Kepala Pusat Vulakanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) Surono menjelaskan perihal terjadinya gempa yang mengguncang wilayah Tasikmalaya dan sekitarnya Sabtu (26/6) lalu. Menurutnya gempa berskala 6,3 SR tersebut terjadi akibat adanya aktifitas penujaman (subduksi) antar lempeng.
“Gempa ini disebabkan oleh aktifitas penujaman (subduksi) lempenga Samudar Hindia kea rah bahwa Lempeng Eurasia”, ujar Surono.
Wilayah selatan Jawa Barat pada umumnya tersusun oleh batuan sediment, batuan gunungapi, dan batuan berumur tersier yang telah mengalami pelapukan. Berbeda dengan wilayah sebelah utara yang tersusun oleh alluvium, batuan gunungapi dan batuan lainnya berumur kwarter. Sifat dari batuan-batuan tersebut urai, lepas, belum kompak (unconsolidated) sehingga memperkuat efek getaran.
Menurut hasil rekaman seismometer di Pos Gunungapi (PGA) G. Galunggung, Tasikmalaya. Gempa berlangsung sekitar 400 detik dengan intensitas gempa yang dirasakan sebesar III pada skala MMI (Modified Mercalli Intensity). Dan hasil rekaman perlengkapan yang sama di PGA G. Papandayan, Garut, lama gempa adalah 776 detik dengan intensitas gempa dirasakan pada skala III MMI.
Selanjutnya Surono menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas Satlak PB dan Satkorlak PB dan jangan terpancing isu-isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa dan tsunami. Gempa tidak menimbulkan tsunami karean meski berpusat di laut, namun energi yang dikeluarkannya tidak cukup kuat untuk memicu terjadinya tsunami. (SF)
0 komentar Gempa Tasikmalaya Akibat Penujaman Lempeng