pakaian, menciptakan dunia baru yang di dalmnya ada keadilan, di bawah pimpinan Ratu-Adil.

MONARKI
Jikalau pada suatu hari Ki Bagoes Hadikoesoemo misalnya, menjadi Kepala Negara Indonesia, dan mangkat, meninggal dunia, jangan anaknya Ki Hadikoesoemo dengan sendirinya, dengan otomatis menjadi pengganti Ki Hadikoesoemo. Maka oleh karena itu saya tidak mufakat kepada prinsip monarki itu.


GOTONG-ROYONG
Kekeluargaan adalah suatu faham yang statis, tetapi gotong-royong menggambarkan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, yang dinamakan anggota terhormat Soekardjo satu karyo, satu gawe.

Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-membantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Ho-lopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama!

Sumber : WikiQuote

Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 11.41

Berbadan Kecil Menjadi Juara Panco Dunia

Juara PancoAdalah Joby Matius pemuda dari India ini memiliki prinsip ” dari pada meratapi apa yang dia tidak miliki, lebih baik memaksimalkan apa yang telah ia miliki” suatu prinsip yang menggugah hati kita dimana kita diberikan oleh Tuhan kelengkapan badan yang sempurna namun masih sering mencari seribu alasan untuk tidak melakukan sesuatu karena mungkin malas dan berbagai alasan lainnya untuk bangkit menjadikan hidup kita lebih baik dan bermutu.

Sang juara ' Matius ' tidak pernah merasa rendah untuk berhadapan dengan mereka yang lebih darinya

Matius yang memiliki tinggi badang hanya sekitar 1 meter ini memang menderita kelainan pada kakinya yang disebut dengan Fimoral Proksimal Focal Deficiency (PFFD) sehingga panjang kakinya abnormal dan teramat pendek, seperti dikutip ruanghati.com dari mail online, Matius berhasil menyandang gelar juara panco (adu kekuatan tangan) kelas dunia dan mengalahkan lawan-lawannya yang memiliki tubuh normal, sungguh suatu prestasi yang mengharukan sekaligus menggugah hati kita yang lebih sempurna untuk lebih giat dalam berusaha.

Joby Matius Juara Panco

badan kecil menjadi juara panco

Sumber: kaskus id bangbangbang
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 21.45

Untuk Kreatif Butuh Pengorbanan

Banyak orang mengira, jiwa kreatif itu terlahir dari alam. Artinya, seseorang itu menjadi kreatif atau tidak sudah ditetapkan sejak dalam kandungan. Benarkah begitu? Sebagaimana orang punya bakat menyanyi lalu jadi penyanyi atau orang yang sudah berbakat melukis lalu ia jadi pelukis?

Kenyataannya, kreativitas, profesi, dan juga bakat tidaklah bisa dipandang secara absolut. Semua orang sejak ia di dalam kandungan sudah memiliki berbagai potensi. Lagi-lagi, lingkungan, orang-orang terdekat, dan momentum mengambil alih pemicu untuk tumbuh dan mekarnya beragam potensi itu. Berbicara tentang kreativitas, maka saya menyimpulkan, itu pun sudah dimiliki oleh manusia sejak lahir, siapapun orang tuanya. Namun membuat daya kreatif mereka terasah dan bersinar cemerlang membutuhkan sentuhan pengorbanan orang tuanya.

Mengapa saya sebut sebagai pengorbanan? Ya, karena orang tua harus mengalihkan sudut pandang dirinya pada sudut pandang anak-anaknya, berempati dengan pemikiran-pemikiran polos mereka, dan memberi mereka kesempatan untuk menyentuh wilayah-wilayah kehidupan yang lebih luas. Bukan hanya memberi mereka balok kayu berwarna-warni, puzzle beraneka motif, sepeda roda tiga yang mewah, atau aneka mainan khusus anak-anak yang bertebaran di toko; anak-anak juga membutuhkan ijin dari orang tuanya untuk mengucek adonan terigu, mengupas kulit wortel, memeras jeruk, membuat kegiatan sendiri dari dinginnya air yang dituang ke dalam wadah beraneka bentuk, dilengkapi potongan pipa bekas, sedotan jus, dan benda-benda lain yang yada di rumah.

Jika kita bertanya pada mereka apakah itu, jawabannya mungkin sangat mengejutkan: "Ini adalah pompa air Mama. Ini pipanya dan ini pompanya. Pipa ini ditahan oleh dua buah gelas supaya tidak jatuh. Tadi waktu Ade coba dengan satu gelas, pipanya jatuh Mama".

Eksperimen mereka kadang-kadang sangat cermat, dan mereka menemukan prinsip-prinsip kerja sebuah benda lewat kegiatan tidak terstruktur semacam itu. Pastinya, satu hal yang mereka butuhkan untuk melakukan semuanya, yaitu pengorbanan orang tua untuk melihat celana mereka basah, lantai di halaman depan berantakan, dan jejak-jejak kaki kecil mereka yang basah bercampur debu tak terelakkan harus membekas di ruangan tamu atau dapur kita yang bersih.

Saya bisa merasakan, bagaimana susahnya merelakan anak-anak bermain dengan cara mereka sendiri dengan bahan-bahan bermain hasil imajinasi mereka sendiri, yang sebenarnya sangat mudah dan murah. Masalahnya, kita tidak rela mengijinkan mereka menyentuhnya karena kita tak mau repot dan tak mau melihat ruangan berantakan. Tapi, setelah sekian lama saya memperhatikan perkembangan mereka, cara mereka berpikir, dan antusiasme mereka yang luar biasa saat mereka bermain dengan cara itu, saya sadar, sesungguhnya anak-anak sudah belajar banyak justru lewat kegiatan yang tak terbukukan, tidak terjadwalkan, dan tidak terkurikulumkan secara hitam putih.

Kreativitas tumbuh dari banyak mencoba dan rasa aman serta merdeka dari larangan yang berlebihan. Saya kira itulah pengorbanan terbesar buat orang tua manapun, untuk membuat anak-anak mereka mampu berpikir dan bertindak kreatif dalam menyelesaikan masalah kehidupan.

Sumber: Pendidikan Rumah


Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 09.41
thumbnail

Pembelajaran Agama Dengan Metode Contextual Teaching and Learning

Sering kali para guru agama mengeluhkan kurangnya jam agama dalam menyelesaikan materi kurikulum yang ditentukan. Yang terjadi kemudian adalah pembelajaran agama berusaha untuk menyuguhkan materi pembelajaran agar tuntas materinya sehingga tampak suguhan kognitif jauh lebih banyak mewarnai KBM agama. Mereka kemudian menginginkan penambahan jam pembelajaran agar lebih leluasa menyampaikan materi.

Sebenarnya seberapa banyak pun jam pembelajaran agama ditambah tidak akan menyelesaikan persoalan yang ada jika tidak dilakukan revitalisasi pembelajaran agama. Pembelajaran agama memerlukan suatu terobosan pendekatan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang mempu menumbuhkan kebermaknaan dan menyenangkan. Bukan yang selama ini dilekatkan atribut pada pembelajaran agama : menjenuhkan dan tidak inovatif.

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa seorang pembelajara, peserta didik, akan mau dan mampu menyerap materi pelajaran jika mereka dapat menangkap makna dari pelajaran tersebut. Dalam buku Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna karya Elaine B. Jhonson yang diterjemahkan oleh Ibnu Setiawan, disebutkan bahwa CTL adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu sistem pelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademik dengan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa. (2006: 58)

Para guru agama perlu memahami filosofi CTL ini dan menerapkannya dalam KBM di kelas agar agama tidak menjadi pelajaran menghafal dan dogmatis tanpa bersentuhan dengan konteks kehidupan siswa dan kebermaknaannya. Dalam pelajaran agama, anak memperoleh pengetahuan bahwa Allah SWT mewajibkan hamba-hamba-Nya untuk menjadikan kehidupannya sebagai ibadah kepada Allah SWT. Inilah tujuan penciptaan kehadiran manusia di dunia. Apakah tujuan ini dimaknai secara benar oleh siswa? Atau sekadar menghafal ayat bahwa hal itu ditemui dalam Al Quran Surat Adzariyat : 56?.

