thumbnail

Cerpen Cinta - Last Love

Cerpen Cinta: Last Love
Karya: Sony Sanjaya
Email: kairusozatsu@gmail.com

Aku Sony, aku berumur 20 tahun, memandang bintang di langit malam, pekerjaan operator warnet dengan shift malam yang membuatku selalu menyempatkan diri untuk menikmati indahnya langit di malam hari saat pulang kerja.

Mendengar lagu dan selalu berpikir apa yang akan terjadi di masa depan adalah suatu kebiasaanku waktu itu, terkadang hidup terasa membosankan membuatku ingin melakukan sesuatu hal yang menarik perhatianku.

cerpen cinta last love

Sebenarnya aku adalah gamers, aku selalu menghabiskan waktu luangku untuk bermain game online. Kebanyakan aku mengenal banyak orang dari dunia maya, tapi aku mulai bosan dengan semua itu. Suatu hari aku menemani ayahku untuk pengurusan e ktp di kecamatan, aku melihat teman smpku juga mengurus ktp waktu itu.

Aku mendekatinya dan berdiri tepat di sampingnya..

“ Maaf, bukankah kau Rani ? Aku rasa kita pernah se SMP waktu dulu.. “
“ Ya aku tahu, tapi aku lupa akan namamu? “
“ Wajar sudah beberapa tahun yang lalu, banyak yang berubah bukan? “

Kami berbincang dan saling mengenal satu sama lain, dia mengatakan akan ada reuni kecil-kecilan akhir pekan itu, dia memberikan nomer hp nya untuk kabar selanjutnya. Pengurusan ktp pun selesai dan dia pulang dengan dijemput kekasihnya. Tak lama kemudian aku dan ayah juga pulang setelah pengurusan selesai.  - baca juga: Cerpen Cinta Terbaik, Cerita Pendek Romantis

Sepulang dari rumah, malam harinya aku bekerja dan aku berpikiran untuk meminta facebook Rani untuk mengetahui teman SMP yang lainnya.

Isi Sms
 “ Aku sony, kita bertemu siang tadi, maaf jika mengganggu tapi apakah boleh aku meminta alamat facebookmu..?? “
“ Iya son , ini alamat facebookku, RanieDw*** “
“ Oke, terima kasih ya Ran ..”

Tak lama setelah aku membuka Facebooknya, aku menemukan beberapa teman SMP, aku mendapatkan salah nomer teman smpku, dia bernama Tanti. Di lain waktu aku menghubunginya untuk sekedar bertanya akan tentang reuni.

Kami menjadi akrab hanya dengan chatting dan sms, beberapa hari kemudian, sehabis magrhib kami bertemu di warung orang tuanya. Pertemuan itu membuat kami semakin akrab, hari semakin larut jadi aku putuskan untuk kembali ke rumah.


Tepat hari sabtu acara reuni diadakan, aku mendapat sms dari nomer yang tak kukenal, ternyata dia adalah salah satu teman smpku,


Isi Sms
 “ Kamu jadi ikut reuni ? Eka Wuland “

Entah kenapa aku ingat betul akan nama tersebut, dalam sekejap aku ingat wajah nya.
Dalam batinku berbicara “ Benar dia orang yang pernah aku benci waktu smp dulu”

Isi Sms
“ Darimana kamu mendapatkan nomer hpku ?”
“ Dari Tanti Son, aku mau berangkat ke acara reuni, ketemuan di warung nya tanti ya..”
“ Iya , aku juga mau berangkat..”

Setelah sampai di warung tanti, aku melihat Eka datang dengan lelaki dia bernama Susilo aku berpikir itu pacarnya, karena mereka selalu bersama waktu smp.

Eka     : Jadi kamu yang namanya Sony ?
Sony    : Iya, jadi kamu datang berdua dengannya ?
Eka    : Iya Son, kamu sendirian saja ?
Sony    : Ya , bisa dibilang seperti itu,  “ dengan wajah senyum

Tak lama kemudian Tanti dan lelaki itu juga ikut berbincang dengan kami,,

Tanti    : Semua nya sudah datang ya, maaf ya acara reuninya diadakan di rumahku saja, karena warung       sedang ramai.
Susilo    : Kami mengerti Tan, ya sudah kita berangkat ke rumahnya Tanti..

Eka membonceng Tanti, dan aku membonceng susilo.Kebetulan rumahnya tidak jauh dari warung.
Saat di perjalanan aku berbincang dengan Susilo, aku bertanya mengenai hubungan mereka. Susilo bilang mereka hanyalah teman, sudah lama putus.

Sesampai di rumahnya Tanti, kami berkumpul dan berbincang, tak lama kemudian teman SMP yang lain datang , termasuk Rani. Suasana semakin ramai, Tanti memesan kopi di warung dekat rumahnya. Karena aku akrab dengannya aku ingin membantunya.

Kami berdua pun pergi ke warung, dan setelah kembali teman-teman berpikir kami sudah berpcaran, padahal baru kenal seminggu yang lalu. Tak lama kemudian, Tanti mengungkapkan kepadaku jika dia menyukaiku, dan dia berharap bisa jadi pacarku.


Aku menjawab iya, karena mungkin aku merasa kesepian dan hanya dia yang baik padaku, hari berlalu reuni kedua diadakan. Saat berkumpul kembali teman-teman sudah mengetahui tentang hubungan kami. Seperti biasa kami melakukan reuni, hanya sekedar berkumpul dan menghabiskan waktu bersama.

Sewaktu kerja, aku menerima chatting dari Eka ,

Eka    : Maaf, aku tidak yakin kau menyukai Tanti, karena sikap dinginmu padanya..
Sony    : Semua yang kau lihat belum tentu benar, hanya aku yang tahu soal itu..

Dalam batinku “ Kenapa dia tahu tentang perasaanku yang seperti ini ? “

Suatu saat, aku pergi berkunjung ke temanku yang juga bekerja operator warnet, aku bertemu dengan sahabatku waktu SMP yang kebetulan dulu juga pernah ikut reuni, kami saling menanyakan kabar dan dia bercerita banyak waktu itu.

Nizar    : Jadi kau masih bermain game online ?
Sony    : Aku hanya merasa jenuh di rumah..
Nizar    : Haha, aku tahu kok son, kamu memang selalu menghabiskan waktumu seperti ini,
      Aku dengar kau jadian ya sama Tanti ?
Sony    : Bisa dibilang seperti itu, dan soal hubungan asmaramu bagaimana?
Nizar    : Saat ini aku sedang dekat Eka, masih dua minggu ,” Sambil tertawa “

Seminggu berlalu, aku masih berhubungan dengan Tanti, namun aku sadar dia terlalu kekanak-kanakan. Perkiraanku selama ini tentang dia adalah salah. Memutuskan nya lebih baik daripada harus menuruti semua keinginannya yang berlebihan.

Reuni yang rutin dilakukan dua minggu sekali, saat itu Eka tidak datang. Aku bertanya pada sahabatku kenapa dia tidak bisa datang.

Sony    : Apa kau tahu kenapa Eka tidak datang ?
Nizar    : Dia bilang ada masalah pribadi, tadi dia bbm aku seperti itu.
Sony    : Hmm, jadi gitu ya.. aku sebenarnya sudah lama membenci Eka, tapi aku tidak tahu apa             alasanku membencinya, aku harap kau tidak jadian dengannya, aku tidak sudi..
Nizar    : Aku kaget mendengarnya, tapi dia gadis yang baik, dia tidak seperti yang kau bayangkan.. dan       aku tidak menyukainya, jadi tidak mungkin aku jadian dengannya..
Sony    : Tapi aku tidak yakin tentang dia,

Setelah pulang ke rumah,tidak tahu kenapa aku selalu terpikir tentang Eka, lalu aku mencoba menelponnya. Kami saling berbincang-bincang lewat telpon waktu itu, memang dia ada masalah.
Aku berbicara padanya mengenai apa yang aku rasakan dan aku pikirkan tentang dia..

Melalui telpon..

Eka    : Kenapa kamu bisa tahu tentang masalahku dan juga masa laluku?
Sony    : Aku hanya melihat foto-fotomu di facebook, dan ada satu foto, aku melihat tatapan matamu             begitu kesepian dan sedih, namun tidak seorang pun yang tahu tentang hal itu, aku hanya             berpikir seperti itu.. tapi mungkin ini hanya perasaanku saja..
Eka    : Apa yang kau katakan itu hampir benar apa adanya, aku memang kesepian dan aku punya            masa lalu yang menyakitkan..


Beberapa hari berlalu, kami ketemuan di cafe, kami saling bertatap muka. Sedikit perasaan grogi muncul, kami berbincang satu sama lain, namun itu pertama kalinya kita berbicara panjang.
Setelah mengetahui masalalunya seperti itu aku meminta maaf sudah membencinya selama ini, dia sedikit terkejut mendengar pengakuanku. Namun dia memaafkanku.

Kami akhirnya pulang, kami sering menghabiskan waktu bersama jika ada waktu luang. Suatu saat dia bilang pernah menyukai Nizar namun dia tahu nizar tidak pernah menyukainya sedikitpun, aku turut prihatin.

Waktu berlalu, aku mulai menyukainya, suatu malam saat kami saling menelpon, aku mengungkapkan perasaanku padanya.

