thumbnail

Hotel Paling Menyeramkan di Dunia


1. Hotel Crescent
Dibangun tahun 1886, "Hotel Cresent" ini dipercaya sebagai hotel paling angker di Amerika karena berhantu. Cerita berawal ketika hotel ini mengalami kebangkrutan dan untuk kali pertamanya di 'tranformasikan' sebagai sekolah. Di tahun 1937 hotel tersebut dibeli oleh Norman Baker, seorang Dokter, ia pun mendirikan yayasan untuk penyembuhan penyakit kanker. Baker akhirnya merubah hotel tersebut menjadi rumah sehat. Meskipun begitu, para pasien yang datang untuk berobat tak kunjung sembuh dan akhirnya meninggal di hotel tersebut. Sejak itulah, para arwah pasien bergentayangan dan sering menampakkan diri dihadapan para tamu hotel.

2. Queen Mary Hotel
Dahulunya "Queen Mary" ini adalah kapal pesiar mewah. Melakukan pelayaran untuk kali pertamanya di tahun 1936. Queen Mary sanggup berlayar bahkan menyebrangi samudera Atlantik. Karena kecepatan dan 'performancenya' yang tangguh tak ayal jika Queen Mary menjadi terkenal dan merupakan kapal pesiar paling mahal di dunia pada zamannya. Sebut saja nama-nama pesohor yang terkenal karena kekejamannya seperti Clark Gable, Mary Pickford, Greta Garbo bahkan Winston Churchill, sempat berlayar dengan kapal mewah ini. Tapi sayangnya, saat perang terjadi di Inggris kapal ini diambil alih oleh pasukan militer "The Grey Ghost" untuk menyebrangi Atlantik demi menjalankan misi perang. Saat itu pula Queen Mary bertabrakan dengan kapal HMS Curacao sehingga mengakibatkan kapal terbelah menjadi dua dan 300 kru kapal meninggal dunia. Queen Mary dipercaya sebagai salah satu hotel yang banyak hantunya.

3. Lizzie Borden Bed and Breakfast
Hotel ini diyakini angker sejak tanggal 4 Agustus 1892, ketika seorang anak bernama Lizzie Borden membunuh secara brutal ayah dan ibu tirinya menggunakan kapak. Abby Borden, sang ibu tiri ditemukan tewas diantara tempat tidur dan lemari pakaian dekat ruang tamu sedangkan sang ayah yang juga tewas dihajar kapak tergeletak di bawah sofa. karena perbuatannya Lizzie dihukum di Fall River dan akhirnya meninggal dunia tahun 1927. Arwah mereka bertiga diakui paranormal kerap bergentayangan ditempat tersebut.

4. The Old Spot Hotel

"The Old Spot Hotel" merupakan bangunan pertama yang dibangun oleh kota Gawler, Australia bagian Selatan tahun 1980. Bangunan itu lalu dijadikan tempat perkantoran dengan berbagai aktifitas bisnis. Setelah beberapa tahun kemudian tempat ini direnovasi dan berubah fungsi menjadi hotel. Sejak transformasi menjadi hotel, bangunan sering dimunculkan dengan kejadian-kejadian ganjil seperti penampakan hantu, bahkan tamu yang datang ke hotel ini sering kali di beri wejangan hantu-hantu yang berkeliaran, salah satunya penampakan hantu anak kecil. Pada pertengahan 1990 saja seorang tamu hotel menangkap 3 gambar aneh di kameranya yang tak lain adalah gambar hantu.

5. Hotel Del Coronad
Hotel mewah bergaya Victoria ini terletak disebrang pelabuhan San Diego, California. Hotel ini kerap disambangi tamu-tamu terkenal seperti Thomas Edison, L. Frank Baum, Charlie Chaplin, Charles Lindbergh, presiden-presiden Amerika, dan seorang tamu yang tak jelas bernama "Kate Morgan" yang akhirnya bermalam di kamar 302 [sekarang 3327]. Kematian Morgan di hotel tersebut dikarenakan sakit kanker yang dideritanya tetapi banyak yang mengatakan bahwa Morgan Tewas bunuh diri. Hantu Morgan pun sering muncul dihadapan para tamu Hotel Del Coronado.

6.The Stanley Hotel
Keangkeran terjadi ketika sang pemilik hotel Freelan O. Stanley dan istrinya meninggal dunia. Mereka benar-benar mencintai hotel sehingga setelah meninggal pun tak rela meninggalkan tempat tersebut. Hotel yang dibangun di Taman Colorado tahun 1909 ini, diyakini dihuni oleh arwah stanley dan istrinya. Mereka pun kerap muncul diberbagai sudut ruang hotel seperti di lobi hotel, bar hotel, dan tempat biliar yang menjadi sudut favorit mereka. Bahkan para tamu hotel kerap mendengar alunan musik merdu dari sebuah piano yang dilantunkan oleh mereka
Sumber:http://terselubung.blogspot.com
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 23.51
thumbnail

10 Hewan dengan Pertahanan Ter-Unik di Dunia

10. Humpback Whale (Paus Bungkuk)
http://hermawayne.blogspot.com
Ketika salah satu mamalia laut terbesar hendak mencari makan yang benar-benar besar, hanya satu atau dua ikan yang tidak akan melakukannya. Ikan paus bungkuk sering berkumpul dengan sesamanya, dan menggunakan metode yang lebih cerdik untuk menangkap ikan prasmanan. Paus mulai dengan melingkari sekelompok ikan, dan kemudian mereka membuang napas untuk menjebak ikan di semacam jaring yang terbuat dari gelembung. Jaring ini cukup kuat dan mampu menangkap ikan seperti jaring sungguhan. Setelah ikan terjebak, ikan paus bungkuk bergiliran menyelam ke bagian bawah jaring, lalu berenang cepat-cepat dengan mulut yang terbuka lebar, mengambil sejumlah besar ikan ke dalam mulut mereka.

9. Spitting Spider (Laba-laba Peludah)

http://hermawayne.blogspot.com
Spiderman menggunakan kekuatan web-slinging nya untuk melompat dan berayun dari gedung ke gedung, tetapi kemampuan fantastis ini mungkin akan bersaing dengan laba-laba peludah. Laba-laba ini memiliki sesuatu yang tidak dimiliki oleh arakhnida lain, yaitu : kemampuan untuk meludah zat seperti lem pada mangsanya. Laba-laba peludah memiliki 2 lambung, satu yang menyimpan sutra untuk membangun jaring dan lain yang menyimpan cairan ludah yang lengket. Ketika predator ini menemukan makanan ringan yang lezat, akan meludahi mangsanya pada kecepatan 1/600 detik, yang menahan korban di tempat sementara laba-laba memberikan gigitan pembunuh.

8. Whip Scorpion (Kalajengking Cambuk)

http://hermawayne.blogspot.com
kalajengking cambuk, nama untuk binatang yang memiliki ekor tipis yang menyerupai cambuk kulit, hanya tumbuh sekitar 3 inci (18 cm). Kalajengking ini tidak memiliki racun dan ekornya tidak menyengat. Tetapi kalajengking cambuk memiliki sesuatu yang tidak dimiliki spesies kalajengking lainnya, yaitu asam. Jika kalajengking cambuk merasa terancam, ia akan menyambuk ekor ke sekelilingnya dan mengeluarkan aliran fluida tajam dari kelenjar analnya. Memang cairan itu tidak beracun, tapi cukup untuk membuat predator untuk mundur atau setidaknya ragu-ragu untuk menyerang dan memberikan kalajengking cambuk untuk kabur.

7. Malaysian Ant (Semut Malaysia)

http://hermawayne.blogspot.com
Kebanyakan orang yang akrab dengan semut api dan sengatan menyakitkan, tetapi serangga-serangga merah itu mungkin tampak jinak jika Anda membandingkan dengan sepupunya, semut Malaysia. Juga dikenal sebagai semut meledak, serangga kecil ini benar-benar mengambil pekerjaan sebagai seorang prajurit yang ekstrim. Semut Malaysia adalah sama kecilnya dengan semut biasa, tapi dibangun untuk melayani dan melindungi seluruh koloninya. Dianggap sebagai semut prajurit, di dalam tubuhnya terisi dengan kantong beracun dari kepala hingga ke bawah punggungnya. Ketika predator muncul, otot semut akan kontraksi untuk mempersiapkan racun. Lalu akan menyemprot racun pada musuhnya. Musuh yang terkena bisa mati karena racun, atau jika memiliki kemampuan cukup besar untuk bertahan hidup, ia akan berpikir dua kali sebelum mendekati semut lain di daerah tersebut.

6. Skunk (Sigung)

http://hermawayne.blogspot.com
Mamalia hitam dengan garis putih Ini telah mendapatkan gelar hewan terbau di dunia. Menurut Humane Society dari Amerika Serikat, makhluk yang telah disalahartikan ini tidak selalu bau dan hanya mengeluarkan bom bau ketika terancam. Bahkan kemudian, mereka akan memberikan sinyal beberapa peringatan, seperti mendesis, menghentakkan kaki mereka, atau mengangkat ekor mereka di udara sebelum mengeluarkan bau mereka. Semprotan berbahaya Sigung 'dapat menyebar sejauh 10 kaki (3 meter), tetapi mereka hanya dapat menggunakan 5 sampai 6 kali semprotan sebelum mereka mengisi pasokan bom bau, yang dapat berlangsung hingga 10 hari. Semprotan ini tidak mematikan, namun bau sigung cukup untuk membuat predator apapun mengevakuasi daerah tersebut, dan bau tetap terasa selama berhari-hari, yang dapat membuat korban merasa sangat tidak nyaman.