Para guru agama dalam penerapan CTL diharuskan menghadirkan konteks pembelajaran, bukan sekadar isi pelajaran. Isi pelajaran merupakan sesuatu yang akan diperlajari berupa pengetahuan yang hampir tanpa batas dan semua guru agama mengetahui akan hal ini. Isi agar bermakna harus dipelajari dalam konteks. Adapun konteks dalam pemahaman CTL meliputi :
1. Lingkungan yaitu dunia luar yang dikomunikasikan melalui pancaindera
2. Kejadian-kejadian atau peristiwa yang terjadi di suatu tempat dan waktu
3. Asumsi-asumsi bawah sadar yang diserap selama siswa tumbuh, dari keyakinan yang dipegang kuat siswa yang diperoleh melalui nilai-nilai yang diterimanya

Pembelajaran isi agama agar relevan hendaknya memperhatikan keselarasan konteksnya. Ketika guru menyampaikan materi tentang beriman kepada Allah SWT, guru hendaknya mengajak siswa pada peristiwa kehidupan yang dapat diungkap oleh siswa, kejadian-kejadian yang menimpa manusia yang tidak beriman, dan kesadaran terhadap firman Allah yang ditulis dalam kitab suci-Nya. Jadi, guru tidak secara dogmatis menyampaikan ayat-ayat yang memerintahkan untuk beriman kepada Allah SWT. Adanya kesadaran setiap siswa untuk selalu beriman kepada Allah SWT hendaknya muncul dari siswa melalui serangkaian pengalaman belajarnya di kelas atau di luar kelas. Dengan begitu Insya Allah akan muncul kesadaran bahwa Allah mengawasinya, Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap perbuatannya, dan seterusnya.

Agar guru selalu memelihara KBM-nya dalam genggaman CTL, guru perlu memastikan 8 prinsip CTL hadir dalam setiap KBM-nya, sebagaimana diungkap Elaine (2006: 65-66):
1. membuat ketrkaitan-keterkaitan yang bermakna
2. melakukan pekerjaan yang berarti
3. melakukan pembelajaran yang diatur sendiri
4. bekerja sama
5. berpikir kritis dan kreatif
6. membantu individu untuk tumbuh dan berkembang
7. mencapai standar yang tinggi
8. menggunakan penilaian yang autentik

Jika hal tersebut dilakukan, pembelajaran akan menjadi mengalir dan bermakna. Nilai-nilai agama akan menjadi kebutuhan bukan kewajiban atau pemaksaan.

Dalam hal penyiasatan materi yang sedemikian banyak dengan jatah waktu yang 2 jam sepekan, guru dapat secara kreatif memanfaatkan sarana-sarana kegiatan sekolah termasuk kegiatan mata pelajaran lainnya sebagaimana terlihat dalam tabel 1. Dalam tabel 1 ditampilkan satu

contoh kompetensi dasar mata ajar agama kelas X jenjang SMA sebagai berikut :


Contoh Pengaitan Pelajaran Agama dengan Kegiatan Lain
Salah satu hal penting pula yang dapat dimanfaatkan guru sebagai bentuk penerapan nilai-nilai pembelajaran agama yang dapat membentuk watak siswa adalah penggunaan wadah organisasi kerohanian yang ada di sekolah seperti rohani Islam. Penggunaan bukan sekadar konvensional yang selama ini berjalan yakni ada kegiatan keagamaan dalam bentuk syiar-syiar semata. Yang diperlukan adalah adanya pemikiran untuk selalu mengaktifkan kegiatan secara rutin pembinaan akhlak dan ibadah siswa baik atas nama kerohanian di sekolah maupun sekolah itu sendiri. Ini adalah penerapan CTL yakni siswa dilibatkan dalam agen perubah baik untuk dirinya maupun untuk kawan-kawannya.

Guru agama melakukan pengontrolan terhadap pencapaian aktivitas pembinaan secara rutin tersebut karena Allah SWT tidak akan mengubah suatu kaum, jika kaum tersebut tidak mau mengubah diri mereka sendiri. Pengontrolan untuk mengecek sejauhmana kompetensi dasar pendidikan agama tercapai dan sejauh mana watak peserta didik mengalami perbaikan atau kemajuan.

Ikhtiar
Sekali lagi, tanggung jawab pembentukan watak bukan semata urusan pembelajaran agama di sekolah. Ia merupakan tanggung jawab bersama. Guru agama dapat menjadi motor penggeraknya. Sekolah menjadi laboratorium persemaian tumbuhnya watak secara egaliter, dan siswa sebagai pelakunya. Semua digerakkan secara bermakna dan mengasyikkan. Semua aktivitas tersebut merupakan bentuk ikhtiar bersama. Semoga dengan begitu, pembelajaran agama tampil sebagai pembelajaran yang mampu berkontribusi kuat dalam melahirkan peserta didik yang berwatak sesuai dengan amanah UU SPN.

Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 09.14

The Best Automotive News | Ncaacalendar.com

The Best Automotive News | Ncaacalendar.com

Akhirnya beralih haluan juga ke yang berbayar nih websitenya. The Best Automotive News adalah situs pertama gue untuk serius menghasilkan dolar dari internet... setelah Cukup kecewa setelah mengetahui kalo blogspot susah untuk menghasilkan dolar terlebih lagi apalagi untuk blog berbahasa indonesia. ( Yang gratisan emank lebih susah mencari dolar)

Buat yang ingin menjadi blogger matre dan emank niatnya kerja keras di dunia maya ini, gue saranin langsung mencoba mengunakan domain berbayar (TLD) dan webhosting berbayar.. Gue sendiri sudah cukup kehilangan waktu hanya karena tidak mau keluar modal (pingin nya cuman gratisan) tapi bisa menghasilkan banyak dolar..  Nih gue lagi nunggu website pertama gue di indeks ama OM Google.. doain ya!! :-v

Ncaacalendar.com is number one automotive news in the word 
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 10.57

Karakter Seseorang Dari Cara "Mengupil"

Orang yang taat beragama,
Berdoa dulu sebelum ngupil.

Orang yang tidak berpendidikan,
Menggunakan jari orang lain untuk ngupil.

Orang yang suka ganti suasana,
Selalu menggunakan jari yang berbeda tiap kali ngupil.

Orang yang menganggap waktu adalah uang,
Kalo ngupil, 2 lobang sekaligus (Sekali mendayung, 2 pulau terlampaui).

Orang yang perfeksionis,
Kalo mau ngupil ia mencuci tangannya sampai bersih.
Setelah ngupil, tangannya dicuci lagi, dan hidungnya dikompres dengan alkohol, untuk mencegah terjadinya infeksi karena saat ngupil, bisa saja jari tangan melukai hidung.

Orang yang berlibido tinggi,
Saat ngupil, jarinya di masukkan dan dikeluarkan dan dimasukkan dan dikeluarkan dan di masukkan dan dikeluarkan dan di masukkan dan dikeluarkan dan di masukkan dan dikeluarkan dan di masukkan dan dikeluarkan dan dimasukkan dan dikeluarkan sampai keluar lendir.

Orang yang tidak berpendidikan tapi punya sopan santun,
Menggunakan jari orang lain untuk ngupil, dan mengucapkan terima kasih setelah selesai.