Sony    : Maaf mungkin ini akan menganggumu, tapi aku akan bilang..
Eka    : Tak apa , bilang saja,, emangnya apa ?
Sony    : Aku menyukaimu, dan aku berharap bisa menjadi pacarmu , tapi jika itu mustahil bagiku, aku             akan mengerti...
Eka    : Aku tahu  Tanti adalah temanku dan sekarang mungkin dia akan berpikir aku                       merebutmu dari dia.. meski kalian sudah tidak ada hubungan lagi.. tapi jika kau berani bilang            padanya jika kau menyukaiku, aku akan menerimamu.. tapi aku tidak ada perasaan sama sekali      tapi aku akan mencoba untuk menumbuhkan perasaan ini..

Tepat malam tahun baru, aku mengatakan hal itu pada Tanti, meski aku tahu dia akan membenciku, tapi aku harus mengatakannya.

Mendengar apa yang aku katakan, Eka tidak mempercayainya aku berani bilang hal itu pada Tanti. Tapi itulah kenyataanya, tepat tanggal 3 Januari awal tahun, kami jadian. Kami sering keluar, dan menghabiskan waktu bersama, meski perasaanku tidak terlalu besar padanya, karena aku ini orang yang sulit mencintai orang lain.

Suatu malam, sepulang dari mall kami duduk di taman tak jauh dari parkiran.

Eka    : Terima kasih untuk hari ini ya, aku senanng kamu mau menemaniku.. “ sambil tersenyum “
Sony    : Tidak masalah, aku juga senang menemanimu, jadi terima kasih kembali yah..

kami berbicara lumayan lama, dan tanpa sengaja kami berbicara mengenai pereasaan..

Eka    : Aku minta maaf, sampai saat ini aku masih mengharap mantan kekasihku, meski kita sudah            jalan.. aku masih sangat mencintainya, karena aku salah di masa lalu ..

Aku berpikir dan tersenyum padanya dan aku mengatakan .

”Semua bukan salahmu, cinta itu tidak bisa dipaksakan, sejak awal aku tahu ini akan terjadi, aku hanya ingin membantumu melewati semua ini, tujuanku hanyalah menghilangkan kesedihan dan trauma di masa lalu, tidak peduli apa yang aku rasakan sakit atau tidak, yang terpenting kau bahagia, karena aku tahu bagaimana perasaanmu.. “

Mendengar hal itu dia hampir menangis, dan merasa bersalah padaku. Memang sejak awal aku hanya ingin membantunya melewati semua itu, tapi aku tidak pernah menyangka perasaanku akan selalu tumbuh meski dia wanita yang pernah aku benci..

Sahabatku mengerti aku jadian dengan Eka, dia sedikit kaget tentang hal itu, dia berpikir bagaimana bisa seorang yang aku benci menjadi seorang yang aku cintai.. tapi sahabatku mengucapkan selamat untuk hubungan kami..

Tanti masih berharap padaku, dia selalu mengirimkan sms betapa dia menginginkan kesempatan kedua dariku, tapi aku sudah tidak bisa karena sudah sejauh ini , jadi mustahil bagiku menyerah.

Pada suatu hari Eka ingin bertemu denganku, namun keadaan waktu itu hujan lebat, aku bilang padanya untuk bertemu lain hari, tapi dia tidak mendengarkan.

 Dia pergi dan menungguku di dekat rumahku waktu itu, aku kaget melihat sikapnya seperti itu. Hubungan kami tak terasa sudah begitu lama, dan suatu saat kami pergi ke kaki gunung untuk menikamti pemandangan bersama..

Sony    : Pada akhirnya keinginanku terkabulkan..
Eka    : Apa maksudmu ?
Sony    : Sejak dulu aku ingin melihat pemandangan seperti ini dengan orang yang aku cintai, dan            sekarang terkabul.. mungkin terdengar aneh bagimu, tapi terima kasih yah..(sambil tersenyum)
Eka    : Sama-sama , aku juga mau berterima kasih sudah mengisi hari-hariku, jadi aku tidak harus            sendirian lagi..

Aku memegang tangannya dan menatap wajahnya, sambil tersenyum aku mengatakan..

Sony    : Dengar yah sayang, kau tidak harus berterima kasih, aku hanya ingin membantumu melupakan      perasaan trauma dan rasa salahmu akan masa lalumu, aku berharap kau bisa mencintaiku kelak,      jika tidak, aku harap kau bisa menemukan orang yang bisa membuatmu bahagia.. setidaknya             aku tidak menyerah dan melakukan hal bodoh seperti masa laluku..

Dia menangis mendengar apa yang aku katakan, dia bilang juga mencintaiku dan ingin bersama denganku untuk setiap waktunya. Hari itu kami berjanji untuk menjalin hubungan sampai menikah, tidak peduli apa yang akan terjadi..

Tak lama kemudian, aku memberikan boneka yang cukup besar untuknya, melihatnya mulai tersenyum lagi, dan mulai melupakan masa lalunya, membuatku lega. Tanpa aku sadari, aku telah meninggalkan kebiasaan bermain gameku, dan mulai menghabiskan waktu dengannya juga teman-temanku.

Mantan kekasihku satu persatu mulai berdatangan, aku berpikir mungkin itu cobaan akan hubungan kami, tak sedikit air mata yang keluar dari kekasihku dan juga diriku, hanya untuk saling menepati janji meski ada hal yang membuat kami saling tersakiti.

Sekarang aku sadar, jangan pernah menyerah sampai akhir, dan cinta itu muncul bukan dari kemauan kita sendiri, tapi tanpa kita sadari kita ingin selalu bersamanya,dan terkadang ada ikatan batin satu sama lain.

Jangan menyesali masa lalu tidak akan pernah bisa diubah, lebih baik menjalani masa depan itu dengan sebaik mungkin, agar kita tidak kehilangan orang yang kita cintai dan menyesal untuk kedua kalinya.
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 13.42
thumbnail

Cerpen Cinta - Aku Menyayangimu

Kamis pagi, 25 Agustus 2011. Hari pertama sang surya menampakkan wajah
terang setelah hujan mengguyur setiap paginya. Senang bisa
meninggalkan payung dan jas hujan di rumah. Setiap aku lupa
membawanya, ibuku selalu memarahiku dan memberiku khotbah selama
berjam-jam. Itu membuatku muak. Tetapi, selalu ada hal kurang baik
yang menimpaku jika aku meninggalkan mereka dirumah.
Pagi ini, siswa siswi SMA Negeri Mentari memikul tas mereka dengan
wajah ceria. Mereka terlihat sangat siap untuk mengikuti pelajaran.
Tetapi, ada beberapa orang yang merasa hari-harinya biasa saja.
Termasuk aku.

ilustrasi cerpen cinta


***

“Sssttt.. Lihat, Vik. Lihat dia datang padaku..” Kata Lena.
“Siapa?”
“Robi,” Jawabnya.

Temanku, Lena adalah gadis yang sedang menanti seseorang yang akan
mengungkapkan perasaan kepadanya. Dia sangat yakin bahwa orang itu
adalah Robi.