5. Archer Fish (Ikan Pemanah)

http://hermawayne.blogspot.com
Ikan pemanah adalah penembak jitu di dalam sungai, dan sebuah jet air adalah senjatanya. Dengan bidikan yang tepat, ikan ini mampu mengambil serangga apapun dalam beberapa meter tanpa menggunakan apa-apa selain air yang disemprotkan dari mulutnya. Rata-rata ikan pemanah hanya 6 inci (15 cm) panjangnya dan memiliki tubuh dan kepala pipih. Mulutnya miring ke atas, yang sangat berguna ketika melompat untuk meraih serangga darat. Ikan ini biasanya berenang tepat di bawah permukaan air, dan ketika tempat mangsa itu dalam jangkauan, ia akan menyesuaikan matanya seperti bidikan, sehingga mendapatkan garis horizontal yang sejajar dengan mangsa. Kemudian bibir ikan nyaris tidak muncul ke permukaan air karena tembakan sebuah jet air pada korban. Tembakan air yang kuat ini bisa mencapai 5 kaki (1,5 meter) jauhnya. Ikan pemanah hampir selalu mengenai target dengan 1 tembakan, bahkan bisa langsung membunuh belalang, laba-laba dan serangga lainnya. Jika sebuah serangga cukup dekat, ikan akan melupakan tembakannya dan hanya melompat keluar dari air dan mengambil serangga dengan mulutnya sebagai gantinya.

4. Horned Lizard (Kadal Bertanduk)

http://hermawayne.blogspot.com
Kadal bertanduk dilengkapi dengan taktik pertahanan begitu banyak, bisa dianggap sebagai menteri pertahanan dari semua spesies hewan. Seperti bunglon, warna kulitnya dapat menyesuaikan diri dengan banyak latar belakang alam, termasuk gurun yang disebut "rumah". Reptil ini bahkan dapat terlihat seperti batu, berkat warna mereka dan punggung bertanduk. Ketika samaran tidak bekerja, pertahanan berikutnya adalah membusungkan tubuhnya untuk membuat dirinya terlihat lebih besar dan membuat predatornya kurang selera. Jika itu tidak menghentikan musuhnya, maka kadal bertanduk melakukan "kudeta de gras" yaitu menyemprotkan darah keluar dari matanya. Untuk melakukan hal ini, kadal bertanduk membatasi aliran darah ke seluruh tubuh, meningkatkan tekanan darah di kepala, dan memecahkan pembuluh darah di kelopak matanya. Ini bertujuan menyemburan darah sampai dengan 5 kaki (1,5 meter) jauhnya. Darah itu tidak beracun, tapi itu tampaknya cukup membingungkan predator dan memberikan selera yang sangat buruk.

3. Bombardier Beetle (Kumbang Pengebom)

http://hermawayne.blogspot.com
Karena kumbang tidak dapat terbang cepat seperti serangga lainnya, mereka membutuhkan alat-alat lainnya untuk mempertahankan diri melawan musuh. Kumbang Pengebom secara khusus dilengkapi dengan beberapa mekanisme pertahanan yang serius, termasuk lapis baja yang melindungi tubuh dari unsur-unsur. Tapi cairan panas mendidih yang disemprot dari perutnya yang paling efektif terhadap predator. Di dalam perut kumbang ada 2 kamar yang dipenuhi bahan kimia itu, ketika digabungkan, membuat asam yang memanaskan sampai 212 derajat Fahrenheit (100 derajat Celsius) dan kemudian semprotan keluar secara eksplosif melalui dinding perut. Dan jika semprotan tidak cukup untuk menakut-nakuti binatang apa pun, kumbang ini juga membuat suara seperti tembakan setelah merilis semprotan asam pada predatornya.

2. Hagfish

http://hermawayne.blogspot.com
The hagfish, ditemukan di sebagian besar lautan di dunia, membuat kekacauan yang sangat besar untuk menangkal calon predator. Ketika ikan ini merasa stres atau indera mereka merasakan bahaya, binatang ini melepaskan lendir tebal yang berfungsi sebagai lapisan pelindung. Setelah ancaman itu hilang, hagfish mengikat diri sendiri menjadi simpul dan kemudian berjalan mundur, meninggalkan lendir dan menjauh, atau yang lain bisa mati lemas di lendir sendiri. Binatang ini hanya tumbuh menjadi sekitar 15 inci (40 cm) panjang dan lebar ibu jari, tetapi dapat melepaskan sampai satu liter (0,2 galon) lendir dalam waktu sekitar 1 detik. Haruskah ikan predator memutuskan untuk mengambil risiko pada makhluk yang lengket ini? jika ya, predator itu segera akan menyesal, karena lendir merembes keluar dari hagfish segera setelah digigit. Predator akan segera memiliki insang penuh lendir dan langsung tercekik sampai mati.

1. Electric Eel (Belut Listrik)

http://hermawayne.blogspot.com
Ditemukan di seluruh Amerika Selatan di sungai berlumpur atau cekungan, belut listrik dapat tumbuh menjadi lebih dari 8 kaki (2,5 meter). Mereka biasanya berwarna hijau tua atau abu-abu, yang membantu mereka berbaur dengan lingkungan mereka, tetapi aset mereka yang paling berharga adalah benar-benar mengejutkan. Organ mereka mengandung sel-sel khusus yang disebut "electrocytes" yang secara efektif mengubah mereka menjadi baterai. Belut listrik menggunakan organ yang dapat merasakan benda asing dan ikan lebih kecil yang mungkin bisa dijadikan makanan yang baik. Untuk pakan, mereka akan memberikan kejutan kecil untuk ikan, sehingga membuat korban mereka lumpuh. Mangsanya masih hidup, tetapi tak mampu bergerak, setelah itu belut akan menyedot mereka seperti mie spaghetti. Ketika mereka merasakan ancaman, mereka dapat melepaskan sekitar 600 volt listrik ke predator, yang dapat membuat musuhnya mati. Ketika Anda menganggap bahwa stopkontak di dinding AS rata-rata hanya sekitar 100 volt, jelas bahwa seperti banyak makhluk lain, belut listrik adalah hewan yang cukup mematikan.

Sumber:http://terselubung.blogspot.com
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 23.49
thumbnail

Fenomena Alam Paling Menakjubkan di Dunia

10. Ice Circles

Lingkaran-lingkaran es adalah fenomena yang sangat jarang terjadi di permukaan air dingin. Lingkaran-lingkaran besar es ini dapat ditemukan di wilayah Skandinavia dan Amerika Utara. Fenomena ini terakhir kali ditemui di Inggris pada Novermber 2009.

9. Red Tides


Fenomena alam ini terjadi akibat konsentrasi mikroorganisme-mikroorganisme di wilayah pantai, tepatnya di sekitar hilir sungai atau di bibir pantai, sehingga membuat air berubah menjadi warna ungu dan merah.

8. Columnar Basalt


Formasi batu yang terbentuk akibat erupsi lahar yang membeku. Fenomena alam ini terdapat di Giant's causeway Irlandia Utara.

7. Sun Dogs


Fenomena alam ini menampilkan 3 matahari pada garis horizon.

6. Moeraki Boulders


Batu bundar di pantai yang terbentuk oleh ombak. Terletak di pantai Koekohe

5. Penitentes


Fenomena alam yang hanya terjadi di wilayah antara Cili dan Argentina. Fenomena alam ini adalah fenomena salju yang meruncing ke atas yang diakibatkan oleh angin yang kencang di wilayah gunung Andes.

4. Light Pillars


Fenomena Visual yang tercipta oleh refleksi cahaya.

3. Catatumbo Lightning


Penduduk Venezuela menyebut fenomena ini "Relampago del Catatumbo". Lokasi petir ini dapat ditemukan di mulut sungai Catatumbo di danau Marcaribo Venezuela. Petir ini tingginya dapat mencapai 5km. Petir ini terjadi 140 sampai 160 kali di malam hari. setiap jam bisa terjadi 280 kilatan petir. Jadi dalam 1 tahun diperkirakan terjadi 448.000 ledakan petir. Petir ini terjadi akibat tabrakan angin yang berasal dari gunung Andes. Beberapa orang mengatakan wilayah ini memiliki lapisan ozon terbesar di bumi.

2. Cave of the crystal


Gua yang berisi pilar-pilar kristal yang terletak di sebuah pertambangan di Cihuahua Meksiko.

1. Pink and White Terraces




Keajaiban alam dari Selandia Baru yang kini tinggal kenangan karena telah rusak akibat ledakan vulkanik gunung Tarawera di tahun 1886. Fenomena alam air hangat ini terbentuk oleh geyser dan es disepanjang lereng gunung. Di bawahnya terdapat kolam air hangat seluas 3 hektar. Sebelum hancur akibat ledakan vulkanik gunung Tarawera di tahun 1886, fenomena alam ini masuk ke dalam 8 keajaiban dunia.