Orang yang inovatif,
Menggunakan jari kaki untuk ngupilOrang berjiwa samurai,Saat ngupil, jari dimasukkan ke hidung, ditarik ke atas, diturunkan kebawah,tarik ke kiri kemudian tarik ke kanan.

Orang yang suka petualangan,
Selalu mencoba untuk meraih celah yang tak pernah diraih tiap kali ngupil.

Orang yang mempunyai time-management yang tinggi,
Ada jadwal tuk ngupil per minggu, dan selang waktu untuk ngupil tiap kali ngupil.

Orang yang bagaikan punguk merindukan bulan,
Mencoba untuk melompat lompat, dan mengharapkan upilnya akan turun dengan sendirinya.

Orang yang punya kecenderungan "Psychopath",
Hanya akan berhenti ngupil setelah hidungnya berdarah.

Orang yang nggak tahan digelitik,
Sambil ngupil, sambil tertawa.

Orang yang mengikuti perkembangan teknologi,
Ngupil dengan memakai antenna handphone.

Orang yang nggak mau menghabiskan waktu untuk melakukan hal sia-sia,
Membuka lebar hidungnya dan menyuruh orang lain untuk mengintip apakah ada upil di dalam, karena nggak mau sia-sia masukin jari ke hidung tapi ternyata nggak ada upil.

Orang yang berjiwa oriental,
Menggunakan sumpit untuk ngupil.

Orang yang pilih kasih,
Hanya ngupil lobang hidung sebelah kiri, sedangkan yang kanan dibiarkan begitu saja.

Orang yang adil,
arif dan bijaksana,Kalo upil dari lobang hidung sebelah kiri lebih banyak dibanding upil dari hidung sebelah kanan, maka dia akan masukkan sedikit upil dari lobang hidung sebelah kiri kedalam lobang hidung sebelah kanan, baru mulai ngupil lagi.

Orang yang plin plan,
alias baru makan buah simalakama,Ngupil salah, nggak ngupil salah, ngupil salah, nggak ngupil salah, ya udah... ngupil aja deh!

Orang yang latah,
Saat kuku tangan tanpa sengaja melukai hidung, maka dia akan berteriak "EH MAMA KU UPIL EH UPIL KU MAMA"

Orang yang pelupa,
Saat jari tangan sudah di dalam hidung, sesaat dia lupa apa yang ingin dia lakukan dengan memasukkan jari ke hidung.

Orang yang ceroboh,
Orang yang setelah selesai ngupil lobang hidung sebelah kiri, kemudian lupa untuk ngupil lobang hidung sebelah kanan.

Orang yang punya kecenderungan "Copy Cat",
Setelah ngupil, dia akan berkata; "Ngupil? Siapa takut..."
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 23.34

Self-Disclosure (Pengungkapan Diri)

Dalam suatu interaksi antara individu dengan orang lain, apakah orang lain akan menerima atau menolak, bagaimana mereka ingin orang lain mengetahui tentang mereka akan ditentukan oleh bagaimana individu dalam mengungkapkan dirinya. Pengungkapan diri (self-disclosure) adalah proses menghadirkan diri yang diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain (Wrightsman, 1987).

Menurut Morton (dalam Sears, dkk., 1989) pengungkapan diri merupakan kegiatan membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi di dalam pengungkapan diri ini bersifat deskriptif atau evaluatif. Deskniptif artinya individu melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin belum diketahui oleh pendengar seperti, jenis pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan evaluatif artinya individu mengemukakan pendapat atau perasaan pribadinya seperti tipe orang yang disukai atau hal-hal yang tidak disukai atau dibenci.

Pengungkapan diri ini dapat berupa berbagai topik seperti informasi perilaku, sikap, perasaan, keinginan, motivasi dan ide yang sesuai dan terdapat di dalam diri orang yang bersangkutan. Kedalaman dan pengungkapan diri seseorang tergantung pada situasi dan orang yang diajak untuk berinteraksi. Jika orang yang berinteraksi dengan menyenangkan dan membuat merasa aman serta dapat membangkitkan semangat maka kemungkinan bagi idividu untuk lebih membuka diri amatlah besar. Sebaliknya pada beberapa orang tertentu yang dapat saja menutup diri karena merasa kurang percaya (Devito, 1992).

Dalam proses pengungkapan diri nampaknya individu-individu yang terlibat memiliki kecenderungan mengikuti norma resiprok (timbal balik). Bila seseorang menceritakan sesuatu yang bersifat pribadi, maka akan cenderung memberikan reaksi yang sepadan. Pada umumnya mengharapkan orang lain memperlakukan sama seperti memperlakukan mereka (Raven & Rubin, 1983).

“Seseorang yang mengungkapkan informasi pribadi yang lebih akrab daripada yang kita lakukan akan membuat kita merasa terancam dan kita akan lebih senang mengakhiri hubungan semacam ini. Bila sebaliknya kita yang mengungkapkan diri terlalu akrab dibandingkan orang lain, kita akan merasa bodoh dan tidak aman” (Sears, dkk., 1988).

Kebudayaan juga memiliki pengaruh dalam pengungkapan diri seseorang. Tiap-tiap bangsa dengan corak budaya masing-masing memberikan batas tertentu sampai sejauh mana individu pantas atau tidak pantas mengungkapkan diri. Kurt Lewin (dalam Raven & Rubin, 1983) dari hasil peneitiannya menemukan bahwa orang-orang Amerika nampaknya lebih mudah terbuka daripada orang-orang Jerman, tetapi keterbukaan ini hanya terbatas pada hal-hal permukaan saja dan sangat enggan untuk membuka rahasia yang menyangkut pribadi mereka. Di lain pihak, orang Jerman pada awalnya lebih sulit untuk mengungkapkan diri meskipun untuk hal-hal yang bersifat permukaan, namun jika sudah menaruh kepercayaan, maka mereka tidak enggan untuk membuka rahasia pribadi mereka yang paling dalam.

Tingkatan-tingkatan pengungkapan diri
Dalam proses hubungan interpersonal terdapat tingkatan-tingkatan yang berbeda dalam pengungkapan diri. Menurut Powell (dalam Supratikna, 1995) tingkatan-tingkatan pengungkapan diri dalam komunikasi yaitu:

a. Basa-basi merupakan taraf pengungkapan diri yang paling lemah atau dangkal, walaupun terdapat keterbukaan diantara individu, terapi tidak terjadi hubungan antar pribadi. Masing-masing individu berkomuniikasi basa-basi sekedar kesopanan.

b. Membicarakan orang lain yang diungkapkan dalam komunikasi hanyalah tentang orang lain atau hal-hal yang diluar dirinya. Walaupun pada tingkat ini isi komunikasi lebih mendalam tetapi pada tingkat ini individu tidak mengungkapkan diri.

c. Menyatakan gagasan atau pendapat sudah mulai dijalin hubungan yang erat. Individu mulai mengungkapkan dirinya kepada individu lain.

d. Perasaan: setiap individu dapat memiliki gagasan atau pendapat yang sama tetapi perasaan atau emosi yang menyertai gagasan atau pendapat setiap individu dapat berbeda-beda. Setiap hubungan yang menginginkan pertemuan antar pribadi yang sungguh-sungguh, haruslah didasarkan atas hubungan yang jujur, terbuka dan menyarankan perasaan-perasaan yang mendalam.

e. Hubungan puncak: pengungkapan diri telah dilakukan secara mendalam, individu yang menjalin hubungan antar pribadi dapat menghayati perasaan yang dialami individu lainnya. Segala persahabatan yang mendalam dan sejati haruslah berdasarkan pada pengungkapan diri dan kejujuran yang mutlak.