2 bulan yang lalu, aku dan Lena duduk di depan bangku Robi dan Rangga.
Tanpa sengaja Lena menjatuhkan bukunya. Buku itu jatuh tepat di bawah
bangku Robi. Jadi, Robi berusaha mengambilkannya. Saat mengembalikan
buku tersebut, tanpa sengaja Lena memegang tangan Robi dan mata mereka
bertemu. Lena langsung terpesona dengan aura yang terpancar dari sang
Robi. Apalagi Robi adalah orang yang tampan dan manis.
“Maaf,” Kata Lena. Robi membalasnya dengan senyum manis.
Lena pun menghadap ke depan kembali. Ia tampak bahagia.
“Kenapa kamu, Na?” Tanyaku.
“Nanti aku ceritain pas istirahat,” Lena cengar-cengir sendiri dan
tanpa disadari Pak Arif sudah memperhatikannya dari tadi.
“Lena!” Bentak Pak Arif dengan wajah garangnya. “Ngapain kamu
cengar-cengir sendiri? Habis disambet kutilanak?!”
Seluruh siswa di kelas pun menertawainya. Kecuali aku. Aku menjadi
takut juga. Takut ikut kena semprot Pak Arif karena Lena tengah
berbicara denganku sebelumnya.
Seketika Lena berhenti tersenyum, dan tubuhnya kaku. Ia seperti tak
dapat menggerakkan seluruh anggota tubuhnya. “Eee... anu pak..”
“Lena! Maju ke depan! Kamu duduknya pindah ke barisan paling depan! Cepat!”
“Ta.. ta.. tapi pak...”
Pak Arif berkacak pinggang dan  memelototi Lena. Ia tidak ingin
permintaannya dibantah oleh Lena.
“I...i..iya pak..iya...”
Dengan sangat sangat kecewa, akhirnya Lena mengalah juga. Ia pindah
dan duduk dengan Nigel. Sedangkan aku, duduk bersama Daniar.
KRIING.....
Akhirnya pelajaran pun usai. Aku hendak mengemasi buku. Saat aku
menghadap ke belakang untuk memasukkan bukuku ke dalam tas, 2 orang di
belakangku tengah tertawa.
Aku mengernyitkan dahiku, “Kalian kenapa tertawa?”
“Ga apa-apa,” Robi lalu pergi diikuti dengan Rangga.
Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku. Kemudian beranjak ke bangku
Lena yang baru. Aku melihat gerak-geriknya yang nampak kecewa. Jadi
aku berusaha menghiburnya. “Hey, tenanglah.”
“Aku ingin duduk disana lagi,” Lena menghembuskan nafas.
Kami berdua diam sejenak. Aku berusaha memikirkan sesuatu agar Lena
bisa senang kembali. Dan muncul ide di otakku. “He, bagaimana jika
begini saja. Kamu pindah denganku. Biar aku yang duduk dengan Nigel.”
Lena tampak tergugah karenanya. Ia tertarik dengan pendapatku.
“Baiklah,” Dia pun mulai menampakkan senyumnya kembali. Dengan
semangat, Lena segera memindahkan tasnya ke bangkuku dan memindahkan
tasku ke bangkunya. Aku tersenyum geli karena caranya berjalan,
seperti sedang berlari-lari kecil. “Okey, beres...”
Bel berdering 2 kali. Saatnya masuk kelas.
“Halo, Nigel,” Aku mencoba menyapa teman sebangkuku.
Dia menanggapinya dengan hangat. “Halo, Vika.”
Tampak Robi dan Rangga memasuki kelas. Mereka berjalan melewati
bangkuku yang berada di barisan paling depan. Sepertinya Robi
melihatku sedang memperhatikannya. Ia mencoba agak sedikit tersenyum.
Tapi saat mata kami bertemu, aku langsung menundukkan kepalaku.
Sedangkan Rangga, dia menyapaku dan mengerdipkan matanya. “Hai,
Vika..”
“Iya...” Aku menjawab sedikit dan tersenyum. Tapi kenapa aku menjadi
gugup seperti ini? Apakah ada sesuatu antara aku, Robi, atau Rangga?
Ah, mungkin hanya firasatku saja.
***
Hatiku berdebar-debar melihat Robi yang berjalan menuju bangkunya yang
berada dibelakangku. Kuperhatikan setiap langkahnya hingga ia duduk di
kursinya. Tanpa kusadari, wajahku telah menghadap ke belakang. Tapi
aku tak ingin beranjak. Aku ingin tetap seperti ini. Memperhatikan
setiap detail wajahnya. Hingga ia membangunkan lamunanku. “Ngapain
kamu, Len?”
“Eh... Halo Robi,” Aku sedikit tersentak karenanya. Mencoba untuk
mengalihkan perhatiaan. “Ada tugas gak ya?”
“Gak ada kayaknya. Coba tanya Rangga.”
“Eh, Rangga. Ada tugas gak?”
“Ada,”
“Apa? aku belum ngerjain nih.”
“Tugasnya merhatiin Pak Arif,” Rangga langsung cekikikan. Di susul
Robi yang ikutan cengar-cengir. Dan aku menjadi manyun karenanya.
Kami mulai bercerita satu sama lain. Sampai kami tertawa-tawa.
Beruntung saat ini adalah jam kosong. Aku bisa mengakrabkan diri
dengan Robi.  Aku yakin, dia pasti akan menyukaiku. Aku berharap dia
belum memiliki pacar, dan akan menembakku dalam waktu dekat ini.
***
Oh, membosankan sekali harus ada jam kosong. Tidak seperti biasanya,
aku selalu merasa senang jika ada jam seperti ini. Itu dikarenankan
aku sudah tidak sebangku lagi dengan Lena. Jika ada dia, aku atau dia
pasti sudah curhat dan bercanda tawa. Tapi, tidak kali ini. Aku belum
terlalu akrab dengan Nigel. Aku ingin berbicara dengannya, tapi masih
ada rasa malu dalam diriku. Itu membuatku merasa tidak nyaman. Jadi,
kali ini untuk pertama kalinya aku membenci jam kosong.
Aku menoleh ke belakang untuk menengok Lena, dan bermaksud ingin
memanggilnya. Tetapi, Lena sedang tidak memperhatikanku. Dia sedang
menghadap ke belakang, ke arah bangku Robi dan Rangga. Sepertinya,
mereka sedang asyik bercerita. Jadi, kuurungkan niatku untuk memanggil
Lena.
“Vik, kamu lihat apa?” Tanya Nigel yang sedang melihatku melamun.
Aku hanya diam, karena Nigel tak mampu membuyarkan lamunanku. Aku
masih tetap melamun. Aku membayangkan betapa beruntungnya menjadi
Lena. Dia sosok yang hebat. Gadis yang cantik, cerdas, dewasa, sabar
dan berbakat. Dia orang yang asyik, setiap diajak berbicara pasti
nyambung. Dia juga lucu dan manis, siapapun tak akan pernah bosan jika
melihatnya. Dan juga bakatnya bernyanyi, suara yang indah dan merdu.
Tak heran, banyak laki-laki yang menyukainya. Beruntungnya jika Lena
itu adalah aku. Pasti dengan mudah aku akan mendapatkan laki-laki
impianku.
“Vik! Vika!” Panggilan Nigel kali ini mengagetkanku.
“Hah....? Ada apa?”
“Kamu ngelamunin apa sih?”
“Eh.. enggak kok,”
“Kayaknya dari tadi liatin Robi sama Rangga. Jangan-jangan kamu suka
salah satu dari mereka ya?”
“Ih, enggak. Apaan sih!” Aku tertawa kecil dan menepuk lengannya.
Sejak saat itu, aku mulai bisa bercanda dengan Nigel. Itu membuatku
berharap akan ada lebih banyak jam kosong lagi.
***