Sumber:http://terselubung.blogspot.com
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 23.47
thumbnail

Kuburan Aneh dan Unik di Dunia


Pekuburan Newgrage
Pekuburan yang letaknya di negara Irlandia ini adalah salah satu bangunan atau monumen pra sejarah yang paling impresif dan megah di dunia. Dibangun sekitar tahun 3300 sampai dengan 2900 sebelum masehi, makam misterius ini termasuk sangat besar. Luas bangunan berbentuk bulat seperti bungker ini memiliki luas 4046 meter persegi dengan tinggi 12 meter.
Bangunan ini sebenarnya terdiri dari susunan batu-batu yang sangat rapi dan terdapat sejumlah peninggalan batu berukir megalitikum. Ini menunjukkan bahwa bangunan kokoh ini memang memiliki umur yang sangat tua, bahkan lebih tua dari piramida Giza dan Stonehenge.

Tana Toraja

Salah satu warisan kebudayaan yang dimiliki Indonesia yang sangat terkenal hingga ke luar negeri. Tana Toraja memiliki ritual pemakaman yang dianggap paling rumit di dunia. Upacara pemakamani itu disebut dengan Rambu Solo. Rambu Solo adalah sebuah upacara pemakaman secara adat yang mewajibkan keluarga yang almarhum membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi. Yang bikin rumit, adalah bahwa upacara Rambu Solo memiliki sejumlah tingkatan, tergantung pada strata sosial si mendiang dan keluarganya.
Yang paling menarik adalah ketika tahap terakhir upacara Rambu Solo dimana jenazah dibawa ke sebuah tebing khusus untuk pemakaman. Biasanya jenazah disertai dengan patung simbolisasi penggambaran diri mendiang yang disebut dengan nama Tau-tau. Yang mengherankan adalah mayat yang disimpan di tebing tersebut hanya diletakkan saja dan ajaibnya tidak pernah tercium bau busuk yang merebak.
Westminster Abbey
Westminster Abbey adalah sebuah gereja gothic yang sangat terkenal di London. Secara bangunan gereja tersebut memang tidak seheboh dan semegah bangunan-bangunan kuno yang lain. Tapi yang membuat bangunan yang dibangun oleh Pendeta Benedictine pada abad ke-10 adalah siapa yang dimakamkan di sana. Westminster Abbey adalah tempat pemakaman para raja-raja Inggris dan bangsawan lainnya.

Pada perkembangannya, makam tersebut menjadi tempat terakhir bagi orang-orang besar Inggris lainnya seperti Geoffrey Chaucer, Charles Dickens, Thomas Hardy, Rudyard Kipling, Alfred Tennyson, Sir Isaac Newton, Charles Darwin, and Ernest Rutherford.

Giza Necropolis

Tak ada yang menandingi kompleks pemakaman yang paling megah, besar, luas, bahkan paling misterius di dunia selain Giza Necropolis. Kompleks pemakaman raja Mesir ini terdiri dari Piramida besar Giza, Piramida Khafre, Piramida Menkaure, Patung Sphinx, serta beberapa piramida-piramida kecil lain yang mengelilinginya.

Salah satu keajaiban dari pemakaman berbentuk segitiga unik ini adalah setelah diukur dengan benar oleh sejumlah ahli, maka piramida itu hanya memiliki margin error sebesar 58 milimeter!

Lembah Raja-Raja

Lembah Raja-Raja yang berada di Mesir menjadi sangat terkenal ketika pada tahun 1922, seorang ahli kebudayaan Mesir Howard Carter menemukan dan membuka makam Tutankhamen. Di sinilah merebak ’kutukan’ bagi mereka yang membuka makam tersebut. Maka satu per satu dari para penemu makam kuno itu mati dengan berbagai akibat.

Akibat ’kutukan’ itulah Lembah Raja-Raja menjadi sangat terkenal disamping juga penemuan yang didapat di sana sangat luar biasa, seperti topeng emas Raja Tut.

Catacomb of Paris

Agak susah menjabarkan apa arti dari catacomb, tapi bisa dimaknai sebagai lorong-lorong bawah tanah, kadang memiliki ruangan-ruangan tergantung kebutuhan untuk apa ruangan tersebut dibuat. Catacomb yang paling terkenal adalah yang terletak di kota Paris, Perancis.

Pada tahun 1700-an, kota Paris menderita semacam penyakit yang diakibatkan oleh pemakaman massal yang kurang tepat di pemakaman umum. Penguasa kota akhirnya memutuskan memindahkan semua tulang belulang itu ke dalam sejumlah lorong-lorong di kota Paris yang tidak terpakai.

Maka, jadilah tulang belulang beserta tengkorak tersebut diletakkan di sana dan disusun sedemikian rupa di dalam lorong-lorong tersebut. Yang menjadi luar biasa adalah lorong bawah tanah yang terpakai untuk menyusun tulang belulang itu adalah hingga mencapai panjang 300 km! Untuk menjaga keaslian ruangan yang penuh tulang belulang itu, pemerintah kota hanya mengizinkan membuka sedikit akses ke dalam Catacomb of Paris ini.

Tentara Terracotta

Mungkin temuan tentang keberadaan patung tentara China yang ini sampai saat ini masih belum tuntas penggaliannya. Pasukan terracotta yang menakjubkan itu sempat terkubur dan dilupakan oleh sejarah, dan baru ditemukan kembali pada tahun 1974. Penemunya adalah Yang Peiyan dan beberapa petani yang sedang menggarap lahan.

Temuan ini sontak membuka tabir misteri keberadaan makam kaisar Qin Shihuang yang merupakan kaisar pertama di China yang mempersatukan dataran China. Tentara Terracotta Cina ini berkekuatan 8.000 pasukan, dan yang paling unik, setiap patung unik dan dibuat satu per satu sehingga tidak ada gambar wajah patung yang sama. Pasukan itu dibuat untuk melindungi kaisar di alam baka.

Capuchin Catacombs of Palermo

Di daerah Palermo, Italia, terdapat sebuah biara yang cukup aneh dengan upacara pemakamannya. Para pendeta membangun ruangan bawah tanah yang diperuntukkan untuk pemakaman, dan uniknya pemakaman yang dimaksud bukan memendam jenazah ke dalam tanah, tapi dengan cara melakukan proses pembalseman seperti mummi yang kemudian mummi tersebut didandani dengan pakaian lengkap dan digantung pada dinding biara! Uniknya lagi, para mummi ini bisa berganti pakaian layaknya manusia yang masih hidup, bahkan mengikuti trend pula!

Upacara pemakaman seperti ini berlangsung mulai dari abad ke-16 sampai dengan abad ke-19. Dan yang berhak untuk dimakamkan dengan cara itu adalah hanyalah para orang yang dianggap terkemuka. Terakhir pada tahun 1800-an dimana mayat terakhir di-mummi-kan, sudah ada 8000 mummi yang menghuni di dalam biara tersebut.

Taj Mahal

Ini dia simbol dari sebuah rasa cinta yang agung. Selain sebagai perlambang cinta yang abadi, juga Taj Mahal bisa dianggap sebagai makam terindah yang pernah dibangun karena di dalamnya bersemayam makam Raja Shah Jahan dan permaisurinya yang sangat dia cintai, Mumtaz Mahal.

Bangunan ini merupakan simbol dari kebesaran dinasti Mughal yang sangat termasyur di India. Pada masa kekaisaran dinasti Mughal, India mencapai masa keemasannya, dan Taj Mahal adalah salah satu bukti kebesarannya. Selain membuktikan kekayaan dinasti Mughal (penggunaan batu marbel dan segala perniknya yang sangat detil menunjukkan besarnya kekayaan dinasti tersebut), juga keindahan arsitekturnya yang sangat menawan dan sangat simetris.

Kota Mati di Ossetia Utara, Rusia

Dari kejauhan, lembah ini dipenuhi oleh sejumlah gedung dan bangunan yang mirip dengan rumah batu, tidak jauh bedanya dengan desa-desa pada umumnya di Rusia. Namun, kalau diamati lebih teliti, ada yang janggal dengan bangunan-bangunan tersebut. Kalau kita intip ke dalam, barulah kita sadar bahwa bangunan itu isinya adalah tubuh manusia yang termumifikasi dengan pakaian yang lengkap.

Menurut kabar, pada abad ke-18, daerah Ossetia sedang mengalami wabah penyakit yang mematikan. Nah, para anggota keluarga yang terkena wabah tersebut akhirnya dikarantina dengan membuatkan bangunan yang khusus. Bangunan itu dirancang agar anggota keluarga yang sakit itu tidak bisa kemana-mana, hanya diberi lubang kecil saja untuk memasukkan makanan ke dalam ruangan tersebut. Tentu saja yang terjadi adalah kematian pelan-pelan karena tidak ada pertolongan yang memadai bagi si sakit.
Sumber:http://terselubung.blogspot.com
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 23.46

Cerpen Persahabatan - Rinduku Kenanganku

Rinduku Kenanganku
oleh: Rica Okta Yunarweti

               Cahaya keemasan matahari dan hembusan angin sore membuat daun-daun kecil berguguran di pinggir danau dan menyilaukan pandanganku pada secarik kertas di depanku. Hari-hariku terasa menyenangkan dengan sebuah kuas yang terukir namaku “Diana”. Yah, boleh dikatakan aku gemar melukis di tempat-tempat yang menurutku indah dan tenang. Apalagi dengan seorang sahabat, membuat hidupku lebih berarti.
               Dari kejauhan terdengar alunan biola nan merdu semakin mendekati gendang telingaku. Alunan merdu itu membuatku semakin penasaran.
               “Ya sudahlah, mungkin hanya perasaanku saja”
               Dengan rasa penasaran, aku sambil mengemas peralatan lukisku dan mengendarau sepeda menyusuri jalan komplek rumahku yang berbukit dan rindangnya pepohonan sepanjang jalan di bawah cahaya mentari yang mulai redup.