Sementara Alman dan Taylor mengemukakan suatu model perkembangan hubungan dengan pengungkapan diri sebagai media utamanya. Proses untuk mencapai keakraban hubungan antar pribadi disebut dengan istilah penetrasi sosial . Penetrasi sosial ini terjadi dalam dua dimensi utama yaitu keluasan dan kedalaman. Dimensi keluasan yaitu dimana seseorang dapat berkomunikasi dengan siapa saja baik orang asing atau dengan teman dekat. Sedangkan dimensi kedalaman dimana seseorang berkomunikasi dengan orang dekat, yang diawali dan perkembangan hubungan yang dangkal sampai hubungan yang sangat akrab, atau mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi tentang dirinya. Pada umumnya ketika berhubungan dengan orang asing pengungkapan diri sedikit mendalam dan rentang sempit (topik pembicaraan sedikit). Sedangkan perkenalan biasa, pengungkapan diri lebih mendalam dan rentang lebih luas. Sementara hubungan dengan teman dekat ditandai adanya pengungkapan diri yang mendalam dan rentangnya terluas (topik pembicaraan semakin banyak) (Sears, dkk. , 1999).

Fungsi pengungkapan diri.
Menurut Derlega dan Grzelak (dalam Sears, dkk., 1988) ada lima fungsi pengungkapan diri, yaitu :

a. Ekspresi (expression)
Dalam kehidupan ini kadang-kadang manusia mengalami suatu kekecewaan atau kekesalan, baik itu yang menyangkut pekerjaan ataupun yang lainnya. Untuk membuang semua kekesalan ini biasanya akan merasa senang bila bercerita pada seorang teman yang sudah dipercaya. Dengan pengungkapan diri semacam ini manusia mendapat kesempatan untuk mengekspresikan perasaan kita.

b. Penjernihan diri (self-clarification)
Dengan saling berbagi rasa serta menceritakan perasaan dan masalah yang sedang dihadapi kepada orang lain, manusia berharap agar dapat memperoleh penjelasan dan pemahaman orang lain akan masalah yang dihadapi sehingga pikiran akan menjadi lebih jernih dan dapat melihat duduk persoalannya dengan lebih baik.

c. Keabsahan sosial (sosial validation)
Setelah selesai membicarakan masalah yang sedang dihadapi, biasanya pendengar akan memberikan tanggapan mengenai permasalahan tersebut Sehingga dengan demikian, akan mendapatkan suatu informasi yang bermanfaat tentang kebenaran akan pandangan kita. Kita dapat memperoleh dukungan atau sebaliknya.

d. Kendali sosial (social control)
Seseorang dapat mengemukakan atau menyembunyikan informasi tentang keadaan dirinya yang dimaksudkan untuk mengadakan kontrol sosial, misalnya orang akan mengatakan sesuatu yang dapat menimbulkan kesan baik tentang dirinya.

e. Perkembangan hubungan (relationship development).
Saling berbagi rasa dan informasi tentang diri kita kepada orang lain serta saling mempercayai merupakan saran yang paling penting dalam usaha merintis suatu hubungan sehingga akan semakin meningkatkan derajat keakraban.

Pedoman dalam Pengungkapan Diri
Pengungkapan diri kadang-kadang menimbulkan bahaya, seperti resiko adanya penolakan atau dicemooh orang lain, bahkan dapat menimbulkan kerugian material. Untuk itu, kita harus mempelajari secara cermat konsekuensi-konsekuensinya sebelum memutuskan untuk melakukan pengungkapan diri. Menurut Devito (1992) hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengungkapan diri adalah sebagai berikut:

a. Motivasi melakukan pengungkapan diri
Pengungkapan diri haruslah didorong oleh rasa berkepentingan terhadap hubungan dengan orang lain dan diri sendiri. Sebab pengungkapan diri tidak hanya bersangkutan dengan diri kita saja tetapi juga bersangkutan dengan orang lain. Kadang-kadang keterbukaan yang kita ungkapkan dapat saja melukai perasaan orang lain.

b. Kesesuaian dalam pengungkapan diri.
Dalam melakukan pengungkapan diri haruslah disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Pengungkapan diri haruslah dilakukan pada waktu dan tempat yang tepat. Misalnya bila kita ingin mengungkapkan sesuatu pada orang lain maka kita haruslah bisa melihat apakah waktu dan tempatnya sudah tepat.

c. Timbal balik dan orang lain.
Selama melakukan pengungkapan diri, berikan lawan bicara kesempatan untuk melakukan pengungkapan dirinya sendiri. Jika lawan bicara kita tidak melakukan pengungkapan diri juga, maka ada kemungkinan bahwa orang, tersebut tidak menyukai keterbukaan yang kita lakukan.

Sumber: www.edwias.com

Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 11.23

Gaya Presentasi diri Self-Monitoring (Pemantauan Diri)

Setiap orang akan berbeda dalam cara mempresentasikan diri mereka. Beberapa orang lebih menyadari tentang kesan publik mereka, beberapa orang mungkin lebih menggunakan persentasi diri yang straregik, sementara yang lain lebih menyukai pembenaran diri (verifikasi diri). Menurut Mark Snyder (1987), perbedaan ini berkaitan dengan suatu ciri sifat kepribadian yang disebut dengan self-monitoring yaitu kecenderungan mengatur perilaku untuk menyesuaikan dengan tuntutan-tuntutaan situasi sosial. Dengan demikian, self-monitoring adalah kecenderungan untuk merubah perilaku dalam merespon terhadap presentasi diri yang dipusatkan pada situasi (Brehm & Kassin, 1993). Atau menurut Worchel, dkk. (2000), self-monitoring adalah menyesuaikan perilaku terhadap norma-norma situasional dan harapan-harapan dari orang lain. Sementara Brigham (1991) menyatakan self-monitoring merupakan proses dimana individu mengadakan pemantauan (memonitor) terhadap pengelolaan kesan yang telah dilakukannya.

Individu yang memiliki se!f-monitoring yang tinggi (high self-monitors) menitikberatkan pada apa yang layak secara sosial dan menaruh perhatian pada bagaimana orang berperilaku dalam setting sosial. Mereka menggunakan informasi ini sebagai pedoman tingkah laku mereka. Perilaku mereka lebih ditentukan oleh kecocokan dengan situasi daripada sikap dan perasaan mereka yang sebenarnya. Mereka cakap dalam merasakan keinginan dan harapan orang lain, terampil atau ahli dalam mempresentasikan beberapa perilaku dalam situasi-situasi berbeda dan dapat merubah cara-cara presentasi diri atau memodifikasi perilaku-perilaku untuk menyesuaikan dengan harapan orang lain. High self-monitors digambarkan sebagai orang yang memiliki “pragmauic self’. Mereka dapat disebut juga sebagai pengelola kesan yang lihai (“skilled impression managers).

Sebaliknya individu yang termasuk rendah dalam pemantauan diri (low self-monitors) cenderung lebih menaruh perhatian pada perasaan mereka sendiri dan kurang menaruh perhatian pada isyarat-isyarat situasi yang dapat menunjukkan apakah perilaku mereka sudah layak. Dalam suatu alat tes yang dinamakan “self-monitoring Scale” yang disusun oleh Mark Snyder dapat diketahui bahwa ternyata orang mempunyai variasi secara luas dalam kesiapan dan kemampuan untuk memantau diri mereka sendiri.