25 Agustus 2011. Saat jam istirahat kedua, aku dan Lena duduk di taman
sekolah. Bermaksud ingin menikmati sinar matahari yang memancar dari
sela-sela pohon di taman. Lena menceritakan bagaimana perkembangannya
dengan Robi selama 2 bulan ini.
“Robi ternyata belum punya pacar,” Lena memulai pembicaraan.
“Benarkah? Syukurlah jika begitu.”
“Firasatku mengatakan, ia juga menyukaiku.”
“Semoga saja. Selamat kalau begitu,” Aku tersenyum dan mencubit
pipinya. “Sepertinya sebentar lagi bakal ada yang punya pacar nih.”
Lena tersenyum bahagia. Ia sangat berharap akan menjadi pacarnya Robi.
Begitu juga aku. Aku berharap Lena bisa cepat-cepat pacaran dengan
Robi. Aku ingin melihatnya bahagia dengan Robi. Karena Robi adalah
lelaki yang baik, aku percaya ia tidak akan macam-macam dengan Lena.
Saat angin sepoi-sepoi membelai rambutku dan Lena, Robi datang membawa
setangkai mawar merah. Ia terlihat semakin cool saat berjalan. Lena
lalu tergugah karenanya.
“Vik, lihat dia datang padaku. Sepertinya ia akan menyatakan perasaan padaku.”
“Iya, Len.”
Saat Robi semakin dekat, Lena dan aku berdiri untuk menyambutnya. Robi
tersenyum memperhatikan kami berdua. Lalu ia berlutut dan menyodorkan
bunga kepadaku. Tunggu, kepadaku? Apakah ia salah arah?
“Vika.... aku ingin mengatakan sesuatu. Aku sebenarnya sudah
menyukaimu dari pertama aku melihatmu. Ingatkah kamu saat kita masih
kecil, saat kamu berobat di tempat ayahku? Aku melihatmu dan ingin
menemuimu. Tapi aku masih malu. Aku ingin berteman denganmu. Terlebih
saat kita masih duduk di bangku TK, ternyata kita satu kelas. Dan
sekarang, kita bahkan bertemu lagi. Aku sudah yakin denganmu. Maukah
kamu menjadi pacarku?”
Aku tak dapat menjawab apa-apa. Aku melihat wajah Lena yang tampak
menahan amarah dan kekecewaan. Ternyata aku, sahabatnya sendirilah
yang membuatnya sakit hati. Ia lalu pergi begitu saja. Aku hanya mampu
melihatnya saja, aku ingin memanggilnya dan mengatakan padanya bahwa
ini hanyalah kesalahpahaman. Tapi, aku tak bisa melakukannya. Aku
bukan orang yang pandai berbicara.
“Jadi, bagaimana, Vik?”
“A... a... aku.. aku tidak tahu!” Aku berlari meninggalkan Robi. Aku
menuju ke kelas. Aku ingin meminta maaf kepada Lena. Tapi, disana aku
melihatnya menangis. Aku mendekatinya, dan bermaksud ingin
memanggilnya. Tapi, kuurungkan niatku. Aku tidak berani menatapnya
lagi, apalagi berbicara dengannya. Dengan lemas, aku berjalan kembali
ke bangkuku. Menyapa Nigel, dan mempersiapkan pelajaran selanjutnya.
Bel berdering. Saatnya memulai pelajaran. Tapi, kenapa gurunya tak
kunjung datang. Sudah lebih dari 20 menit. Ah, jam kosong lagi
rupanya. Aku inginkan ada pelajaran. Aku ingin mengalihkan perhatianku
dari kecelakaan yang baru saja terjadi. Mungkin, hari ini
keberuntungan tidak berpihak padaku. Tubuhku rasanya lemas sekali. Tak
ada semangat sama sekali. Aku merenung sejenak. Sebenarnya aku juga
sudah memiliki perasaan pada Robi. Tapi, aku tak tahu jika itu adalah
perasaan suka. Yang kutahu, aku hanya ingin mengenalnya lebih dekat
seperti Lena mengenal Robi. Saat Robi tersenyum padaku, aku menjadi
gugup. Dan ternyata dalam lubuk hati kecilku, aku merasa bahagia. Dan,
aku tak pernah menyadari itu semua.
Langit mulai terlihat mendung. Kukira hari ini tidak akan hujan.
“Langit mulai mendung. Kukira hari ini tidak akan hujan,” Kata
seseorang yang duduk dibelakangku, seperti sama persis dengan apa yang
kukatakan dalam hati barusan. Aku menoleh ke belakang. Aku sangat
terkejut tatkala itu adalah Robi. “Jangan kaget, Vik,”
“Kami baru bertukar bangku dengan Sally,” Sahut Rangga menjelaskan.
Tapi aku acuhkan mereka berdua. Tatapanku tertuju pada gadis cantik
yang kukagumi, Lena. Tapi juga yang aku iri. Dia masih terus menunduk
dan mengeluarkan air mata. Aku senang ia ditemani oleh Lian di
sisinya. Aku teman yang buruk untuk Lena. Membuatnya hingga sesedih
ini. Lian lah teman yang tepat untuk Lena. Lian yang mampu mengusap
air mata Lena. Sedangkan aku, teman yang mampu meremukkan hati Lena
meskipun aku tak inginkan hal itu.
Rangga melambaikan tangannya di depan wajahku. “Halo... Vika... Ngelamun apa?”
“Em.. Engga,” Aku menatap Lena kembali, tetapi sepertinya Lian sedang
melirikku dan Robi. Aku kembali menghadap ke depan. Aku tertunduk dan
diam. Aku tak berani berkutik karena ada Robi dan Rangga di
belakangku. Kuhabiskan sisa waktu pelajaran untuk mencoret-coretkan
pensilku di kertas. Sedangkan Robi, sepertinya ia memperhatikanku dari
belakang. Dan Rangga mencoba untuk menggodaiku dan Robi. Aku hanya
mendiamkan mereka. Sebenarnya, ada keinginan untuk berbicara dengan
mereka tetapi aku harus mengerti keadaan saat ini.
1 jam berlalu. Bel pulang sekolah telah berbunyi. Aku segera mengemasi
barang-barangku dan ingin cepat-cepat pulang. Hari ini aku tidak
membawa payung karena tadi pagi sangat cerah. Semoga aku sampai rumah
sebelum hujan turun.
Tik tik tik. Terdengar air hujan mulai menitik di genting kelas. Ku
tengok ke jendela. Air hujan mulai mengalir deras. Tarpaksa aku harus
menunggu hujan reda. Teman-teman sekelasku mengeluarkan sebuah payung
dan jas hujan dari tas mereka. Ternyata mereka masih mengantisipasi
akan datangnya hujan kembali. Tidak seperti aku, meremehkan segala
hal. Mereka satu persatu pulang bersama teman-teman mereka. Walaupun
cuaca hujan, tidak membuat mereka lemas. Mereka tetap ceria.
Aku keluar kelas dan berdiri di teras kelas. Aku menanti hujan yang
mengalir di hadapanku berhenti. Lagi-lagi, aku merenung kembali. Air
mataku tak mampu kubendung lagi. Kubiarkan ia membasahi pipiku selagi
tidak ada yang melihatku.
“Sepertinya ada yang ga bawa payung hari ini,” Robi datang tiba-tiba
dan ia memayungiku.
Cepat-cepat aku mengusap air mataku. Aku merasa malu, ternyata Robi melihatku.
“Vika. Aku mohon kali ini pulanglah bersamaku.”
Aku tak bergerak sama sekali. Berpura-pura tidak mendengarnya.
“Aku minta maaf tentang tadi.”
“Lena menyukaimu.”
“Em. A.. Aku tidak tahu.”
Kami lalu terdiam sejenak. Mungkin, ia kehabisan kata-kata. Tanpa
terasa 30 menit telah berlalu. Dan hujan masih belum berhenti. Robi
juga masih berdiri di sampingku. Mungkin ia menunggu kata dariku.
“Kenapa ..”
“Hujannya belum berhenti,” Robi memotong kalimatku dan melanjutkannya.
“Vika. Aku benar-benar menyukaimu sejak dulu. Hanya kamu. 6 tahun kita
tidak bertemu. Dan selama itu aku menunggumu.”
 “Sebenarnya....” Aku memberanikan diri untuk mengeluarkan kalimat
dari mulutku. “Aku juga memiliki perasaan yang sama denganmu.”
“Benarkah?”
“Tapi Lena...”
“Em, aku punya ide. Bagaimana jika kita pacaran tapi secara diam-diam.
Hanya kita berdua yang tahu.”
Aku seperti kehilangan pikiranku sehingga aku berkata, “Baiklah. Aku setuju.”
Dengan 1 payung berdua, aku dan Robi melangkahkan kaki di bawah hujan
untuk pulang. Aku dan dia mulai tersenyum malu-malu. Lalu, bercanda
tawa seperti apa yang dulu ia lakukan dengan Lena. Ini seperti mimpi
bisa menjadi pacar Robi, orang yang aku sukai.
Tiba-tiba Robi merangkulku yang tengah menggigil. Aku merasa sangat
nyaman berada di dekatnya. Kami bertatap wajah dan saling tersenyum.
“Aku menyayangimu, Vika.”
“Aku juga menyayangimu, Robi.”
Kebahagiaanku dan Robi. 25 Agustus 2011.

******

Cerpen Aku Menyayangimu
Karya: Afik Yunika

Demikianlah cerita pendek romantis kali ini. Jangan lupa berkunjung kembali untuk melihat kumpulan cerpen cinta paling romantis di blog eposlima.
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 13.33

Cerpen Cinta - Air Mata di Balik Senyuman

Cerpen Cinta - Air Mata di Balik Senyuman

Karya: Anis Rahma
Email: arahmawati7@gmail.com

“Tuuuutttttt,,,,, “Suara kereta memecah keramaian didalam rangkaian gerbong berjalan ini, detakan  roda besi yang berputar diatas baja panjang tak berujung menemani perjalanan ku, menuju kota kelahiranku. Dengan irama pedagang asongan yang menjajakan dagangannya, dan udara yang pengap semakin membuatku kesal saja.

“Mas,,mau numpang tanya…”

Suara bidadari cantik yang memecah kekesalanku, begitu lembut di dengar.

“iya mbak mau tanya apa?

“kalau mau ke alamat ini, turunnya di stasiun apa ya mas?

Dengan menunjukan secarik kertas kepada ku, akupun melihatnya dengan seksama.

“Oh,,alamat ini sama dengan tujuan saya mbak, nanti mbak bareng aja sama saya, turun di Stasiun Kertosono.”

“maaf mas sudah merepotkan”.

“ahh,, nyantai aja mbak.”

Ya Allah dari mana datangnya bidadari cantik ini, parasnya begitu menawan, balutan kain coklat yang menutupi rambutnya. Wajahnya bak bunga mawar yang mulai mekar, dengan aroma wangi khasnya yang begitu mengodaku untuk ingin tau siapa gerangan.

“Bolehkah saya duduk disini mas?

“Silahkan Mbak.” Jawabku sambil bergeser dari bangku.

Terasa berdenyut kencang jantungku, panas dingin yang ku rasakan. Bidadari duduk di sebelahku, serasa ingin menjerit aaaaaaaaaaaaaa,,,,,, Seneng, grogi, salting semuanya ada pada ku sekarang. Ingin tahu siapa namanya, tapi aku ragu untuk melontarkan kata ku. Rasa gerogi ternyata membuat aku haus, ku ambil botol minuman yang terletak di meja kereta. Aku menawarkan pada Key, gadis cantik yang duduk disebelahku sekarang. Nama aslinya Keyla Kartika mahasiswi Fakultas Pendidikan  semester 3 Universitas Negeri Surabaya, dia asli Surabaya, dan mau mengunjungi neneknya yang ada di kota Madiun.

Berharap aku bisa mengenalnya lebih dekat bahkan bisa menyelinap masuk di hatinya. Mungkin itu harapan yang terpendam buat ku.

“dari tadi aku sudah menceritakan tentang ku… sekarang aku ingin tahu tentang kamu? Tanya Keyla terhaadapku.

“ahhh … gak ada yang special dariku,, hehee .”

“emang martabak apa, pake spesial segala…” jawabnya sambil tertawa kecil.

Gila gak menyangka ternyata selain cantik ia humoris juga, benar-benar aku dibuat kagum olehnya.

“oke-oke nama ku Andra Mahardika, aku bekerja di salah satu bank swasta di kota Surabaya, sekarang aku mau pulang ke kampung halamanku di kota Madiun… sudah cukup kan perkenalannya,, sekarang waktunya tidur perjalanan kita masih jauh lo Key,” tegasku

“iya-iya Dra..”