* * *
Pulang petang menjadi hal yang biasa bagi Lintang. Seorang gadis tomboy berambut hitam panjang yang selalu di kuncir ke atas. Dia selalu bermain basket di bawah rumah pohonnya, letaknya di samping danau yang airnya tenang, setelah pulang dari les. Dengan mengusap keringat di pipinya dia bergegas menyusuri komplek rumahnya dengan perasaantakut karena selalu pulang telat.
Pada waktu yang bersamaan, Diana meletakkan sepedanya ke garasi dan melihat Lintang.
               “Lintang,, Lintang,, dari mana saja kamu?
               “Aku mencarimu! Kata Diana
               “Aku main basket di tempat biasa, di bawah rumah pohon. Ma’af, udah buatmu khawatir.”
               “Entahlah…. Sudah dulu ya, bau banget nih.
               “Huuhh,, dasar cewek gadungan, aku dicuekin lagi…! Kesal Diana
               Dengan rasa kesal, gadis itu pun masuk ke kamar khayalannya. Meletakkan peralatan lukisnya di sudut ruangan dekat lemari kaca yang penuh dengan boneka kucing dan patung kecil yang terbuat dari tanah liat. Ia selalu menatap lukisan sunset yang di belakang pintu kamarnya. Ketika melihat itu, ia merasakan tenangnya dunia di laut lepas.

* * *
               Lintang segera membersihkan dirinya karena takut ibunya marah. Ibunya pun heran melihat tingkah anak semata wayangnya itu. Sifat keras kepala Lintang yang biasanya tampak, namun kala itu hati tomboynya bisa luluh dengan rasa bersalahnya. Ketika ia duduk di atas kursi yang tinggi sambil mengamati indahnya malam. Tiba-tiba ia merasakan sakit pada badannya, perutnya nyeri dan nafasnya terasa sesak. Lintang bingung dengan apa yang dia rasakan dan tiba-tiba ia terjatuh dari kursi tingginya, mencoba mengendalikan diri untuk bangkit ke tempat tidur dan beristirahat.

* * *
               Teriknya mentari dan angin sepoi-sepoi yang dirasakan di bawah pohon nan rindang, membuat siswi SMA ini hanyut dalam omajinasi. Khayalan yang sungguh nyata membawa ia larut dalam impian.
               “Hai Diana, asyik bener nih melukisnya, lihat dong. Pasti lagi gambar aku kan? Kejut Lintang
               “Hmm,, ngapain juga aku gambar kamu. Seperti gak ada objek lain aja yang lebih bagus.. hahahha..
               Mereka begitu asyik bercanda tanpa menghiraukan teman yang lain di sekitarnya yang merasa kebisingan karena tingkah mereka yang sungguh beda dengan siswi lainnya. Dan anak-anak yang lain sebaliknya sudah merasa biasa dengan sikap mereka itu.
               “Aku mau cerita..tapi……….(serius Lintang_
               “Cerita aja…ada apa? ( menatap Lintang kebingungan)
               Tiba-tiba, Lintang terjatuh. Kata-kata yang ingin ia bicarakan tidak mampu terucap. Kepanikan gadis seni ini sungguh luar biasa. Ketika di ruang UKS, Lintang terbaring tak berdaya. Diana berlari menyusuri kelas dan mencari telepon di sekolahnya. Untuk memberi kabar pada orang tua Lintang dan membawanya ke rumah sakit..
               “Aku ada di mana? Ada apa denganku? ( sadar Lintang)
               “Kamu ada di rumah sakit. Kamu tadi pingsan di taman belakang sekolah. Kamu nggak apa-apa kan? (khawatir Diana)
               “Aku sakit apa? Mana ayah?”
               “Dokter masih belum memberitahukan pasti penyakitmu. Ayahmu masih dalam perjalanan. Bersabarlah sebentar. Cepat sembuh ya,, biar sore ini kita bisa belajar bareng, kan kamu udah janji kemaren.”
               “Mungkinkah penyakitku itu serius?””ahh, jangan berpiir gitu, kamu pasti sembuh. Semangatlah, aku akan ada di sampingmu..”
               “Sudah, sekolah sana. Biar pintar, dan bisa membalap rangkingku. Hhaha…”
               “Iihh,, kamu. Calon ilmuan gini diejekin. Pasti dong aku bisa. Hhehe”
               “Ya deh,, buktikan ke aku ya nanti.”
               “Iya, pasti. Suatu saat kita akn merayakan keberhasilan kita. Aku ke sekolah dulu ya.! Sebentar lagi, orangtuamu juga akan ke sini. Bye !!”
               “Bye.. Hati-hati ya Diana. Thank’s!"

* * *
               Jalan lorong sekolah tampak sepi, hanya ada seorang gadis berambut hitam pendek duduk di depan kelas musik sambil membawa biola dengan wajah yang tampak murung, Diana segera menghampirinya.
               “Hai, kenapa kamu sendiri? Nggak masuk kelas?” Tanya Diana heran
               “Hmm, aku.. aku.. mau sendiri di sini aja.”
               “Jangan seperti anak kecil, ayolah masuk. Tapi, apa yang membuatmu sedih?” penuh heran
               “Tadi, ketika ada pemilihan bakat pemain biola, aku ada kesalahan memainkan nada, sampai-sampai alunannya nggak enak didengar. Mereka menertawakanku, padahal aku baru saja pindah ke sekolah ini jadi aku masih belum pandai memainkan alat musik seperti biola ini..”
               “Kamu sudah hebat kok, kamu bisa memainkan alat musik kesukaanku, dan aku… aku hanya bisa menggambarnya. Yang penting, tetap berjuang!! Daah..aku ke kelas dulu ya..”
               “Thengs.. siapa namamu?”
               “Diana!" Teriaknya.. (sambil berlari)
               Nafas yang terengah-engah membasahi wajah gadis lembut nan periang itu. Diana segera masuk ke kelas lukisnya yang sudah mulai belajar. Sambil menyapu keringatnya, teringat sahabatnya yang terbaring lemah.
               (Mungkinkah kami akan terus bersama?) dalam hatinya berkata.
               Ibu Tari masuk ke kelas tiba-tiba. Meihat Diana yang sedang melamun segera menghampirinya.
               “Diana, kenapa kamu?”
               “Ohh.. Ibu. nggak apa-apa bu.”
               “Kamu bohong, da masalah ya? Tidak biasanya kamu seperti ini!”
               “Ii..ia bu.”
               “Memangnya ada apa, sampai-sampai mengganggu pikiranmu seperti ini?’
               “Sahabatku, Lintang. Dia masuk rumah sakit dan sepertinya penyakitnya parah.”
               “Ohh,, Lintang ya. Gimana kalau sepulang sekolah kita menjenguknya” ajak bu Tari
               “Ibu mau menjenguknya? “
               “Iya,, nggak apa-apa kan?”
               “I..ya. nggak masalah.” Semangat Diana
               Ibu Tari adalah guru yang paling disukai banyak siswa. Tak kadang banyak siswa yang curhat. Beliau memiliki jiwa keibuan, walaupun beliau belum menikah. Beliau sangat perhatian dan mengerti perasaan orang lain.
               Ibu Tari memberi semangat Diana, membuat ia semangat pula bertemu Lintang. Ia menyelesaikan lukisan pemandangan dengan kuas kesayangannya. Kali ini, ia mendapat pujian dari teman-teman dan bu Tari. Sampai-sampai lukisannya akan diikutkan dalam pameran lukisan. Lukisannya menggambarkan eorang gadis berkerudung duduk di atas tebing tinggi yang dihantam ombak di tepi pantai. Lukisan itu pun dihiasi pantulan sinar matahari di penghujung hari. Gambarnya begitu nyata, dan membawa dalam khayalan. Diana dan bu Tari pun berangkat menjenguk Lintang.
Hanya mereka berdua yang masih berada di sekolah. Tak heran, suara mereka menggema ketika lewat lorong sekolah. Diana melepas pandangannya ke arah taman di samping lapangan basket. Ia sempat kaget ada seorang gadis duduk di atas potongan pohon. Ketika ia hampiri, ternyata gadis biola itu.
               “Hai, belum pulang?" Sapa Diana
               “Hmmn. Belum Diana’
               “Ngapain kamu sendiri di sini, Zy?” Sahut bu Tari
               “Lho, ibu kenal dia?” sahut Diana
               “Uta, ibu kan juga mengajar kelas musik. JadI ibu kenal Lizy”
               “Ohh, namamu Lizy ya?”
               “Iya,, ibu mau ke mana, kok sama Diana?”
               “Ibu sama Diana mau ke rumah sakit, jenguk sahabatnya Diana. Kamu mau ikut?”
               “Ya,, boleh. Ayo! Panasnya terik matahari sudah mulai membakar kulit nih..” ajak Lizy
               “Hhhhaha….” Sambung Diana