Berdasar hasil penelitian, orang yang mendapat skore tinggi pada skala self-monitoring, akan mendapat keberuntungan dalam situasi sosial, Orang-orang akan menganggap mereka sebagai orang yang ramah dan relaks (Lippa, 1978), tidak pemalu dan lebih siap untuk mengambil inisiatif dalam berbagai situasi (Pilkonis, 1977). Tetapi kemungkinan mereka menjadi kurang dapat dipercaya dan dinilai dangkal (Gergen, 1977). Sehingga diasumsikan bahwa mereka yang berada pada tingkat self-monitoring yang moderat (sedang/di-tengah-tengah) adalah yang secara sosial ideal. Sebab hal ini akan membuat mereka bisa berfungsi secara efektif dalam mempresentasikan diri mereka, tanpa menjadi “bunglon sosial”.

Hasil-hasil penelitian yang lain menunjukkan bahwa karena high self-monitors mempersepsi diri sendiri sebagai orang yang berhasil dalam memberi kesan pada orang lain, maka mereka cenderung untuk memiliki harga diri yang lebih tinggi (Sharp & Getz, 1996). Mereka juga trampil secara sosial dalam menguji hipotesis tentang kepribadian orang (Dardenne & Leyens, 1995). Mereka juga lebih banyak mengingar informasi tentang orang-orang lain atau tindakan-tindakan orang lain. High self-monitors lebih menempatkan pada daya tarik fisik daripada kualitas pribadi ketika mereka memiliki pasangan romantis. Sedangkan low self-monitors lebih menekankan kecocokan dalam kepribadian dan minat daripada mencocokkan dengan daya tarik fisik dalam memilih pasangan (Glick. DeMorest, & Hotze, 1988). Akhirnya studi dalam organisasi menunjukkan bahwa individu yang tinggi self-monitoringnya lebih baik daripada yang rendah self-monitoringnya dalam bekerja antar departemen atau antar seksi yang menuntut fleksibilitas dan terbuka dengan keinginan dan harapan orang lain.

Sumber: www.edwias.com
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 10.37

Ritual Aneh India : Bayi Di Lempar Dari Ketinggian 15 Meter

Ritual aneh dan menyeramkan di India, yaitu melempar anak bayi dari ketinggian 15 meter dan ditampung dengan hanya menggunakan sprei.

Ritual ini telah dilakukan sejak 700 tahun dan dipercaya oleh penduduk yang beragama Hindu maupun Islam di pedesaan India.

Dengan tingkat kematian bayi yang sangat tinggi , terutama didaerah pedesaan India, mereka percaya dengan melakukan ritual ini dapat memberikan kesehatan pada anak-anak mereka.

Sementara pemerintah dan aktivis hak asasi manusia terus menghimbau agar ritual tersebut tidak dilakukan dan menghimbau agar penduduk menyadari bahwa kesehatan anak tidak dapat dilakukan dengan cara tersebut.

Yah…kurang lebih begitulah kepercayaan mereka, mau lihat bagaimana kegiatan ritual tersebut mereka lakukan ? Bener-bener edan dan mengerikan…



Sumber: kaskus id Randevouz 77
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 23.40

Hal Unik Tentang Payudara

Payudara adalah bagian tubuh paling penting bagi wanita. Ada banyak hal yang tidak diketahui orang soal payudara, mulai dari ancaman kesehatan payudara hingga hal-hal aneh yang tidak pernah disangka sebelumnya.

Dikutip dari Divinecaroline, National Breast Cancer Awareness menyebutkan beberapa hal unik yang perlu diketahui soal payudara.

1. Perempuan adalah satu-satunya mamalia yang payudaranya terlihat dan berkembang membesar seiring dengan kematangan umur. Mamalia lainnya seperti anjing, kucing dan hewan primata hanya mengalami pembengkakan payudara saat hamil dan menyusui.

2. Tidak ada satu wanita pun yang memiliki payudara simetris. Setiap payudara pasti berbeda tapi karena perbedaan itu kecil maka banyak yang tidak sadar. Umumnya payudara sebelah kiri lebih besar daripada sebelah kanan karena kerja jantung yang lebih banyak pada bagian kiri (bilik kiri).

3. Dua juta wanita di Amerika Serikat memiliki payudara palsu atau hasil implan (penanaman payudara dengan silikon). Rata-rata wanita yang melakukan implan payudara berumur 30-an tahun.

4. Pada awal tahun 2009, Sheyla Hershey dari Brazil tercatat dalam Guinness World Record sebagai wanita dengan payudara terbesar setelah melakukan sembilan kali operasi pembesaran payudara dengan silikon hingga akhirnya ukuran payudaranya mencapai 38 KKK.

5. Wanita yang melakukan implan payudara dengan silikon berisiko dua kali lebih tinggi melakukan bunuh diri. Sesuai dengan laporan Annals of Plastic Surgery pada tahun 2007, silikon diketahui berkaitan dengan masalah kejiwaan dan salah satunya bisa memicu bunuh diri.

6. Di Hong Kong’s Polytechnic University, ada mata kuliah khusus yang mengajarkan tentang payudara dan bra serta seseorang bisa mendapatkan gelar tersebut.

7. Tidur menyamping atau dengan bertumpu pada satu payudara bisa mengubah bentuk payudara karena jaringan kulit pada payudara sangat elastis, mudah meregang dan bisa menyebabkan payudara turun. Pakar kesehatan menyarankan jika wanita ingin tidur menyamping, sebaiknya gunakan bantal untuk menahan payudaranya.

8. Mitos yang menyebutkan memakai bra saat tidur menyebabkan kanker payudara tidaklah benar karena tidak ada satu pun bukti ilmiah yang menyebutkannya.

9. Payudara tidak mengandung jaringan otot sehingga tidak ada satu pun olahraga yang bisa mengubah bentuknya. Satu-satunya cara untuk membuat payudara terlihat kencang adalah dengan melatih otot-otot pectoral di bawah jaringan payudara.

10. Menurut perusahaan bra di Amerika, selama satu dekade ke belakang terjadi peningkatan rata-rata ukuran payudara wanita yang biasanya 34B menjadi 36C. Diperkirakan pada beberapa dekade mendatang, peningkatan tersebut akan terus terjadi.

11. Risiko wanita kehilangan payudaranya akibat kanker payudara adalah 1 banding 8. Kebanyakan wanita yang mendapat kanker payudara adalah wanita perokok, obesitas atau punya riwayat keluarga dengan penyakit tersebut.

12. Pria bisa juga menyusui karena memiliki kelenjar susu mamalia seperti pada wanita sehingga bisa menghasilkan air susu. Biasanya pria yang bisa menyusui mempunyai masalah hormon atau sedang dalam masa terapi hormon untuk penyakit seperti kanker.


Bukan rahasia lagi bahwa baik wanita maupun pria terobsesi dengan payudara yang indah. Oleh karena itu untuk menjaga keindahan payudara dan fungsinya yang serba guna, periksakan kesehatan payudara setiap tahunnya. Jangan sampai kanker payudara atau penyakit lainnya merenggut payudara Anda.
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 23.38
thumbnail

Seorang Nenek Membangun Rumah Sendiri Selama 23 Tahun

May Alice Savidge benar-benar nenek perkasa. Selama 23 tahun dia berjuang sendirian memindahkan bagian demi bagian rumah kunonya ke tempat lain sejauh 160 kilometer. Bahkan, rumah barunya pun dia bangun dengan tangannya sendiri.

Seorang Nenek Membangun Rumah Sendiri Selama 23 Tahun
Savidge amat mencintai rumah tuanya yang telah berdiri sejak abad ke-15 itu. Banyak sejarah yang tertinggal di dalamnya. Rumah tersebut dibelinya pada tahun 1938 dan kemudian dia renovasi. Namun, pada 1953 dewan kota ingin menghancurkan rumah itu untuk pembuatan jalan. Selama 15 tahun Savidge melawan.