Tak pernah ku sangka kami berdua cepat sekali akrab, dan tak tau mengapa juga aku begitu nyaman dekat dengan dia, padahal masih terbilang beberapa jam saja kami bertemu. Kenapa tangan ini begitu dingin, dan kenapa selalu ada perasaan kagum saat melihatnya. Apalagi saat ia tidur sekarang ini kepolosan terpancar di wajah manisnya. Sungguh cantik dirimu Key, kecantikanmu itu mampu membuat mengalami getaran cinta yang tak dapat terhitung dengan skala Richter. Huhh… aku hanya bisa menghela nafas.

Desiran angin yang masuk lewat jendela kaca, suara gemuruh dari pohon-pohon yang terlewati kereta dengan kecapatan maksimum, seakan menandakan malam semakin mencekam. Tiada lagi suara asongan dan gurauan penumpang dengan penumpang lainya hanya suara angin seram di luar sana. Cahaya mata mulai terasa redup, seakan sudah tak ada daya untuk melihat lagi, terasa penat dan lelah, rusukku terasa rapuh ingin segera rebahan di atas tumpukan kapuk yang nyaman.

Lama sekali tak sampai-sampai, gerutuku sendiri. Bangku penumpang di depanku kosong karena orangnnya sudah turun di stasiun Mojokerto. Aku pindah duduk di depan bangku ku, agar Keyla dapat rebahan dengan tempat yang agak luas. Dari tempat dudukku sekarang semakin jelas olehku melihat wajah yang menawan ini, bertambah tenang saja hatiku.

Hatiku semakin tak karuan semakin lama aku melihatnya semakin tak diragukan lagi kalau aku suka sama dia. Aduhhh … mikir apa sih aku ini mana mungkin aku bisa menyimpulkan kalo aku suka sedangkan aku belum kenal jauh.. dasar Andra,,, lagian dia beluum tentu suka sama kamu… tapi memang aku sadari dia telah membuat aku jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Tuuuttt…. Bunyi kereta yang membuyarkan lamunanku, Keyla pun terbangun.

“sudah sampai mana Dra?

“bentar lagi sampai Key, siapin dulu barang-barang kamu…”

Tak lama kemudian kereta berhenti di stasiun besar Madiun ini adalah pemberhentian terakhir untuk kereta jurusan Surabaya-Madiun. Aku mengantarkan Keyla mencari becak yang akan mengantarkannya ke alamat yang dituju. Sebelum ia pergi kami bertukar nomor Handphone. Dengan berat hati aku mengucapkan selamat tinggal padanya.

Pertemuan singkat ku dengannya menyimpan sejuta kenangan yang mungkin sulit untuk aku lupakan. Disepanjang perjalananku menuju rumah wajahnya selalu terbayang di benakku, kenapa aku ini,sudah gila kah aku,, ohh TUhan bantu aku. Jeritku dalam hati. Sesampainya dirumah aku langsung mencium tangan ibu ku yang saat itu kelihatan kurang sehat, wanita tua itu semakin kurus saja, aku memandangnya dengan rasa iba, dan sayang sama beliau.

Harta yang paling berharga didunia ini, dialah mentari hidupku, pejuang yang tanggung tak kenal lelah dan perhitungan. Tak terhitung betapa besar pengorbanannya.

Malam harinya ada SMS masuk di Handphone ku, tertulis nama Keyla

“malam Dra… terima kasih ya sudah menolong aku kemarin.”

“iyaa,,, santai aja lagi Key..”

“besok jalan-jalan yukk Dra, aku ingin keliling kota ini tapi gak punya teman, yang aku kenal Cuma kamu aja,,, mau yaa nemenin aku…”

Semakin gerogi aja aku, ada wanita cantik yang mengajakku jalan, untuk pertama kalinya aku jalan sama cewek.

“oke, besok aku jemput di rumah nenek kamu yaa,, jam 8 pagi…”

Keesok harinya dengan semangat aku menjemput dia di rumah neneknya, dengan senyumnya yang manis ia menyambut kedatanganku. Sungguh pemandangan yang indah dia begitu ceria dan sangat-sangat polos. Penampilannya simple tidak banyak gaya seperti anak-anak jaman sekarang.

Setelah berpamitan dengan neneknya kami berdua pun pergi dengan menaiki Yamaha Vixion milikku aku ajak di ke alun-alun kota Madiun. Dia kelihatan senang sekali aku ajak kesini, suasana ramai terlihat disini, banyak orang yang bermain-main dengan keluarga, berkumpul dengan teman-teman, atau sekedar mencari makan, kebetulan ini hari minggu. Aneka makanan Khas Madiun dapat ditemui disini, salah satunya nasi pecel.

Keyla memintaku untuk mengambil gambarnya sekedar dijadikan kenang-kenangan. Tak disangka dia meminta salah satu pengunjung untuk memfoto kami berdua, dengan agak grogi aku menuruti keinginannya, dalam hati aku sebenarnya juga senang sihh… biarpun aku gak tau dia tertarik pada ku atau tidak yang penting aku mulai menyayanginya. Sayangnya kami kenal belum cukup lama jadi aku belum berani untuk menyatakan cintaku.

Senyumnya terpancar saat ia ada anak kecil yang menari di depan kami, dia mencubit pipi gadis mungil itu.

“eehhhmmm… kamu manis sekali sayang...” Ucapnya pada gadis mungil itu.

“Key… pindah yuk, aku tunjukin kamu tempat yang indah lagi,,, mau gak? Ajakku sambil bergurau

“Kemana Dra.. disini juga asikk kok”

“ayooo… ikut ajalah, pasti kamu bakalan kagum deh”  Pinta ku sambil meyakinkannya.

“oke dehh…capcuzz..”

Dengan mengendarai roda dua bermesinku kami meluncur menuju tempat yang menurutku indah. Setengah jam perjalanan dari alun-alun kami sampai di tempat yang begitu menajubkan biasanya anak-anak Madiun menyebutnya Bukit Bintang, daerah perbukitan di kawasan Gunung Willis.  Kekuasaan Tuhan memang paling indah.

“wooowww,,,, indah sekali Dra, sumpah baru kali ini aku melihat tempat yang paling indah seperti ini”

“hehe, iya Key ini adalah tempat terindah yang tak bisa ditemui di tempat lain, ketika aku masih sekolah dulu sering banget ke tempat ini, sekedar melihat gemerlapan lampu-lampu di lereng-lereng bukit, disini begitu telihat jelas Key, tak perlu menunggu langit cerah untuk melihat bintang bersinar, kesejukan di tempat ini mendamaikan hati, menyendiri dan merefres pikiran, ingin sekali rasanya aku selamanya disini, penuh kedamaian dan keindahan… Ehh,, sory jadi curhat sama kamu nihh…”

“ahh,, gak masalah Dra curhat aja lagi kalau kamu ada masalah, atau kamu sedang butuh teman hubungi saja aku,,, sebisa mugkin aku akan selalu ada buat kamu Dra, kita kan sahabat, masa sesama sahabat gak saling bantu sihh…”

“Ya sudah ayo pulang nanti kamu dicariin nenek”

Aku mengajaknya pulang karna memang hari beranjak larut, di sepanjang perjalan hanya suasana sepi yang kami temui, suara saut-sautan jangkrik yang terdengar. Karena memang daerah tempat tinggalku masih berupa pedesaan, jauh dari keramaian kota hanya sedikit kendaraan yang melintasi jalan-jalan di pedesaanku.

Sesampainya di depan rumahnya Keyla, aku berpamitan untuk segera pulang tak enak kalau dilihat penduduk sekitar, saat aku mau pulang Keyla.

“Dra,jangan pergi dulu..!

“Ada apa Key?

“Aku cuma mau ngasih tau kamu, kalo besok pagi aku mau balik ke Surabaya, terima kasih ya sudah menyisihkan sedikit waktu untuk menghiburku, aku tak tau kenapa kamu begitu baik padaku, aku merasa nyaman saat dengan kamu Dra,mungkin ini karena kamu teman terbaikku Dra… ya sudah pulang sana, thanks yaaa…”

Terdiam sejenak diriku mendengar kata-katanya, sungguh dia wanita yang baik hati, tapi sayangnya dia hanya menganggapku teman, padahal aku berharap bisa jadi bagian di hatinya. Tak apalah yang penting aku bisa melihat ia tersenyum saat bersamaku, biarpun hanya terjalin hubungan pertemanan aku sangat-sangat bersyukur dapat mengenalnnya, dan bisa menyayanginya setulu hatiku.

Cinta memang sebuah ilusi, cinta bisa datang kapanpun,dimanapun dan untuk siapapun. Begitu pula cintaku telah berlabuh padanya, tapi cintaku tak berpengharapan, hanya sekedar mengasihi tanpa dikasihi. Inilah cintaku tak lebih dari ilustrasi semata.

Keesok harinya aku ingin sekali mengantarnya ke Stasiun, aku menghampiri Keyla di rumah neneknya. Tetapi saat aku tiba disana terlihat mobil ambulan yang parkir di pekarangan rumah Nek Piah. Karumunan orang-orang menghalangi pandanganku untuk mengetahui siapa yang sakit, sampai-sampai mobil ambulan menjemputya. Jangan-jangan Nek Piah sakit lagi kerena beberapa waktu lalu dia sempat dirawat inap dirumah sakit, itulah yang aku tangkap dari cerita Keyla kemarin.