* * *
               Diana meletakkan sekeranjang buah yang di bawanya. Kebetulan, kapten tim basket mereka juga jenguk Lintang. Rasa tak percaya meliputi kedua sahabat ini. Dalam keadaan yang tak mudah untuk mereka bersenda gurau. Padahal, rame kan, semuanya pada kumpul.
               “Bagaimana keadaanmu?” kejut Lizy
               “Ya, lumayan lah, agak mendingan.” Dengan suara datar sambil menunduk.
               Lintang mengangkat kepalanya, dan…. “Haahh,, Lizy!” teriaknya
               “Bagaimana bisa kamu di sini Zy?”
               “Syukurlah. Tadi aku diajak bu Tari dan Diana. Dan ternyata, yang terbaring saat ini adalah sahabatku.”
               “Sebenarnya, kamu sakit apa sih?” sambung Diana
               “a..ku, sakit Leukimia..”
               Semuanya tercengang, tak ada seorang pun yang berani memulai pembicaraan. Termasuk kapten basket Deva yang langsung terdiam ketika ia memainkan dasinya..
               “Kalian tak usah khawatir, di sisa umurku ini aku tak akan membuat kalian kecewa”
               “Jangan bilang begitu, yakinlah kamu masih bisa bermain basket lagi..” sahut Deva
               “Yaa, teruslah bersemangat. Siapa yang tahu kan takdir Tuhan. Semoga kamu cepat sembuh.” Sambung bu Tari
               ( Lintang terharu mengingat dan menyimpan momen ini. Ia memejamkan matanya hingga butiran air menetes di pipinya). Semuanya merasa iba padanya, khususnya Deva teman basketnya yang justru tidak mau kehilangan main lawannya walaupun Diana dan Lizy merasakan halyang sama dengannya. Bu Tari memulai pembicaraan setelah semuanya membeku.
               “Hari mulai sore nih, kalian semua masih belum ada yang mau pulang?”
               “Belum bu, sebentar lagi.” Jawab mereka serempak.
               “Ya sudah, ibu pulang duluan. Cepat sembuh, ya Lintang. Jangan patah semangat, kasihan sahabat dan tim basketmu, pasti mengkhawatirkanmu. Asalamualaikum…” kata bu Tari
               “walaikumsallam.. Iya bu, makasih. Hati-hati ya bu..”
               Suasana berubah menjadi hening kembali..
               “Aku tak ingin kehilanganmu, Lintang. Selalu ingat kata-kataku…" (bisik Diana)
               “Kamu-Sahabat_Terbaikku” mereka serempak.
               Hari ini terasa cukup singkat. Membawa mereka dalam canda tawa dan kerinduan. Diana dan Lizy segera pulang membawakabar perih dan memandang dengan rasa tak percaya. Diana teringat akan lukisannya. Di dalam hatinya dia ingin menjual lukisan itu untuk biaya Lintang. Ia merasa iba melihat orang tua Lintang pergi bolak balik mencari uang.
               “Diana, ada apa denganmu?’ kejut Lintang
               “Tidak, kami harus pulang. Hari sudah mulai gelap nih”
               “ohh, ya. Besok mungkin aku sudah diperbolehkan pulang jika kondisiku stabil”
               “Cepat sembuh, ya”……

* * *
Di depan lukisannya, Diana duduk termenung sambil menulis di buku diarynya.

Malam ku sepi..
Tak sanggup ku mengungkapkan
Air mata membendung di kelopak mataku..
Walaupun aku tertawa, tapi aku tetap merasakan bila hati ini menangis melihat nya tersenyum.
Jika Engkau mengizinkan. Takkan ku biarkan ia terbelenggu…
Kamu_sahabat_Terbaikku

               Ia simpan buku diarynya di tumpukkan buku pelajarannya. Diana memikirkan solusi untuk membantu Lintang. Iameluangkan waktu untuk melukis sebanyak-banyaknya untuk di jual tanpa sepengetahuan Lintang. Lizy yang baru dikenalnya juga turut membantu. Tak heran, ibunya Diana tiap hari selalu menyiapkan keperluanlukisnya. Malam semakin larut, Lizy yang juga tampak terlihat lelah memutuskan untuk menginap. Mereka terbaring di tempat tidur, namun tak ada salah satu dari mereka yang tertidur.mereka sama-sama ingin merencanakan sesuatu….

3 hari kemudian…

               Pohon-pohon yang menjulang tinggi disinari matahari yang masuk dicelah-celah dedaunan yang rindang. Diana dan Lizy sengaja membawa Lintang ke danau. Diana menggelar tikar, menyusun makanan, peralatan lukis, dan tempat mereka duduk. Sedangkan Lizy bersiap-siap di atas rumah pohon sambil memegang biola kesayangnnya. Namun dengan Lintang, ia justru merasa kebingungan dengan kedua temannya itu, sambil mengikik heran melihatnya.
               Diana memulai dengan memukul kedua kuasnya menandakan Lizy yang memainkan alunan biola yang merdu dengan lagu berjudul “semua tentang kita” sambil bernyanyi.

Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi di hati
Teringat di saat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kita

Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat duu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kitaberduka saat kita tertawa

               Ketika lagunya selesai, tiba-tiba mereka semua terdiam sejenak. Suasana seperti di pemakaman, sepi, sunyi, hening, hanya hembusan angin yang terdengar. Diana membuka pembicaraan.
               “Dan aku baru ingat. Dulu ketika aku melukis sendiri di sini aku kagum dan penasaran siapa yang memainkan biola ternyata… itu kamu, Lizy!”
               “Iya,, tengs. Aku sengaja memainkannya karena semenjak aku tinggal di sini aku sangat kesepian. Dan ketika aku menemukan tempat indah ini, setiap sore di waktu luangku, aku bermain biola. Kebetulan, aku melihat seorang gadis sedang melukis.”
               “waah.. kalian sungguh hebat! Aku juga kagum pada kalian, kalian sendiri yang membuat acara ini dan kalian juga yang mendapatkan kejutan. Ketika pertama kali bertemu Diana, aku juga kagum atas sikapmu yang selalu memperdulikan teman-temanmu. Jika aku pergi nanti jangan lupakan persahabatan kita ini ya..”
               “Ah, kalian ini selalu membuatku GR. Tapi makasih ya atas pujiannya.ku yakin, kalian juga mempunyai keistimewaan masing-masing. Dan kamu Lintang, si cewek gadungan. Masa jiwa tomboymu yang tegar dipatahkan dengan adanya penyakit ini. Justru dengan ini kamu bisa bertambah tegar yang tahan bantingan.. hahaha.
               “Emang aku bola, tahan bantingan. Hahaha! Ketus Lintang
               Diana tak ingin membuat hati teman-temannya terluka, ia selalu mencoba untuk tersenyum walau di hatinya sangat mengganjal. Tak lupa, Diana melukis simbol persahabatan mereka “LiDiZy”. Dari kejauhan Deva sedang bersepeda mengitari danau, melihat tingkah mereka yang terlihat ekspresif dan penuh canda tawa. Tapa berpikir panjang, ia menghampiri ketiga cewek itu sambil membawa gitarnya dan langsung duduk di tikar.
               “Eh, kamu. Udah minta izin dengan yang punya belum? Sembarangan aja duduk.” Judes Diana
               “Kok gitu, sih Diana. Nggak apa-apa kok.” Bela Lintang
               “Coba deh kalian lihat, dia mau ngehancurin acara kita.” Sebel Diana
               “Eh kamu, bagai ratu aja. Lintang aja nggak keganggu. Sekali-sekali dong aku ikut gabung. Kan jarang-jarang bisa dekat sama cowok popular di sekolah. hitung-hitung kesempatan buat kalian.”
               “Ya sudah, cukup. Kita nyanyi bareng lagi yuk….” Lerai Lizy
               “Eh, ganti dong simbolnya jadi…(berpikir sejenak) “LiDiZyVa” kan lebih keren!” sahut Deva
               “Ah, kamu ini ada-ada saja. Semoga masih ada ruang untuk menulis namamu ya.. hahaha
               “hhuuhh…”
               Seharian mereka jalani untuk menghibur Lintang. Walaupun diantara mereka baru saling mengenal, tapi mereka seperti mempunyai kekuatan magnet. Hari-hari mereka selalu bersama.

* * *
               Waktu yang tepat ditemukan Diana dan Lizy untuk menjalani rencana kedua mereka. Mereka sudah mengatur strategi agar lukisan Diana laku terjual. Hampir 2 minggu penuh mereka meluangkan waktu untuk menjualnya. Uang yang terkumpul lumayan banyak, dan segera mereka berikan pada orang tua Lintang tanpa sepengetahuan Lintang. Deva yang biasanya sibuk dengan tim basketnya, akhirnya ikut membantu juga.
               Di waktu yang bersamaan mereka datang ke rumah Lintang secara tersembunyi, mereka melihat Lintang kesakitan sambil memegang perutnya. Kekhawatiran mereka tak dapat dibendung. Mereka segera membawa Lintang ke rumah sakit dan memberitahukan orang tuanya. Mengingat Lintang adalah anak semata wayang orang tuanya.
               Ternyata, penyakitnya bertambah parah. Sebenarnya, Lintang pulang dari rumah sakit karena keterbatasan biaya. Uang yang mereka dapatkan tidak cukup untuk membiayai semua pengobatan Lintang. Di tambah lagi ayah Lintang yang hanya memiliki tabungan seadanya, itu pun telah habis digunakan. Terpaksa, Lintang hanya bisa di opname tanpa harus membeli semua obat yang diperlukan.