Pada 1969, kala sang nenek berusia 58 tahun, buldozer mencapai pagar rumahnya. Savidge patah semangat. Tetapi dia tetap tak merelakan rumahnya diluluhlantakkan. Nenek yang batal menikah semasa mudanya karena tunangannya keburu meninggal itu mencari tempat lain untuk membangun rumahnya.

Seorang Nenek Membangun Rumah Sendiri Selama 23 Tahun

Ditemukanlah Wells di dekat laut Norfolk. Sejak saat itu sudah sebelas kali kendaraan pengangkut pulang pergi ke Norfolk untuk membawa bagian dari rumahnya. Hingga berusia 70 tahun dia tetap memindahkan setiap keping bagian rumahnya dengan tangannya sendiri ke wilayahnya yang baru. Dia beruntung ada orang asing yang berbaik hati mengirim uang untuknya.”Kau adalah penyemangat yang membuat Inggris hebat,” tutur orang itu dalam suratnya.

Seorang Nenek Membangun Rumah Sendiri Selama 23 Tahun
Walaupun dia telah meninggal pada tahun 1993 dalam usia 82 tahun rumahnya itu belum juga jadi. Di dalam rumahnya itu masih terdapat kotak yang berisi sabun tua Omo dan Oxydol serta botol J Collis Browne Mixture.FAJAR.CO.ID

Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 21.52

Implikasi Teori Kognitif Piaget Dalam Pembelajaran

Menurut Piaget, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya, yaitu bagaimana anak secara aktif mengkontruksi pengentahuannya. Pengetahuan datang dari tindakan . menurut teori Piaget pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis. Berikut ini adalah implikasi teori Piaget dalam pembelajaran:

1. Memaklumi akan adanya perbedaan invidual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Ditambah cara berfikir anak kurang logis dibanding dengan orang dewasa, maka guru harus mengerti cara berfikir anak, bukan sebaliknya anak yang beradaptasi dengan guru.

2. Pendidikan disini bertujuan untuk mengembangkan pemikiran anak, artinya ketika anak-anak mencoba memecahkan masalah, penalaran merekalah yang lebih penting daripada jawabannya. Oleh sebab itu guru penting sekali agar tidak menghukum anak-anak untuk jawaban yang salah, tetapi sebaliknya menanyakan bagaimana anak itu memberi jawaban yang salah, dan diberi pengertian tentang kebenarannya atau mengambil langkah-langkah yang tepat untuk untuk menanggulanginya.

3. Anak belajar paling baik dengan menemukan (discovery). Artinya di sini adalah agar pembelajaran yang berpusat pada anak berlangsung efektif, guru tidak meninggalkan anak-anak belajar sendiri, tetapi mereka memberi tugas khusus yang dirancang untuk membimbing para siswa menemukan dan menyelesaikan masalah sendiri.
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 07.14

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

PENGERTIAN
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan saraf pada waktu manusia sedang berpikir (Gagne dalam Jamaris, 2006). Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976). Dalam pekembangan selanjutnya, kemudian istilah kognitif ini menjadi populer sebagai salah satu wilayah psikologi manusia / satu konsep umum yang mencakup semua bentuk pengenalan yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan masalah pemahaman, memperhatikan, memberikan, menyangka, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, pertimbangan, membayangkan, memperkirakan, berpikir dan keyakinan. Termasuk kejiwaan yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan rasa. Menurut para ahli jiwa aliran kognitifis, tingkah laku seseorang itu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi.

PRINSIP DASAR TEORI PIAGET
• Jean Piaget (seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980) dikenal dengan teori perkembangan intelektual yg menyeluruh, yg mencerminkan adanya kekuatan antara fungsi biologi & psikologis.
• Piaget menerangkan inteligensi itu sendiri sebagai adaptasi biologi terhadap lingkungan. contoh: manusia tidak mempunyai mantel berbulu lembut untuk melindunginya dari dingin; manusia tidak mempunyai kecepatan untuk lari dari hewan pemangsa; manusia juga tidak mempunyai keahlian dalam memanjat pohon. Tapi manusia memiliki kepandaian untuk memproduksi pakaian & kendaraan untuk transportasi.

3 Aspek Inteligensi
Menurut Piaget, inteligensi dapat dilihat dari 3 perspektif berbeda:

1. Struktur Disebut juga scheme (skemata/Schemas). Struktur & organisasi terdapat di lingkungan, tapi pikiran manusia lebih dari meniru struktur realita eksternal secara pasif. Interaksi pikiran manusia dengan dunia luar, mencocokkan dunia ke dalam “mental framework”-nya sendiri. Struktur kognitif merupakan mental framework yg dibangun seseorang dengan mengambil informasi dari lingkungan & menginterpretasikannya, mereorganisasikannya serta mentransformasikannya (Flavell, Miller & Miller, 1993).

2 hal penting yg harus diingat tentang membangun struktur kognitif: 1) seseorang terlibat secara aktif dalam membangun proses. 2) lingkungan dimana seseorang berinteraksi penting untuk perkembangan struktural.

Piaget tidak melihat struktur kognitif sebagai mekanisme biologis lahiriah. Dia tidak percaya bahwa anak-anak memasuki dunia dengan “piranti dasar” untuk memahami realita. Anak-anak secara perlahan & bertahap membangun cara pandang mereka sendiri terhadap realita. Pembentukan struktur kognitif mulai pada awal kehidupan segera setelah bayi mulai memiliki pengalaman dengan lingkungan. Tapi bukankah seorang bayi yg baru lahir belum memiliki pengalaman apapun terhadap lingkungan? Piaget percaya bahwa seorang bayi yg tidak berpengalaman penuh memiliki struktur yg sudah terbentuk yg memprogramkan mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan, ini yg disebut struktur fisik, seperti sistem syaraf & otak manusia serta organ2 sensorik spesifik. Dan refleks-refleks yg disebut sebagai “automatic behavioral reactions”. Bayi melatih struktur-struktur ini dalam interaksi dengan lingkungan & memulainya dengan segera untuk mengembangkan struktur kognitif.

2. Isi Disebut juga content, yaitu pola tingkah laku spesifik tatkala individu menghadapi sesuatu masalah. Merupakan materi kasar, karena Piaget kurang tertarik pada apa yg anak-anak ketahui, tapi lebih tertarik dengan apa yang mendasari proses berpikir. Piaget melihat “isi” kurang penting dibanding dengan struktur & fungsinya, Bila isi adalah “apa” dari inteligensi, sedangkan “bagaimana” & “mengapa” ditentukan oleh kognitif atau intelektual.

3. Fungsi Disebut fungtion, yaitu suatu proses dimana struktur kognitif dibangun. Semua organisme hidup yg berinteraksi dengan lingkungan mempunyai fungsi melalui proses organisasi & adaptasi. Organisasi: cenderung uuntuk mengintegrasi diri & dunia ke dalam suatu bentuk dari bagian-bagian menjadi satu kesatuan yg penuh arti, sebagai suatu cara untuk mengurangi kompleksitas. Adaptasi terhadap lingkungan terjadi dalam 2 cara:

a. organisme memanipulasi dunia luar dengan cara membuatnya menjadi serupa dengan dirinya. Proses ini disebut dengan asimilasi. Asimilasi mengambil sesuatu dari dunia luar & mencocokkannya ke dalam struktur yg sudah ada. contoh: manusia mengasimilasi makanan dengan membuatnya ke dalam komponen nutrisi, makanan yg mereka makan menjadi bagian dari diri mereka.
b. organisme memodifikasi dirinya sehingga menjadi lebih menyukai lingkungannya. Proses ini disebut akomodasi. Ketika seseorang mengakomodasi sesuatu, mereka mengubah diri mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan eksternal. contoh: tubuh tidak hanya mengasimilasi makanan tapi juga mengakomodasikannya dengan mensekresi cairan lambung untuk menghancurkannya & kontraksi lambung mencernanya secara involunter.

Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.

Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.


TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
Piaget membagi perkembangan kognitif anak ke dalam 4 periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:

1. Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
3. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
4. Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

1. Periode sensorimotor
Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Skema awalnya dibentuk melalui diferensiasi refleks bawaan tersebut. Periode sensorimotor adalah periode pertama dari empat periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:
a. Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan terutama dengan refleks.
b. Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
c. Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan pemaknaan.
d. Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda (permanensi objek).
e. Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk mencapai tujuan.
f. Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal kreativitas.

2. Tahapan praoperasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini, anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda.

Menurut Piaget, tahapan pra-operasional mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

3. Tahapan operasional konkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:

Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil.

Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan)

Decentering—anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.

Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.

Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain.

Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang.

4. Tahapan operasional formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.

Informasi umum mengenai tahapan-tahapan
Keempat tahapan ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Walau tahapan-tahapan itu bisa dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
• Universal (tidak terkait budaya)
• Bisa digeneralisasi: representasi dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua konsep dan isi pengetahuan
• Tahapan-tahapan tersebut berupa keseluruhan yang terorganisasi secara logis
• Urutan tahapan bersifat hirarkis (setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih terdiferensiasi dan terintegrasi)
• Tahapan merepresentasikan perbedaan secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif

KRITIK TERHADAP TEORI PIAGET
Kebanyakan ahli psikologi sepenuhnya menerima prinsip-prinsip umum Piaget bahwa pemikiran anak-anak pada dasarnya berbeda dengan pemikiran orang dewasa, dan jenis logika anak-anak itu berubah seiring dengan bertambahnya usia. Namun, ada juga peneliti yang meributkan detail-detail penemuan Piaget, terutama mengenai usia ketika anak mampu menyelesaikan tugas-tugas spesifik.

1. Pada sebuah studi klasik, McGarrigle dan Donalson (1974) menyatakan bahwa anak sudah mampu memahami konservasi (conservation) dalam usia yang lebih muda daripada usia yang diyakini oleh Piaget.
2. Studi lain yang mengkritik teori Piaget yaitu bahwa anak-anak baru mencapai pemahaman tentang objek permanence pada usia di atas 6 bulan. Balillargeon dan De Vos (1991) ; 104 anak diamati sampai mereka berusia 18 tahun, dan diuji dengan berbagai tugas operasional formal berdasarkan tugas-tugas yang dipakai Piaget, termasuk pengujian hipotesa. Mayoritas anak-anak itu memang belum mencapai tahap operasional formal. Hal ini sesuai dengan studi-studi McGarrigle dan Donaldson serta Baillargeon dan DeVos, yang menyatakan bahwa Piaget terlalu meremehkan kemampuan anak-anak kecil dan terlalu menilai tinggi kemampuan anak-anak yang lebih tua.
3. Dan belum lama ini, Bradmetz (1999) menguji pernyataan Piaget bahwa mayoritas anak mencapai formal pada akhir masa kanak-kanak.

Diringkas Dari Berbagai Sumber:
Wikipedia
VALMBAND
Latar Belakang Jean Piaget
marthachristianti.wordpress.com

Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 06.22

Mario Teguh - Ubah Diri Kita Sendiri

Semua orang yang berhasil karena merubah dirinya sendiri,
bukan semata karena berhasil mengubah orang lain.


KEADAAN sekarang adalah hasil perubahan dari CARA BERUBAH di masa lalu.


Bila kita TIDAK BAHAGIA dengan cara sekarang,
maka kita tidak boleh mengulangi cara-cara lama tersebut.


Bila kita telah berubah dengan cara yang salah,
segeralah BERUBAH dan Gunakanlah cara-cara baru.

JADILAH PRIBADI YANG BARU.


Sumber: Milis SuperClub Harmunanto
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 00.38

Memahami & Menolong Siswa Yang Kurang PD

DESKRIPSI KASUS
Lia (bukan nama sebenarnya) adalah siswa kelas I SMU Favorit Salatiga yang barusan naik kelas II. Ia berasal dari keluarga petani yang terbilang cukup secara sosial ekonomi di desa pedalaman + 17 km di luar kota Salatiga, sebagai anak pertama semula orang tuanya berkeberatan setamat SLTP anaknya melanjutkan ke SMU di Salatiga; orang tua sebetulnya berharap agar anaknya tidak perlu susah-sudah melanjutkan sekolah ke kota, tapi atas bujukan wali kelas anaknya saat pengambilan STTB dengan berat merelakan anaknya melanjutkan sekolah. Pertimbangan wali kelasnya karena Lia terbilang cerdas diantara teman-teman yang lain sehingga wajar jika bisa diterima di SMU favorit. Sejak diterima di SMU favorit di satu fihak Lia bangga sebagai anak desa toh bisa diterima, tetapi di lain fihak mulai minder dengan teman-temannya yang sebagian besar dari keluarga kaya dengan pola pergaulan yang begitu beda dengan latar belakang Lia. Ia menganggap teman-teman dari keluarga kaya tersebut sebagai orang yang egois, kurang bersahabat, pilih-pilih teman yang sama-sama dari keluarga kaya saja, dan sombong. Makin lama perasaan ditolak, terisolik, dan kesepian makin mencekam dan mulai timbul sikap dan anggapan sekolahnya itu bukan untuk dirinya tidak krasan, tetapi mau keluar malu dengan orang tua dan temannya sekampung; terus bertahan, susah tak ada/punya teman yang peduli. Dasar saya anak desa, anak miskin (dibanding teman-temannya di kota) hujatnya pada diri sendiri. Akhirnya benar-benar menjadi anak minder, pemalu dan serta ragu dan takut bergaul sebagaimana mestinya. Makin lama nilainya makin jatuh sehingga beban pikiran dan perasaan makin berat, sampai-sampai ragu apakah bisa naik kelas atau tidak

MEMAHAMI LIA DALAM PERSPEKTIF RASIONAL EMOTIF
Menurut pandangan rasional emotif, manusia memiliki kemampuan inheren untuk berbuat rasional ataupun tidak rasional, manusia terlahir dengan kecenderungan yang luar biasa kuatnya berkeinginan dan mendesak agar supaya segala sesuatu terjadi demi yang terbaik bagi kehidupannya dan sama sekali menyalahkan diri sendiri, orang lain, dan dunia apabila tidak segera memperoleh apa yang diinginkannya. Akibatnya berpikir kekanak-kanakan (sebagai hal yang manunusiawi) seluruh kehidupannya, akhirnya hanya kesulitan yang luar biasa besar mampu mencapai dan memelihara tingkah laku yang realistis dan dewasa; selain itu manusia juga mempunyai kecenderungan untuk melebih-lebihkan pentingnya penerimaan orang lain yang justru menyebabkan emosinya tidak sewajarnya seringkali menyalahkan dirinya sendiri dengan cara-cara pembawaannya itu dan cara-cara merusak diri yang diperolehnya. Berpikir dan merasa itu sangat dekat dan dengan satu sama lainnya : pikiran dapat menjadi perasaan dan sebaliknya; Apa yang dipikirkan dan atau apa yang dirasakan atas sesuatu kejadian diwujudkan dalam tindakan/perilaku rasional atau irasional. Bagaimana tindakan/perilaku itu sangat mudah dipengaruhi oleh orang lain dan dorongan-doronan yang kuat untuk mempertahankan diri dan memuaskan diri sekalipun irasional.