Akupun mendekati kerumunan itu, sosok tubuh mungil dibopong oleh dua orang perawat rumah sakit menggunakan tempat tidur beroda. Matanya terlihat sayup, wajahnya putih pucat, dengan lekungan cokelat di sekitar matanya, terlihat tak berdaya, tebaring lemah, dia membungkamkan bibirnya menahan rasa sakit yang begitu amat sangat. Keyla… apa yang terjadi pada gadisku?

Ambulan berangkat membawa Keyla menuju rumah sakit dengan ditemani Nek Piah. Aku membuntutinya dari belakang dalam hati tersimpan banyak pertanyaan. Dia dibawa ke ruang IGD, aku menunggunya di luar bersama nenek dan kedua orang tuanya.

“Sudah lama ia mengidap penyakit leukemia, sejak kecil dia memang sakit-sakitan, kami sekeluarga bersukur karena Keyla bisa bertahan hidup dari penyakitnya itu sampai sekarang, ia tak pernah sedikitpun mengeluh, dia tetap terlihat tegar menghadapi penyakitnya. Dia memang gadis yang ceria, gadis yang kuat bahkan dia jarang menangis. Kami sekeluarga tak tahu harus berbuat apa lagi untuk menyembuhkan penyakitnya, bahkan Keyla tidak mau saat kami ingin membawanya ke luar negeri untuk berobat. Katanya malah buang-buang biaya saja. Saat liburan ia ingin sekali mengunjungi neneknya. Dengan berat hati kami mengizinkannya pergi seorang diri, dia juga ingin merasakan naik kereta api. Satiap saat ia telpon dan menceritakan pengalamannya selama disini, dan juga tentang kamu nak Andra, dia merasa bahagia saat bersama kamu, saya turut bahagia mendengar ceritanya dan tak terbayangkan jika dia cerita dihadapan saya, terima kasih nak Andra.”

Cerita orang tua Keyla membuatku ingin meneteskan butiran mutiara bening. Tapi aku harus kuat jangan sampai Keyla mengetahui kesedihanku.

Sudah tiga hari Keyla tak sadarkan diri, dia terbaring lemah di tempat tidur rumah sakit. Aku menunggu kabarnya dirumah, karena memang aku tak bisa menungguinya setiap hari. Malam ini begitu sepi, selayaknya rembulan yang ada di atas sana tanpa ditemani sinaran bintang, tak lengkap rasanya.

Kusadari terasa hampa tanpa tawanya, dengan gitar kesayanganku ku menuangkan kesedihanku lewat lagunya Sammy Simorangkir. Engkau masih yang terindah, tinggal di dalam hatiku… belum selesai ku bersyair Handphoneku berbunyi, “hallo Andra,, ini ibunya Keyla, dia sudar sadar dan menanyakan kamu, kalau ada waktu tolong datang kerumah sakit”

Tanpa berpikir panjang aku langsung meluncur ke rumah sakit di ruang Delima Keyla dirawat inap, aku melihat dirinya begitu lemah tak berdaya, terlihat senyum berat saat aku datang. Sekuat mungkin aku menahan tangis, berusaha tetap ceria di depan dia.

“hai.. apa gimana keadaanmu?

“baik… kamu sendiri gimana?

“aku juga baik Keyla…”

“Mah… Keyla pengen ngobrol berdua sama Andra” ucapnya lirih ke mamanya

“iyaa.. sayang mama keluar yaa..”

Aku tak tahu apa yang akan dikatakan Keyla, nafasnya begitu berat, matanya sayup, wajahnya pucat.

“Andra… kamu baik banget, kenapa kamu mau menemaniku selama beberapa hari ini”

“udah ah.. diem aja kamu, istirahat aja jangan banyak ngomong yaaa..”

“aku serius Dra…”

“iya dehh… terus apa yang kamu ingin tahu dari ku Keyla?

“aku ingin tahu semuanya apa yang kamu rasain ke aku, karena jujur aku merasa nyaman dengan kamu Dra, aku merasa bahagia, Dra… aku sangat ingin bersama kamu, melewati hari-hariku bersama kamu, menjalani sisa hidupku dengan kamu, meski kita belum lama kenal tapi aku yakin sama kamu Dra,kamu adalah orang yang bisa membuatku bahagia kamu mampu membuat akhir hidupku lebih berkesan indah, tapi aku begitu lemah, aku tak memberanikan diriku untuk lebih menyayangi kamu dan nantinya akan menyakiti kamu, aku tak berdaya untuk mencintai kamu. Hidupku sudah sudah menemui ajalnya,”

“huss,,, diem deh ngomong apa sih kamu Key. Keyla cinta itu tulus datangnya dari hati, aku menyayangi kamu sepenuh hatiku, aku gak peduli siapa kamu, kayak apapun keadaan kamu aku akan tetap sayang sama kamu, selama aku mengenal kamu, kamulah pelita hidupku Key, cinta gak hanya ketertarikan semata tapi cinta benar-benar melekat erat dalam jiwa. Key aku mencintaimu, sekalipun kamu tak mencintaiku aku akan tetap cinta sama kamu, kerena cintaku tak bersyarat pada kamu Key meskipun aku belum lama kenal sama kamu, bahkan bisa dibilang masih singkat waktu kita bertemu dan bersama tapi aku merasa sudah lama mengenalmu bahkan aku tak canggung saat bersama kamu, aku sangat bahagia bersama kamu, dan aku ingin selalu buat kamu bahagia.”

“aku gak bisa bertahan lebih lama lagi Dra, hanya rasa sakit yang aku rasakan sekarang, aku gak tahu berapa detik lagi aku dapat bertahan, andai saja aku punya sejuta nyawa untuk melawan rasa sakit ini, akan ku perjuangkan untuk kamu, maafkan aku Dra, aku tidak bisa membalas rasa sayang kamu meski aku begitu merasakannya juga. Dra maukah kamu berjanji padaku, berjanjilah kamu tidak akan pernah meneteskan air mata, aku mohon Dra, mungkin ini permintaan terakhirku.”

Aku semakin terpukul melihatnya terbaring lemah, Tuhan… jangan siksa dia dengan penyakit itu, betapa menderitanya dia.

“Andra… kamu jangan pergi yaa, aku mau tidur sebentar.” Ucapnya lirih dengan mata yang semakin sayup.

“iyaa… aku akan disini menemani kamu.”



***

Dalam senja yang sejuk segrombolan orang mengelilingi gundukan tanah merah dengan taburan bunga-bunga yang semerbak harumnya, sederetan doa di panjatkan untuk orang tersayang. Di pekarangan yang luas ini banyak orang yang istirahat selamanya menjalani hidupnya di dunia.

Tak akan di temui gemerlapan lampu duniawi, kehidupan surgawilah yang menjadi tujuan mereka sekarang. Matahari telah hampir terbenam dibalik gunung. Bernyala-nyala rupa mega diwarnai. Di lembah-lembah dan di lereng telah turun kekaburan senja, tetapi puncak-puncak yang mejulang kelangit merah membara turut menyanyikan laguan warna.

Di seluruh tanah yang hijau di kaki pegunungan ini, sunyi senyap seolah-olah ia tiada hendak mengusik ketentraman orang beristirahat dengan tenang disitu. Hanya kicauan burung emprit yang mengiringi kesunyian di rumah akhir manusia itu.

Kesedihan yang ku rasakan selama seminggu terakhir ini tak dapat  melepaskan bayangan Keyla di mata ini. Setiap kali ku panjatkan doa di atas gundukan tanah merah ini perih mata ini menahan paksaan air mata yang memberontak keluar. Aku tidak boleh meneteskannya di hadapan Keyla, karena aku sudah berjanji padanya saat ia terbaring di rumah sakit.

Keyla akan ku bawa kenangan bersamamu di setiap langkahku. Bersama denganmu ku akan belajar lebih tegar menghadapi hidup ini. Senyummu tak akan pernah aku lupakan, kerena bagiku dirimu hanya satu di hatiku. Aku akan melewati hariku dengan penuh keceriaan tanpa tangis dan keluhan seperti saat kamu menghadapi keganasan penyakit itu.

Selamat tinggal Keyla… semoga kamu senantiasa bahagia dan tersenyumlah disisi-Nya.

Akukan selalu mendoakan dirimu disini, dan senantiasa menepati janjiku kepadamu.

Diseluruh tanah pegunungan itu malam telah mulai menyiratkan gelapnya. Mega hanya tinggal keabu-abuan dan disana-sini masih tampak kekabur-kaburan warna ungu lembayun, laksana jejak cahaya matahari yang telah turun dibalik gunung perkasa yang biru hitam rupanya. Dilangit bertambah banyak kelihatan bintang kemilau mengerlip memandang dunia.

Ku menatap duniaku di depan mata

Dengan senyuman dan kenangan..

Dunia kita tepisah jauh..

Tak ada lagi canda tawamu..

Harapan pupus terbawa hembusan angin..

Senyuman indah itu gugur bersama dengan daun-daun di musim kemarau..

Tak ada lagi pelita hidup yang ku idamkan..

Sang pujaan telah berpulang kehadapan Ilahi..

Suatu saat nanti ku akan menemani mu disisi-Nya..