* * *
               Setiap lorong sekolah kelas X ramai dipenuhi siswi yang mendengar kabar mengenai Lintang. Anak yang tomboy dan disenangi banyak orang.
               “Hai, Diana, Lizy. Gimana keadaan Lintang? Apa dia membaik? Kapan kalian mau menjenguknya lagi?” (pertanyaan runtun dari Deva)
               “Hello Deva, kalau nanya satu-satu dong. Kamu bukan mau wawancara kan?” jawab Diana
               “Emang, kami orang tuanya? Kami juga belum tahu keadaannya. Ayo kita jenguk aja sama-sama pulang sekolah” tegas Lizy
               Bunyi bel panjang bertanda telah berakhir jam pelajaran. Hujan yang tampak lebat, membuat para siswa harus menunggu sampai hujan reda. Tiba-tiba handphone Deva berbunyi, padahal peraturan sekolah dilarang membawa handphone, suara di seberang membawa berita buruk.
               Hujan yang lebat tak mereka perdulikan. Mereka lari basah-basahan menuju rumah sakit sambil menangis terisak-isak. Mereka sangat khawatir dan tak percaya bahwa kabar itu memang benar nyata. Sahabat mereka Lintang meninggal dunia. Nyawanya tak dapat tertolong lagi karena penyakitnya semakin hari semakin parah. Orang tua Lintang merasa kehilangan dan terpukul, namun semua adalah kehendak-Nya. Orang tua Lintang juga sangat berterima kasih pada Lizy, Diana, dan Deva. Menganggap mereka sebagai anaknya.

* * *

“Tak sempat ku berikan
Tak sempat ku sampaikan”
_LiDiZyVa_

Kalimat itu selalu melintas dipikiran Diana. Begitu pula Lizy dan Deva. Kerasa tak percaya, kehilangan, kerinduan, tersirat dibenak mereka. Mereka termenung di tepi danau sambil menyanyikan lagu “Semua Tentang Kita” yang biasa mereka nyanyikan.

Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi di hati

Belum sempat lagu itu dinyanyikan, butiran air mata membasahi di pipi ketiganya. Orang tua Lintang tiba-tiba dating dan ikut duduk di antara mereka. Memberikan semangat pada Lizy, Diana dan Deva bahwa masa depan mereka juga menjadi kebanggaan orang tua angkat mereka. Ibu Lintang tiba-tiba menyerahkan secarik kertas berwarna biru yang bergambar bunga. Tangan Deva bergetar ketika memegang kertas itu. Rasa penasaran membuat ia segera membuka dan membacanya seperti sedang lomba baca puisi.

Sahabatku impianku
Cita-citaku imajinasiku
Bukan hal yang salah memiliki mimpi
Bukan hal yang salah mempunyai tujuan
Tujuan seperti sinar
Kesana lah kita berlari
Dan untuk itulsh kita hidup
Tapi, terkadang sinarnya terlalu menyilaukan
Membuat kita sulit melihat
Sehingga tiba suatu saat kita harus sejenak berhenti
Untuk menghindari sinar yang ada pada kita sendiri

               “Waahh, sungguh bersemangatnya dia. Aku piker karena fisiknya lemah, jiwanya akan goyah. Tapi aku salah. Hebat!! Puji Diana. Sambil melanjutkan lukisannya.
               “Iya..”sambung Lizy sambil meneteskan air mata.
               Suasana menjadi hening kembali. Kemudian Diana berteriak girang sambil meneteskan butiran air mata yang melintas di pipinya.
               “Lukisan dengan simbol “LiDiZyVa” akhirnya selesai”
               “Waahh..keren.!”
               Mereka menatap terpesona lukisan yang melambangkan persahabatan ini yang terlihat indah karena di sekitar tulisan itu ada gambar wajah mereka masing-masing. Di danau inilah sejarah persahabatanku. Dan tempat inilah aku dan sahabatku berbagi walau hanya sekedar untuk mengenang Lintang.

SELESAI

RINDUKU KENANGANKU
oleh: Rica Okta Yunarweti

               Cahaya keemasan matahari dan hembusan angin sore membuat daun-daun kecil berguguran di pinggir danau dan menyilaukan pandanganku pada secarik kertas di depanku. Hari-hariku terasa menyenangkan dengan sebuah kuas yang terukir namaku “Diana”. Yah, boleh dikatakan aku gemar melukis di tempat-tempat yang menurutku indah dan tenang. Apalagi dengan seorang sahabat, membuat hidupku lebih berarti.
               Dari kejauhan terdengar alunan biola nan merdu semakin mendekati gendang telingaku. Alunan merdu itu membuatku semakin penasaran.
               “Ya sudahlah, mungkin hanya perasaanku saja”
               Dengan rasa penasaran, aku sambil mengemas peralatan lukisku dan mengendarau sepeda menyusuri jalan komplek rumahku yang berbukit dan rindangnya pepohonan sepanjang jalan di bawah cahaya mentari yang mulai redup.

* * *
Pulang petang menjadi hal yang biasa bagi Lintang. Seorang gadis tomboy berambut hitam panjang yang selalu di kuncir ke atas. Dia selalu bermain basket di bawah rumah pohonnya, letaknya di samping danau yang airnya tenang, setelah pulang dari les. Dengan mengusap keringat di pipinya dia bergegas menyusuri komplek rumahnya dengan perasaantakut karena selalu pulang telat.
Pada waktu yang bersamaan, Diana meletakkan sepedanya ke garasi dan melihat Lintang.
               “Lintang,, Lintang,, dari mana saja kamu?
               “Aku mencarimu! Kata Diana
               “Aku main basket di tempat biasa, di bawah rumah pohon. Ma’af, udah buatmu khawatir.”
               “Entahlah…. Sudah dulu ya, bau banget nih.
               “Huuhh,, dasar cewek gadungan, aku dicuekin lagi…! Kesal Diana
               Dengan rasa kesal, gadis itu pun masuk ke kamar khayalannya. Meletakkan peralatan lukisnya di sudut ruangan dekat lemari kaca yang penuh dengan boneka kucing dan patung kecil yang terbuat dari tanah liat. Ia selalu menatap lukisan sunset yang di belakang pintu kamarnya. Ketika melihat itu, ia merasakan tenangnya dunia di laut lepas.

* * *
               Lintang segera membersihkan dirinya karena takut ibunya marah. Ibunya pun heran melihat tingkah anak semata wayangnya itu. Sifat keras kepala Lintang yang biasanya tampak, namun kala itu hati tomboynya bisa luluh dengan rasa bersalahnya. Ketika ia duduk di atas kursi yang tinggi sambil mengamati indahnya malam. Tiba-tiba ia merasakan sakit pada badannya, perutnya nyeri dan nafasnya terasa sesak. Lintang bingung dengan apa yang dia rasakan dan tiba-tiba ia terjatuh dari kursi tingginya, mencoba mengendalikan diri untuk bangkit ke tempat tidur dan beristirahat.

* * *
               Teriknya mentari dan angin sepoi-sepoi yang dirasakan di bawah pohon nan rindang, membuat siswi SMA ini hanyut dalam omajinasi. Khayalan yang sungguh nyata membawa ia larut dalam impian.
               “Hai Diana, asyik bener nih melukisnya, lihat dong. Pasti lagi gambar aku kan? Kejut Lintang
               “Hmm,, ngapain juga aku gambar kamu. Seperti gak ada objek lain aja yang lebih bagus.. hahahha..
               Mereka begitu asyik bercanda tanpa menghiraukan teman yang lain di sekitarnya yang merasa kebisingan karena tingkah mereka yang sungguh beda dengan siswi lainnya. Dan anak-anak yang lain sebaliknya sudah merasa biasa dengan sikap mereka itu.
               “Aku mau cerita..tapi……….(serius Lintang_
               “Cerita aja…ada apa? ( menatap Lintang kebingungan)
               Tiba-tiba, Lintang terjatuh. Kata-kata yang ingin ia bicarakan tidak mampu terucap. Kepanikan gadis seni ini sungguh luar biasa. Ketika di ruang UKS, Lintang terbaring tak berdaya. Diana berlari menyusuri kelas dan mencari telepon di sekolahnya. Untuk memberi kabar pada orang tua Lintang dan membawanya ke rumah sakit..
               “Aku ada di mana? Ada apa denganku? ( sadar Lintang)
               “Kamu ada di rumah sakit. Kamu tadi pingsan di taman belakang sekolah. Kamu nggak apa-apa kan? (khawatir Diana)
               “Aku sakit apa? Mana ayah?”
               “Dokter masih belum memberitahukan pasti penyakitmu. Ayahmu masih dalam perjalanan. Bersabarlah sebentar. Cepat sembuh ya,, biar sore ini kita bisa belajar bareng, kan kamu udah janji kemaren.”
               “Mungkinkah penyakitku itu serius?””ahh, jangan berpiir gitu, kamu pasti sembuh. Semangatlah, aku akan ada di sampingmu..”
               “Sudah, sekolah sana. Biar pintar, dan bisa membalap rangkingku. Hhaha…”
               “Iihh,, kamu. Calon ilmuan gini diejekin. Pasti dong aku bisa. Hhehe”
               “Ya deh,, buktikan ke aku ya nanti.”
               “Iya, pasti. Suatu saat kita akn merayakan keberhasilan kita. Aku ke sekolah dulu ya.! Sebentar lagi, orangtuamu juga akan ke sini. Bye !!”
               “Bye.. Hati-hati ya Diana. Thank’s!"