Ciri-ciri irasional seseorang tak dapat dibuktikan kebenarannya, memainkan peranan Tuhan apa saja yang dimui harus terjadi, mengontrol dunia, dan jika tidak dapat melakukannya dianggap goblok dan tak berguna; menumbuhkan perasaan tidak nyaman (seperti kecemasan) yang sebenarnya tak perlu, tak terlalu jelek/memalukan namun dibiarkan terus berlangsung, dan menghalangi seseorang kembai ke kejadian awal dan mengubahnya. Bahkan akhirnya menimbulkan perasaan tak berdaya pada diri yang bersangkutan. Bentuk-bentuk pikiran/perasaan irasional tersebut misalnya : semua orang dilingkungan saya harus menyenangi saya, kalau ada yang tidak senang terhadap saya itu berarti malapetaka bagi saya. Itu berarti salah saya, karena saya tak berharga, tak seperti orang/teman-teman lainnya. Saya pantas menderita karena semuanya itu.

Sehubungan dengan kasus, Lia sebetulnya terlahir dengan potensi unggul, ia menjadi bermasalah karena perilakunya dikendalikan oleh pikiran/perasaan irasional; ia telah menempatkan harga diri pada konsep/kepercayaan yang salah yaitu jika kaya, semua teman memperhatikan / mendukung, peduli, dan lain-lain dan itu semua tidak ada/didapatkan sejak di SMU, sampai pada akhirnya menyalahkan dirinya sendiri dengan hujatan dan penderitaaan serta mengisolir dirinya sendiri. Ia telah berhasil membangun konsep dirinya secara tidak realistis berdasarkan anggapan yang salah terhadap (dan dari) teman-teman lingkungannya. Ia menjadi minder, pemalu, penakut dan akhirnya ragu-ragu keberhasilan/prestasinya kelak yang sebetulnya tidak perlu terjadi.

TUJUAN DAN TEKNIK KONSELING
Jika pemikiran Lia yang tidak logis / realistis (tentang konsep dirinya dan pandangannya terhadap teman-temannya) itu diperangi maka dia akan mengubahnya. Dengan demikian tujuan konseling adalah memerangi pemikiran irasional Lia yang melatar-belakangi ketakutan / kecematannya yaitu konsep dirinya yang salah beserta sikapnya terhadap teman lain. Dalam konseling konselor lebih bernuansa otoritatif : memanggil Lia, mengajak berdiskusi dan konfrontasi langsung untuk mendorongnya beranjak dari pola pikir irasional ke rasional / logis dan realistis melalui persuasif, sugestif, pemberian nasehat secara tepat, terapi dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar untuk PR serta bibliografi terapi.

Konseling kognitif : untuk menunjukkan bahwa Lia harus membongkar pola pikir irasional tentang konsep harga diri yang salah, sikap terhadap sesama teman yang salah jika ingin lebih bahagia dan sukses. Konselor lebih bergaya mengajar : memberi nasehat, konfrontasi langsung dengan peta pikir rasional-irasoonal, sugesti dan asertive training dengan simulasi diri menerapkan konsep diri yang benar dan sikap/ketergantungan pada orang lain yang benar/rasional dilanjutkan sebagai PR melatih, mengobservasi dan evaluasi diri. Contoh : mulai dari seseorang berharga bukan dari kekayaan atau jumlah dan status teman yang mendukung, tetapi pada kasih Allah dan perwujudanNya. Allah mengasihi saya, karena saya berharga dihadiratNya. Terhadap diri saya sendiri suatu saat saya senang, puas dan bangga, tetapi kadang-kadang acuh-tak acuh, bahkan adakalanya saya benci, memaki-maki diri saya sendiri, sehingga wajar dan realistis jika sejumlah 40 orang teman satu kelas misalnya ada + 40% yang baik, 50% netral, hanya 10% saja yang membeci saya. Adalah tidak mungkin menuntut semua / setiap orang setiap saat baik pada saya, dan seterusnya. Ide-ide ini diajarkan, dan dilatihkan dengan pendekatan ilmiah.

Konseling emotif-evolatif untuk mengubah sistem nilai Lia dengan menggunakan teknik penyadaran antara yang benar dan salah seperti pemberian contoh, bermain peran, dan pelepasan beban agar Lia melepaskan pikiran dan perasaannya yang tidak rasional dan menggantinya dengan yang rasional sebagai kelanjutan teknik kognitif di atas. Konseling behavioritas digunakan untuk mengubah perilaku yang negatif dengan merobah akar-akar keyakinan Lia yang irasional/tak logis kontrak reinforcemen, sosial modeling dan relaksasi/meditasi.

PENUTUP
Teori ini dalam menolong menggunakan pendekatan direct menggunakan nasehat yang ditandai oleh menyerang masalah dengan intektual dan meyakinkan (koselor). Tekniknya jelas, teliti, makin melihat/menyadari pikiran dan kata-kata yang terus menerus ditujukan kepada diri sendiri, yang membawa kehancuran kepada diri sendiri. Cara konselor ialah dengan pendekatan yang tegas, memintakan perhatian kepada pikiran-pikiran yang menjadi sebab gangguan itu dan bagaimana pikiran dan kalimat itu beroperasi hingga membawa akibat yang merugikan. Konselor selanjutnya menolong dia untuk memikir kembali, menantang, mendebat, menyebutkan kembali kalimat-kalimat yang merugikan itu, dan dengan cara demikian ia membawa klien ke kesadaran dan tilikan baru. Tetapi tilikan dan kesadaran tidak cukup. Ia harus dilatih untuk berpikir dan berkata kepada diri sendiri hal-hal yang lebih positive dan realistik. Terapis mengajar klien untuk berpikir betul dan bertindak efektif. Teknik yang dipakai bersifat eklektif dengan pertimbangan :

1. Ekonomis dari segi waktu baik bagi konselor maupun konseli
2. Efektifitas teknis-teknis yang dipakai cocok untuk bermacam ragam konseli
3. Kesegaran hasil yang dicapai,
4. Kedalaman dan tanah lama serta dapat dipakai konseli untuk mengkonseling dirinya sendiri kalah.

Kesimpulannya, penstrukturan kembali filosofis untuk merubah kepribadian yang salah berfungsi menyangkut langkah-langkah sebagai berikut : (1) mengakui sepenuhnya bahwa kita sebagian besar bertanggungjawab penciptaan masalah-masalah kita sendiri; (2) menerima pengertian bahwa kita mempunyai kemampuan untuk merubah gangguan-gangguan secara berarti; (3) menyadari bahwa problem-problem dan emosi kita berasal dari kepercayaan-kepercayaan tidak rasional ; (4) mempersepsi dengan jelas kepercayaan-kepercayaan ini; (5) menerima kenyataan bahwa, jika kita mengharap untuk berubah, kita lebih baik harus menangani cara-cara tingkah laku dan emosi untuk tindak balasan kepada kepercayaan-kepercayaan kita dan perasaan-perasan yang salah fungsi dan tindakan-tindakan yang mengikuti; dan (6) mempraktekkan metode-metode RET untuk menghilangkan atau merubah konsekuensi-konsekuensi yang terganggu pada sisa waktu hidup kita ini.

Penulis: Slameto
SUMBER
Aryatmi, S., 1991, Perspektif BK dan Penerapannya di Berbagai Institusi, Satya Wacana Semarang.
Corey G., 1991/1995, Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi (terjemahan Mulyarto), IKIP Semarang Pres.
Prayitno, 1998, Konseling Pancawashita, progdi BK PPB, FIP, IKIP Padang
Rosjidan, 1998, Pengantar Teori-teori Konseling, Depdikbud Dirjen PT Proyek P2LPTK, Jakarta
Surya, M., 1988, Dasar-Dasar Konseling Pendidikan, Kota Kembang, Yogyakarta.

Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 13.13