Untuk menyelesaikan cerita cinta yang tertunda…

Air mata dibalik senyuman… ( in memory 05-05-08 )
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 06.25

Cerpen Cinta - Cintaku Berawal Dari Gramedia

Namaku dewi, aku duduk dikelas 1 SMK disalah satu kota Cirebon.

Awal cerita......................................................................................................

Hari ini hari minggu, waktunya aku untuk bermalas-malasan.

Tiba-tiba saja handphone ku berdering, kulihat hani memanggil (hani itu teman sekelasku sekaligus sahabatku dari kecil). Aku segera menekan tombol terima.

“hallo.. ada apa han? Hari minggu gini tumben telepon?”.tanyaku.

“hallo dew.. maaf ya ganggu. Kamu mau gak temenin aku ke mall sekarang?”.jawab hani di seberang sana.

“memang kamu mau ngpain?”.tanyaku lagi heran.

“ada aja, sekarang aku jemput kamu ya.. kamu dandan yang cantik. Byee”.tanpa permisi hani langsung saja menutup telepon.

Aku sedikit dongkol karna ulahnya, dengan sedikit malas aku dandan sesuai permintaan sahabatku ini.


Selang beberapa menit hani sudah berada didepan rumahku. Akupun segera menghampirinya.

“udah siap dew?”.tanyanya

“udah”.jawabku singkat.

“yaudah yu jalan”. Hani menarik tanganku, akupun hanya pasrah saja melihat tingkah aneh sahabatku itu.


Sesampainya di mall hani mengajakku menuju gramedia salahsatu tempat favoritku karna aku senang membaca. Tepatnya membaca novel percintaan J

Disitulah aku mulai senang dan tidak BT lagi.

“hmmmmmm kirain mau ngpain, ternyata kamu ngajakin aku kesini toh. Kalau kesini aku juga mau han. Memang kamu mau beli novel? majalah? Artikel? atau apaan?”. Tanyaku panjang lebar tanpa ada koma sedikitpun.

“duh cerewet, kamu tunggu disini sebentar aja aku lagi nyari orang nih”.ucap hani yang tampaknya bingung mencari-cari seseorang diantara kerumunan orang.

Dan aku tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk membaca novel gratis disini.

Sedang asik-asiknya aku membaca novel favoritku, tiba-tiba ada seorang cowo mendekatiku. Jelas saja aku merasa terganggu.

“hai..”. sapa cowo yang sama sekali aku tidak mengenalinya.

“hai.. ada apa ya?kamu siapa?aku ga kenal sama kamu”.ucapku sambil terus membaca novel yang aku baca.

“kamu dewi kan?”.tanyanya.

“iya.. kamu tau dari mana namaku?”.ucapku lagi tanpa melihat sedikitpun wajahnya,karna aku tidak peduli.

“kenalin, namaku panji. kamu temannya hani kan?”.tanyanya

Mendengar nama hani, sontak saja aku teringat dengan sahabatku itu. “dia pasti mencariku, astaga aku sampai lupa karna asiknya membaca novel”.gumamku dalam hati.

“kamu tau gak hani dimana? Aku lupa kalau tadi bareng dia kesini. Dia suruh aku buat tunggu sebentar karna dia sedang mencari seseorang, tapi aku begitu saja beranjak tanpa memperdulikan perkataannya”. Wajahku sontak berubah menjadi panik.

Panji hanya tersenyum mendengar perkataanku. Entah aku tak mengerti apa maksudnya.

“ko senyum-senyum sih?aku kan tanya sama kamu, jawab dong..”.ucapku sedikit kesal.

“kamu gak perlu panik gitu, hani sudah pulang dari tadi. Dia bawa kamu kesini karna aku yang suruh. Aku sudah lama memperhatikan kamu tiap kali kamu kerumah hani karna rumahku dan hani berdekatan”.ucapnya dengan tersenyum-senyum.

Aku sedikit kesal dengan hani karna seenaknya saja dia mempertemukan aku dengan cowo yang aku gak kenal sama sekali.”awas saja kamu han”.gumamku dalam hati.

“ko diem?”.dia melanjutkan pembicaraannya.

“hmmmm gak apa-apa ko”.

Itulah awal pertemuan aku dengan panji.



                                                                                                                                  

Pagi harinya aku segera menemui hani disekolah.

Kulihat hani sudah berada dikelas, aku langsung mendekatinya.

“heh..”. ku mengawali pembicaraan dengan nada yang sedikit kesal.

“apa? Gimana kemaren?”.jawab dia dengan santainya.

“kamu itu han kurang kerjaan banget sih! Kenapa kamu gak bilang dari awal kalau kamu itu mau ketemuin aku sama teman kamu?”.tanyaku sedikit dongkol.

“sorry sorry, abis kalau gak gitu caranya kamu gak bakal mau dew”.

“hmmmmmmmm”.

“ko hmmmmm? gimana?”.tanyanya penasaran.

“ya gak gimana-gimana”.jawabku singkat.

“panji itu sudah lama memperhatikan kamu, dia tiap hari kerumahku untuk mencari tau tentang kamu dew”.dia bercerita panjang lebar dan aku hanya diam membisu tanpa sedikit berkomentar.

“malah diem jeh.. jadi kamu mau gak dekat dengan dia?”.tanya nya lagi.

“gak tau aku malas kenal-kenalan kaya gitu..”.jawabku

“dicoba apa salahnya sih dew, lagipula dia orangnya baik ko”.hani mencoba meyakinkan ku.

“lihat ntar aja deh”.jawabku dengan sedikit malas, karna aku masih sedikit dongkol dengan ulahnya kemaren.

                                                                        ‘’

Teeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet teeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet

Bel pulang berbunyi, semua siswa-siswi berhamburan keluar kelas tak ketinggalan aku dan hani.

“dew, kerumahku yu aku ga ada teman nih dirumah, orang rumah lagi ke bandung nengok nenekku sakit. Plies..”.hani memohon.

“iyaa”.jawabku singkat.

Kami berduapun bergegas menuju rumah hani.

Sesampainya dirumah hani kulihat ada seorang cowo yang tak asing lagi, nampaknya aku pernah melihat sosoknya tapi entahlah dimana aku lupa.

“kok melamun?ayo masuk”.hani membuyarkan lamunanku.

“hai dew, akhirnya kita bisa ketemu lagi..”.sapa cowo yang sampai sekarangpun aku belum sadar siapa dia sebenarnya.

“hai juga..sepertinya aku pernah melihat kamu. Tapi dimana yaaaa aku lupa”.aku mencoba mengingat-ingat.

“aku panji..masa kamu lupa sih baru aja kemaren kita ketemu di gramedia”.panji mengingatkan.

“ooooooooooooo iyaiya ku baru ingat”.

“ntar besok pulang sekolah ke gramedia yuu”.ajak panji

Dalam hatiku, aku senang dia mengajakku ke gramedia karna itu memang tempat favoritku. Tapi, aku belum mengenal dia sebenarnya.

“gimana?”.tanyanya.

“yaudah deh aku mau, tapi ajak hani juga ya..”.pintaku padanya.

“sorry dew besok aku gak bisa..aku disuruh kerumah tanteku. Kamu bedua aja gih.”jawab hani yang rupa-rupanya sengaja agar aku dan panji menjadi dekat.

“iya udah deh”.akhirnya aku mengiyakannya.

“yaudah ntar pulang sekolah aku jemput ya dew”.sambung panji.

“iyaa..”.jawabku.



                                                                                                                                              

Malam harinya aku selalu teringat pada sosok panji.

Aku teringat akan awal pertemuan kami. Pertemuan yang tidak pernah ku duga sebelumnya. Aku suka cowo yang gemar membaca karna aku sendiri gemar membaca.

Aku harap panji cowo seperti apa yang aku inginkan.

Kulihat jam menunjukkan pukul 22:00 wib, aku segera beranjak untuk tidur karna tidak biasanya aku tidur larut malam seperti ini.



                                                                        ‘’

Sinar matahari terik membangunkanku dari tidur.

Aku segera bangun untuk mandi. Hari ini entah mengapa rasanya aku sangat semangat tuk menuju sekolah.

Ya.........mungkin karna hari ini aku akan diajak ke gramedia oleh seseorang..atau justru aku sedang jatuh cinta pada seseorang yang mengajakku ke tempat itu...entahlah biar waktu yang menjawab semuanya.



Setibanya disekolah aku langsung menemui hani yang sudah berada dikelas.

“pagi haniku sayang....”.sapaku dengan wajah berseri-seri.

“pagi juga...tumben banget kamu menyapaku seperti itu”.tanya hani bingung.

“emang gak boleh?gak tau nih hari ini rasanya aku mau menyapa kamu dengan lembut aja”.jawabku.

“hmmmmmm coba aku tebak..kamu lagi jatuh cinta ya?”.hani menyelidiki.

“mau tau ajaaaaaaa”.jawabku sedikit centil.



                                                                        ‘’





Teeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet teeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet

Bel pulang berbunyi.....

“han aku duluan ya..panji udah nunggu didepan nih”.ucapku pada hani yg masih membereskan buku.

“iyaa good luck yaaa”.jawabnya

“iyaa.. byee”.

“byeee”.

Akupun segera menemui panji didepan sekolah.