* * *
               Jalan lorong sekolah tampak sepi, hanya ada seorang gadis berambut hitam pendek duduk di depan kelas musik sambil membawa biola dengan wajah yang tampak murung, Diana segera menghampirinya.
               “Hai, kenapa kamu sendiri? Nggak masuk kelas?” Tanya Diana heran
               “Hmm, aku.. aku.. mau sendiri di sini aja.”
               “Jangan seperti anak kecil, ayolah masuk. Tapi, apa yang membuatmu sedih?” penuh heran
               “Tadi, ketika ada pemilihan bakat pemain biola, aku ada kesalahan memainkan nada, sampai-sampai alunannya nggak enak didengar. Mereka menertawakanku, padahal aku baru saja pindah ke sekolah ini jadi aku masih belum pandai memainkan alat musik seperti biola ini..”
               “Kamu sudah hebat kok, kamu bisa memainkan alat musik kesukaanku, dan aku… aku hanya bisa menggambarnya. Yang penting, tetap berjuang!! Daah..aku ke kelas dulu ya..”
               “Thengs.. siapa namamu?”
               “Diana!" Teriaknya.. (sambil berlari)
               Nafas yang terengah-engah membasahi wajah gadis lembut nan periang itu. Diana segera masuk ke kelas lukisnya yang sudah mulai belajar. Sambil menyapu keringatnya, teringat sahabatnya yang terbaring lemah.
               (Mungkinkah kami akan terus bersama?) dalam hatinya berkata.
               Ibu Tari masuk ke kelas tiba-tiba. Meihat Diana yang sedang melamun segera menghampirinya.
               “Diana, kenapa kamu?”
               “Ohh.. Ibu. nggak apa-apa bu.”
               “Kamu bohong, da masalah ya? Tidak biasanya kamu seperti ini!”
               “Ii..ia bu.”
               “Memangnya ada apa, sampai-sampai mengganggu pikiranmu seperti ini?’
               “Sahabatku, Lintang. Dia masuk rumah sakit dan sepertinya penyakitnya parah.”
               “Ohh,, Lintang ya. Gimana kalau sepulang sekolah kita menjenguknya” ajak bu Tari
               “Ibu mau menjenguknya? “
               “Iya,, nggak apa-apa kan?”
               “I..ya. nggak masalah.” Semangat Diana
               Ibu Tari adalah guru yang paling disukai banyak siswa. Tak kadang banyak siswa yang curhat. Beliau memiliki jiwa keibuan, walaupun beliau belum menikah. Beliau sangat perhatian dan mengerti perasaan orang lain.
               Ibu Tari memberi semangat Diana, membuat ia semangat pula bertemu Lintang. Ia menyelesaikan lukisan pemandangan dengan kuas kesayangannya. Kali ini, ia mendapat pujian dari teman-teman dan bu Tari. Sampai-sampai lukisannya akan diikutkan dalam pameran lukisan. Lukisannya menggambarkan eorang gadis berkerudung duduk di atas tebing tinggi yang dihantam ombak di tepi pantai. Lukisan itu pun dihiasi pantulan sinar matahari di penghujung hari. Gambarnya begitu nyata, dan membawa dalam khayalan. Diana dan bu Tari pun berangkat menjenguk Lintang.
Hanya mereka berdua yang masih berada di sekolah. Tak heran, suara mereka menggema ketika lewat lorong sekolah. Diana melepas pandangannya ke arah taman di samping lapangan basket. Ia sempat kaget ada seorang gadis duduk di atas potongan pohon. Ketika ia hampiri, ternyata gadis biola itu.
               “Hai, belum pulang?" Sapa Diana
               “Hmmn. Belum Diana’
               “Ngapain kamu sendiri di sini, Zy?” Sahut bu Tari
               “Lho, ibu kenal dia?” sahut Diana
               “Uta, ibu kan juga mengajar kelas musik. JadI ibu kenal Lizy”
               “Ohh, namamu Lizy ya?”
               “Iya,, ibu mau ke mana, kok sama Diana?”
               “Ibu sama Diana mau ke rumah sakit, jenguk sahabatnya Diana. Kamu mau ikut?”
               “Ya,, boleh. Ayo! Panasnya terik matahari sudah mulai membakar kulit nih..” ajak Lizy
               “Hhhhaha….” Sambung Diana

* * *
               Diana meletakkan sekeranjang buah yang di bawanya. Kebetulan, kapten tim basket mereka juga jenguk Lintang. Rasa tak percaya meliputi kedua sahabat ini. Dalam keadaan yang tak mudah untuk mereka bersenda gurau. Padahal, rame kan, semuanya pada kumpul.
               “Bagaimana keadaanmu?” kejut Lizy
               “Ya, lumayan lah, agak mendingan.” Dengan suara datar sambil menunduk.
               Lintang mengangkat kepalanya, dan…. “Haahh,, Lizy!” teriaknya
               “Bagaimana bisa kamu di sini Zy?”
               “Syukurlah. Tadi aku diajak bu Tari dan Diana. Dan ternyata, yang terbaring saat ini adalah sahabatku.”
               “Sebenarnya, kamu sakit apa sih?” sambung Diana
               “a..ku, sakit Leukimia..”
               Semuanya tercengang, tak ada seorang pun yang berani memulai pembicaraan. Termasuk kapten basket Deva yang langsung terdiam ketika ia memainkan dasinya..
               “Kalian tak usah khawatir, di sisa umurku ini aku tak akan membuat kalian kecewa”
               “Jangan bilang begitu, yakinlah kamu masih bisa bermain basket lagi..” sahut Deva
               “Yaa, teruslah bersemangat. Siapa yang tahu kan takdir Tuhan. Semoga kamu cepat sembuh.” Sambung bu Tari
               ( Lintang terharu mengingat dan menyimpan momen ini. Ia memejamkan matanya hingga butiran air menetes di pipinya). Semuanya merasa iba padanya, khususnya Deva teman basketnya yang justru tidak mau kehilangan main lawannya walaupun Diana dan Lizy merasakan halyang sama dengannya. Bu Tari memulai pembicaraan setelah semuanya membeku.
               “Hari mulai sore nih, kalian semua masih belum ada yang mau pulang?”
               “Belum bu, sebentar lagi.” Jawab mereka serempak.
               “Ya sudah, ibu pulang duluan. Cepat sembuh, ya Lintang. Jangan patah semangat, kasihan sahabat dan tim basketmu, pasti mengkhawatirkanmu. Asalamualaikum…” kata bu Tari
               “walaikumsallam.. Iya bu, makasih. Hati-hati ya bu..”
               Suasana berubah menjadi hening kembali..
               “Aku tak ingin kehilanganmu, Lintang. Selalu ingat kata-kataku…" (bisik Diana)
               “Kamu-Sahabat_Terbaikku” mereka serempak.
               Hari ini terasa cukup singkat. Membawa mereka dalam canda tawa dan kerinduan. Diana dan Lizy segera pulang membawakabar perih dan memandang dengan rasa tak percaya. Diana teringat akan lukisannya. Di dalam hatinya dia ingin menjual lukisan itu untuk biaya Lintang. Ia merasa iba melihat orang tua Lintang pergi bolak balik mencari uang.
               “Diana, ada apa denganmu?’ kejut Lintang
               “Tidak, kami harus pulang. Hari sudah mulai gelap nih”
               “ohh, ya. Besok mungkin aku sudah diperbolehkan pulang jika kondisiku stabil”
               “Cepat sembuh, ya”……

* * *
Di depan lukisannya, Diana duduk termenung sambil menulis di buku diarynya.

Malam ku sepi..
Tak sanggup ku mengungkapkan
Air mata membendung di kelopak mataku..
Walaupun aku tertawa, tapi aku tetap merasakan bila hati ini menangis melihat nya tersenyum.
Jika Engkau mengizinkan. Takkan ku biarkan ia terbelenggu…
Kamu_sahabat_Terbaikku

               Ia simpan buku diarynya di tumpukkan buku pelajarannya. Diana memikirkan solusi untuk membantu Lintang. Iameluangkan waktu untuk melukis sebanyak-banyaknya untuk di jual tanpa sepengetahuan Lintang. Lizy yang baru dikenalnya juga turut membantu. Tak heran, ibunya Diana tiap hari selalu menyiapkan keperluanlukisnya. Malam semakin larut, Lizy yang juga tampak terlihat lelah memutuskan untuk menginap. Mereka terbaring di tempat tidur, namun tak ada salah satu dari mereka yang tertidur.mereka sama-sama ingin merencanakan sesuatu….

3 hari kemudian…

               Pohon-pohon yang menjulang tinggi disinari matahari yang masuk dicelah-celah dedaunan yang rindang. Diana dan Lizy sengaja membawa Lintang ke danau. Diana menggelar tikar, menyusun makanan, peralatan lukis, dan tempat mereka duduk. Sedangkan Lizy bersiap-siap di atas rumah pohon sambil memegang biola kesayangnnya. Namun dengan Lintang, ia justru merasa kebingungan dengan kedua temannya itu, sambil mengikik heran melihatnya.
               Diana memulai dengan memukul kedua kuasnya menandakan Lizy yang memainkan alunan biola yang merdu dengan lagu berjudul “semua tentang kita” sambil bernyanyi.

Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi di hati
Teringat di saat kita tertawa bersama
Ceritakan semua tentang kita

Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat duu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kitaberduka saat kita tertawa

               Ketika lagunya selesai, tiba-tiba mereka semua terdiam sejenak. Suasana seperti di pemakaman, sepi, sunyi, hening, hanya hembusan angin yang terdengar. Diana membuka pembicaraan.
               “Dan aku baru ingat. Dulu ketika aku melukis sendiri di sini aku kagum dan penasaran siapa yang memainkan biola ternyata… itu kamu, Lizy!”
               “Iya,, tengs. Aku sengaja memainkannya karena semenjak aku tinggal di sini aku sangat kesepian. Dan ketika aku menemukan tempat indah ini, setiap sore di waktu luangku, aku bermain biola. Kebetulan, aku melihat seorang gadis sedang melukis.”
               “waah.. kalian sungguh hebat! Aku juga kagum pada kalian, kalian sendiri yang membuat acara ini dan kalian juga yang mendapatkan kejutan. Ketika pertama kali bertemu Diana, aku juga kagum atas sikapmu yang selalu memperdulikan teman-temanmu. Jika aku pergi nanti jangan lupakan persahabatan kita ini ya..”
               “Ah, kalian ini selalu membuatku GR. Tapi makasih ya atas pujiannya.ku yakin, kalian juga mempunyai keistimewaan masing-masing. Dan kamu Lintang, si cewek gadungan. Masa jiwa tomboymu yang tegar dipatahkan dengan adanya penyakit ini. Justru dengan ini kamu bisa bertambah tegar yang tahan bantingan.. hahaha.
               “Emang aku bola, tahan bantingan. Hahaha! Ketus Lintang
               Diana tak ingin membuat hati teman-temannya terluka, ia selalu mencoba untuk tersenyum walau di hatinya sangat mengganjal. Tak lupa, Diana melukis simbol persahabatan mereka “LiDiZy”. Dari kejauhan Deva sedang bersepeda mengitari danau, melihat tingkah mereka yang terlihat ekspresif dan penuh canda tawa. Tapa berpikir panjang, ia menghampiri ketiga cewek itu sambil membawa gitarnya dan langsung duduk di tikar.
               “Eh, kamu. Udah minta izin dengan yang punya belum? Sembarangan aja duduk.” Judes Diana
               “Kok gitu, sih Diana. Nggak apa-apa kok.” Bela Lintang
               “Coba deh kalian lihat, dia mau ngehancurin acara kita.” Sebel Diana
               “Eh kamu, bagai ratu aja. Lintang aja nggak keganggu. Sekali-sekali dong aku ikut gabung. Kan jarang-jarang bisa dekat sama cowok popular di sekolah. hitung-hitung kesempatan buat kalian.”
               “Ya sudah, cukup. Kita nyanyi bareng lagi yuk….” Lerai Lizy
               “Eh, ganti dong simbolnya jadi…(berpikir sejenak) “LiDiZyVa” kan lebih keren!” sahut Deva
               “Ah, kamu ini ada-ada saja. Semoga masih ada ruang untuk menulis namamu ya.. hahaha
               “hhuuhh…”
               Seharian mereka jalani untuk menghibur Lintang. Walaupun diantara mereka baru saling mengenal, tapi mereka seperti mempunyai kekuatan magnet. Hari-hari mereka selalu bersama.

* * *
               Waktu yang tepat ditemukan Diana dan Lizy untuk menjalani rencana kedua mereka. Mereka sudah mengatur strategi agar lukisan Diana laku terjual. Hampir 2 minggu penuh mereka meluangkan waktu untuk menjualnya. Uang yang terkumpul lumayan banyak, dan segera mereka berikan pada orang tua Lintang tanpa sepengetahuan Lintang. Deva yang biasanya sibuk dengan tim basketnya, akhirnya ikut membantu juga.
               Di waktu yang bersamaan mereka datang ke rumah Lintang secara tersembunyi, mereka melihat Lintang kesakitan sambil memegang perutnya. Kekhawatiran mereka tak dapat dibendung. Mereka segera membawa Lintang ke rumah sakit dan memberitahukan orang tuanya. Mengingat Lintang adalah anak semata wayang orang tuanya.
               Ternyata, penyakitnya bertambah parah. Sebenarnya, Lintang pulang dari rumah sakit karena keterbatasan biaya. Uang yang mereka dapatkan tidak cukup untuk membiayai semua pengobatan Lintang. Di tambah lagi ayah Lintang yang hanya memiliki tabungan seadanya, itu pun telah habis digunakan. Terpaksa, Lintang hanya bisa di opname tanpa harus membeli semua obat yang diperlukan.

* * *
               Setiap lorong sekolah kelas X ramai dipenuhi siswi yang mendengar kabar mengenai Lintang. Anak yang tomboy dan disenangi banyak orang.
               “Hai, Diana, Lizy. Gimana keadaan Lintang? Apa dia membaik? Kapan kalian mau menjenguknya lagi?” (pertanyaan runtun dari Deva)
               “Hello Deva, kalau nanya satu-satu dong. Kamu bukan mau wawancara kan?” jawab Diana
               “Emang, kami orang tuanya? Kami juga belum tahu keadaannya. Ayo kita jenguk aja sama-sama pulang sekolah” tegas Lizy
               Bunyi bel panjang bertanda telah berakhir jam pelajaran. Hujan yang tampak lebat, membuat para siswa harus menunggu sampai hujan reda. Tiba-tiba handphone Deva berbunyi, padahal peraturan sekolah dilarang membawa handphone, suara di seberang membawa berita buruk.
               Hujan yang lebat tak mereka perdulikan. Mereka lari basah-basahan menuju rumah sakit sambil menangis terisak-isak. Mereka sangat khawatir dan tak percaya bahwa kabar itu memang benar nyata. Sahabat mereka Lintang meninggal dunia. Nyawanya tak dapat tertolong lagi karena penyakitnya semakin hari semakin parah. Orang tua Lintang merasa kehilangan dan terpukul, namun semua adalah kehendak-Nya. Orang tua Lintang juga sangat berterima kasih pada Lizy, Diana, dan Deva. Menganggap mereka sebagai anaknya.

* * *

“Tak sempat ku berikan
Tak sempat ku sampaikan”
_LiDiZyVa_

Kalimat itu selalu melintas dipikiran Diana. Begitu pula Lizy dan Deva. Kerasa tak percaya, kehilangan, kerinduan, tersirat dibenak mereka. Mereka termenung di tepi danau sambil menyanyikan lagu “Semua Tentang Kita” yang biasa mereka nyanyikan.

Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi di hati

Belum sempat lagu itu dinyanyikan, butiran air mata membasahi di pipi ketiganya. Orang tua Lintang tiba-tiba dating dan ikut duduk di antara mereka. Memberikan semangat pada Lizy, Diana dan Deva bahwa masa depan mereka juga menjadi kebanggaan orang tua angkat mereka. Ibu Lintang tiba-tiba menyerahkan secarik kertas berwarna biru yang bergambar bunga. Tangan Deva bergetar ketika memegang kertas itu. Rasa penasaran membuat ia segera membuka dan membacanya seperti sedang lomba baca puisi.

Sahabatku impianku
Cita-citaku imajinasiku
Bukan hal yang salah memiliki mimpi
Bukan hal yang salah mempunyai tujuan
Tujuan seperti sinar
Kesana lah kita berlari
Dan untuk itulsh kita hidup
Tapi, terkadang sinarnya terlalu menyilaukan
Membuat kita sulit melihat
Sehingga tiba suatu saat kita harus sejenak berhenti
Untuk menghindari sinar yang ada pada kita sendiri

               “Waahh, sungguh bersemangatnya dia. Aku piker karena fisiknya lemah, jiwanya akan goyah. Tapi aku salah. Hebat!! Puji Diana. Sambil melanjutkan lukisannya.
               “Iya..”sambung Lizy sambil meneteskan air mata.
               Suasana menjadi hening kembali. Kemudian Diana berteriak girang sambil meneteskan butiran air mata yang melintas di pipinya.
               “Lukisan dengan simbol “LiDiZyVa” akhirnya selesai”
               “Waahh..keren.!”
               Mereka menatap terpesona lukisan yang melambangkan persahabatan ini yang terlihat indah karena di sekitar tulisan itu ada gambar wajah mereka masing-masing. Di danau inilah sejarah persahabatanku. Dan tempat inilah aku dan sahabatku berbagi walau hanya sekedar untuk mengenang Lintang.

SELESAI

Demikian cerpen persahabatan yang bisa di bagikan kali ini, semoga bermanfaat.
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 11.09