Kulihat panji sedang mencari-cari sosokku di kerumunan banyak orang.

“hai.. aku disini”.ku lambaikan tanganku agar panji melihatku.

“hai.. ayo cepat berangkat, aku mau nyari novel terbaru nih takut kehabisan”.ucapnya dengan nada terburu-buru.

“iya.. kamu suka novel juga?”. Ucapku girang karna akhirnya harapanku terwujud, ternyata dia juga gemar membaca.

“iya sayang....”.ucap panji.

Teg... jantungku berdebar mendengar perkataannya karna baru kali ini ada cowo yang manggil aku sayang . Dan entah mengapa aku senang mendengarnya.

Ya tuhan.......... baru aku merasakan seperti ini. Apakah aku memang sedang jatuh cinta pada sosok cowo yang sedang bersamaku ini?????

“dewi..udah sampe nih”.ucapan panji membuyarkan lamunanku.

“eeeeh iya..”.jawabku sedikit gemetar.

“ayo ikut aku mencari novel”.ajak panji sambil menggandeng tanganku.

“iya..”.ucapku gugup.



Setelah beberapa menit mencari-cari, akhirmya dia menemukan novel yang dicarinya.

“alhamdulillah, ternyata masih ada novelnya”.ucapnya merasa senang.

Kulihat novel itu berjudul “ CINTAKU BERAWAL DARI GRAMEDIA”.

“Lucu juga judulnya..kubaca sekali lagi judulnya: “ CINTAKU BERAWAL DARI GRAMEDIA”. Judul itu mengingatkanku akan kejadian waktu itu karna berawal dari gramedia lah aku bertemu dengannya”. Gumamku dalam hati.

Setelah membayarnya dikasir, dia mengajakku ke taman yang tidak jauh dari mall.

“dewi..”.ucapnya sambil memegang tanganku.

“iyaa kenapa?”.jawabku semakin gugup.

“dari awal aku melihatmu aku sudah jatuh hati padamu dewi..kamu tau mengapa aku setengah mati mencari novel ini? (sambil menunjukkan novel yang baru dia beli)

Kamu ingat kan waktu kita bertemu di gramedia? Aku tidak sengaja melihat novel itu dan aku ingin membelinya karna judul itu pas banget seperti kisahku padamu. Tapi sayang saat itu aku lupa membawa dompet. Akhirnya baru bisa beli sekarang deh..”.ceritanya panjang lebar.

“terus???”.jawabku singkat.

“terus.......... novel ini buat kamu.. dan aku mau novel ini menjadi saksi kisah cinta kita.

kamu mau kan?”.dia menyatakan perasaannya padaku.

Teg........................perasaanku menjadi tak karuan mendengar kata-katanya.

“Dari dulu aku memang mengidamkan sosok cowo sepertinya, dan tak ada alasan lagi aku tuk menolaknya”.gumamku dalam hati.

“gimana wi?”.ucapnya lagi.

“aku mau”.jawabku cepat.

“makasih ya sayang..aku sungguh bahagia mendengarnya”.ucapnya sambil memelukku.

“iya sama-sama sayang”.

To Be Continue ..........

Cerpen cinta karya Kariyah Nooraeni
email : nooraeni.kariyah00@gmail.com

Demikian cerpen cinta kali ini, jangan lupa untuk membaca cerpen lucu dan cerpen persahabatan lainnya di blog ini.

artikel terkait :
cerpen cinta - memang iya
cerpen cinta - menemukanmu
cerpen cinta - 1my boyfriend
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 02.34

Cerpen Cinta - Menemukanmu

"MENEMUKANMU"
Oleh : Veronika Marsudiati

Aku lemah,.
Aku lelah.,
Aku tak sanggup untuk bertahan,.
Mengharap hal tak pasti.,
bagiku ia masa lalu
Aku tak mau berlarut dalam kesedihan.,
Sampai akhirnya.,
Aku mengenalmu.,
Menyukaimu.,
Menyayangimu dan.,
Akhirnya aku "MENCINTAIMU"
Hembusan anginyang selalu hadir.,
Hadir tuk sampaikan.,
Rasa rindu akan hadirmu.,
Bulan tersenyum saat aku tau.,
Kau disana juga merindukanku.,
Bintang bersinar seakan.,
Menghantarkan ku tuk bersamamu.,
Menemanimu dalam gelapnya malam.,
Sayang.,.,,,,.,
Tuntun aku ketika aku terjatuh.,
Terluka.,
Sakit dan,.
Ketika aku menangis.,
Aku berharap kau selalu ada di sampingku.,
menemaniku saat aku dalam kondisi apapun.,
Sayang.,.,.,.,.
Aku tak sempurna namun kasihku sempurna.,.
Sayangi aku dengan Tulus.,.
Setulus aku menyayangimu.,
Jangan buat aku pelampiasanmu.,.
"Karena Aku Mencintaimu"

Cerpen cinta ini adalah karya Veronika Marsudiati
email : lempereuy@ymail.com

artikel terkait :
cerpen cinta - 1my boyfriend
cerpen cinta - janji terakhir
cerpen cinta - aku pasti kembali
cerpen cinta - pergilah kau
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 03.03

Cerpen Cinta - 1my Boyfriend

1My Boyfriend                                     
Oleh:Eka Viva R

Pertemuan pertama ku dengan dia adalah di Kahuripan Nirwana.Saat itu aku mau berangkat les dengan salah satu sahabat ku.Tapi karena aku berangkat nya labih awal jadi aku memutuskan untuk jalan2 ke kahuripan.Aku berhenti sebentar karena capek menyetir dan aku menyisir rambut ku sejenak karena terlalu berantakan.Tiba2 ada 2 orang cowok yang menghampiri kami dan meminta nomor HP kami.Karena sahabat ku sudah mempunyai cowok akhirnya dia meminta nomor HP ku.

Sebenarnya aku gak mau ngasih nomor HP ku karna aku takut sama dia.Wajahnya yang membuatku takut apa lagi temen dia yang memakai tindik.Tapi aku berfikir lagi karena belum tentu dia jahat.Akhirnya aku memberikan nomerku ke dia.Setelah itu berterima kasih padaku.Dan kami segera berangkat les karena sudah telat.

Tak lama kemudian setelah aku sampai di tempat les,aku menerima SMS dari nomor yang tak aku kenal.Aku pun membuka sms itu dn membacanya.

1 pesan baru

Dari:089665026***
Sore

Replay
Ke:089665026***
Juga,
Ini siapa ya...?!

Dari :089665026***
Aku anak yang tadi minta nomor kamu di kahuripan

Kepada :089665026***
Iya siapa nama kamu?

Dari :089665026***
Aku Yusuf,
Kamu sendiri siapa?

Kepada :089665026***
Aku Yesinka

Dari :089665026***
Owh,kamu sekkolah dimana?

Kepada :089665026***
Aku sekolah di Spenido
Kalau kamu?

Dari :089665026***
Mana itu?
Aku sekolah di SMA PGRI 1 Sda

Kepada :089665026***
SMPN 1 skd,
Masak gak tau?

Dari :089665026***
Owh iya aku tau kok
Kamu kelas berapa?

Kepada :089665026***
Aku kelas 9,
Kamu...?!

Dari :089665026***
Aku kelas 11

Kepada :089665026***
Owh...

Sudah dulu ya aku mau les dulu nanti di lanjutin lagi

Dari :089665026***
Iya

Akhirnya aku melanjutkan les ku lagi dan setelah pulang les aku melanjutkan sms ku dengan dia lagi.Setelah 2 hari aku asyik mengobrol dengan dia dan saling tau sifat dari kita.Dia menyatakan perasaan nya kepada ku.Aku benar2 kaget dan gak percaya.Aku tak langsung menerimanya,karna aku takut dia menyakitiku.Aku meminta waktu ke dia untuk berfikir dan memutuskan.Dia memberiku waktu 1 hari untu berfikir dan memutuskan.

Esoknya,kami ketemuan di kahuripan dan aku pun memutuskan untuk menerimanya sebagai kekasihku.Sejak saat itu hari2 ku berubah karena kehadirannya di dalam kehidupan ku.Hari2 ku menjadi lebih cerah dan dia selalu membuatku tertawa bila aku berada di dekatnya.i kekasihku lama2 mereka menyetujui ku

Aku pun mengenalkannya pada sahabat2 ku.Memang pada awalnya mereka tak suka pada kekasih ku,tapi setetlah mereka tau sifat asli dari kekasihku lama2 mereka menyetujui hubungan ku dengan nya.Aku sangat senang karna kekasihku juga akrab banget sama sahabat2 ku.Dia tak pernah membeda-bedakan aku dengan sahabat2ku.

Aku beruntung bisa mendapatkan kekasih yang baik seperti dia.Aku akan selalu menjaga dan setia pada dia.Aku takkan membuatmu kecewa sayang.....

<....... sekian ........>

Cerpen  cinta ini ditulis oleh Eka Viva R 
email : yusufeka62@gmail.com

artikel terkait :
cerpen cinta - janji terakhir
cerpen cinta - aku pasti kembali
cerpen cinta - pergilah kau
cerpen cinta - waiting for you
Kumpulan Artikel
Kumpulan Artikel Updated at: 19.06